MEDAN, SUMUTPOS.CO – Rencana operasional angkutan dalam jaringan (daring) di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba sudah dipublikasikan. Terkait hal itu, Dinas Perhubungan Sumatera Utara meminta vendor atau penyedia layanan taksi online agar mengurus semua perizinan.
“Hal terpenting sebelum transportasi daring mulai beroperasi adalah mengurus segala bentuk perizinan. Kita ingin semuanya taat aturan. Karena pemerintah juga turut hadir untuk kelangsungan pelaku usaha transportasi di kawasan Danau Toba,” kata Kepala Bidang Angkutan Jalan Dishub Sumut, Iswar, kepada Sumut Pos, Rabu (20/3).
Sekarang ini, semua urusan perizinan melalui Dinas Penanaman Modal Pelayanan Perizinan Satu Pintu Sumut. Meski begitu pihaknya tetap akan memberikan rekomendasi teknis sebelum perizinan tersebut diterbitkan. Misalnya izin trayek. “Tapi jangankan urusan rekom teknis izin. Soalnya sosialisasi tentang wacana ini saja kami belum mendengar langsung,” katanya.
Mengenai batasan tarif bagi transportasi daring di KSPN Danau Toba, pihaknya menekankan agar penyedia layanan memahami ketentuan baru yang berlaku dalam PM 118/2018 tentang transportasi online. “Di aturan itu sangat jelas aturan mainnya. Kita harapkan ketentuan yang berlaku dapat dipatuhi,” katanya.
Iswar sebelumnya menyatakan, Pemprovsu menyambut baik rencana taksi online melayani kawasan Danau Toba. Namun tetap mengultimatum penyedia aplikasi agar tetap taat dengan aturan yang berlaku. Sehingga tidak ada gesekan maupun konflik yang terjadi.
“Pada prinsipnya pengembangan Danau Toba ini kan kita sangat serius. Kita mendukung semua multi moda yang ada di sana. Hal kedua tentang keberadaan taksi online, pada prinsipnya untuk memudahkan masyarakat. Kita sangat support untuk itu tetapi dengan catatan harus taat aturan,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, wisatawan dipastikan akan semakin mudah menjajal kawasan Danau Toba. Itu dikarenakan taksi online sudah mulai menggarap KSPN tersebut.
Executive Director Grab Indonesia, Ongki Kurniawan mengatakan, saat ini pihaknya sedang uji coba di Bandara Silangit, Kabupaten Tapanuli Utara. “Karena flight-nya belum banyak, yang penting sudah kita sediakan suplai. Bahkan kita sediakan di bandaranya dulu dari pada di kotanya,” ungkap Ongki Kurniawan saat ditemui di Medan, Senin (18/3).
Menurut dia, beroperasinya taksi online di kawasan danau terbesar se-Asia Tenggara itu akan meningkatkan kunjungan pariwisata. Dan akan menambah aksesibilitas yang menjadi syarat penting dari pariwisata. “Dengan adanya bandara, akan membangun demand untuk kotanya sendiri. Sangat positif untuk mendukung pariwisata Indonesia,” ungkapnya.
Terkait seringnya konflik horizontal menyusul kemunculan taksi online di daerah, khususnya dengan taksi-taksi konvensional atau milik pribadi, ia mengatakan akan bersifat merangkul. “Justru kita merangkul. Kami sadar bahwa ini semua bagaimana menciptakan ekosistem yang sehat,” tegasnya.
Sebelumnya, Kementerian Pariwisata telah merangkul vendor taksi online dengan co-branding Wonderful Indonesia. Danau Toba termasuk yang terus mengalami pengembangan.
Kementerian melalui Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) baru membangun nomadic tourism di kawasan Sibisa, Kabupaten Toba Samosir. Pembangunan Danau Toba dilakukan untuk mencapai target satu juta wisatawan. Masuknya transportasi online ke kawasan Danau Toba ini disambut baik oleh BPODT. Menurut Direktur Utama BPODT, Arie Prasetyo hadirnya transportasi online itu memecahkan masalah transportasi di sana.
“Kita menyambut rencana itu dengan baik. Karena memang salah satu kendala yang dirasakan saat ini adalah kurangnya transport last miles yang mengantarkan wisatawan ke tujuan mereka. Baik itu ke atraksi-atraksi maupun amenitas,” ujar Dirut BPODT Arie Prasetyo.
Selain taksol, saat ini Danau Toba juga memiliki Damri. Angkutan Damri menjadi shuttle bus yang melayani penumpang dari Bandara Silangit menuju sejumlah rute. “Seiring peningkatan jumlah wisatawan yang datang ke Danau Toba, maka hal ini akan sangat membantu,” pungkasnya. (prn)