Sementara itu, gambar perbedaan antara beras asli dan palsu yang selama ini ditunjukkan sebenarnya sama-sama beras asli. Budi menambahkan, ada kemungkinan beras sintetis yang disebut-sebut sebagai beras palsu itu sebenarnya adalah bahan makanan khas dari Italia, lasagna. Salah satu bahan lasagna dibuat dari tepung dan dibentuk seperti beras.
Agar bisa dikonsumsi, lasagna beras tersebut hanya perlu direbus dan ditiriskan. Namun, saat perebusan, lasagna itu belum matang. Pematangannya terjadi ketika ditiriskan selama beberapa waktu tertentu.
Untuk menghindari hal itu, orang-orang mencampur adonan tepung dengan kentang. ’’Karena kentang memiliki fiber yang bisa menyerap air sehingga langsung matang ketika direbus,’’ paparnya.
Menoleh ke belakang, sekitar 1969, Indonesia pernah mengalami kekurangan bahan pangan. Presiden Soekarno mencetuskan makanan alternatif yang disebut dengan beras TeKaD (ketela, kacang, dan djagung).
Bahan-bahan tersebut digiling seperti sosis, kemudian digilas dengan 2 rol menjadi pipih. ’’Setelah itu, dipotong kecil-kecil seperti beras tapi bentuknya gepeng, lalu dikeringkan,’’ ujarnya.
Berdasar beberapa fakta di atas, Budi meminta masyarakat agar tidak khawatir. Jika memang ada temuan, dia bersedia membantu penelitian di laboratorium miliknya. ’’Ambil saja sampelnya sedikit, nanti saya sendiri yang melakukan cek labnya,’’ katanya. (ant/c7/ayi)
Beras Plastik Hanya Isu? Ini Penjelasannya
Sementara itu, gambar perbedaan antara beras asli dan palsu yang selama ini ditunjukkan sebenarnya sama-sama beras asli. Budi menambahkan, ada kemungkinan beras sintetis yang disebut-sebut sebagai beras palsu itu sebenarnya adalah bahan makanan khas dari Italia, lasagna. Salah satu bahan lasagna dibuat dari tepung dan dibentuk seperti beras.
Agar bisa dikonsumsi, lasagna beras tersebut hanya perlu direbus dan ditiriskan. Namun, saat perebusan, lasagna itu belum matang. Pematangannya terjadi ketika ditiriskan selama beberapa waktu tertentu.
Untuk menghindari hal itu, orang-orang mencampur adonan tepung dengan kentang. ’’Karena kentang memiliki fiber yang bisa menyerap air sehingga langsung matang ketika direbus,’’ paparnya.
Menoleh ke belakang, sekitar 1969, Indonesia pernah mengalami kekurangan bahan pangan. Presiden Soekarno mencetuskan makanan alternatif yang disebut dengan beras TeKaD (ketela, kacang, dan djagung).
Bahan-bahan tersebut digiling seperti sosis, kemudian digilas dengan 2 rol menjadi pipih. ’’Setelah itu, dipotong kecil-kecil seperti beras tapi bentuknya gepeng, lalu dikeringkan,’’ ujarnya.
Berdasar beberapa fakta di atas, Budi meminta masyarakat agar tidak khawatir. Jika memang ada temuan, dia bersedia membantu penelitian di laboratorium miliknya. ’’Ambil saja sampelnya sedikit, nanti saya sendiri yang melakukan cek labnya,’’ katanya. (ant/c7/ayi)