26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Porang Raksasa Sibolga Kuasai Pasar Ekspor di Tiga Negara

SIBOLGA, SUMUTPOS.CO – Porang (Amorphophallus oncophyllus) yang banyak tumbuh liar di kawasan hutan di Sibolga, Tapanuli Tengah kini telah menjelma menjadi salah satu komoditas ekspor unggulan asal Sumatera Utara (Sumut) yang laris di tiga negara, yakni Cina, Thailand dan Vietnam.

Dari data pada sistem perkarantinaan IQFAST di Karantina Pertanian Belawan tercatat fasilitasi ekspor ke tiga negara selama periode semester I/2020 tercatat 362 ton dengan nilai barang Rp. 7,2 milyar. Sementara disepanjang ditahun 2019 hanya berhasil membukukan 8,8 ton dengan nilai barang Rp. 93 juta dan dengan tujuan ekspor Cina saja.

“Sinergisitas dengan berbagai pihak kita lakukan sejak tahun lalu, alhamdulilah telah menbuahkan hasil meningkatnya volumen dan tujuan negara ekspor untuk komoditas porang Sibolga ini,” kata Kepala Karantina Pertanian Belawan, Hasrul melalui keterangan tertulisnya, Selasa (23/6).

Menurut Hasrul, porang (Amorphophallus oncophyllus) biasa disebut Atturbung didaerahnya memiliki keunggulan bentuknya yang besar. Rata-rata memiliki berat hingga 50-100 kilogram dan inilah yang menjadi daya tarik bagi para importir asal tiga negara tersebut, ukurannya yang raksasa, imbuh Hasrul.

Para calon pembeli asal luar negeri saat melakukan kunjungan ke lahan petani porang di Sibolga juga mendapat pendampingan dari pejabat Karantina Pertanian Belawan. Hal ini guna memastikan seluruh persyaratan teknis dalam protokol ekspornya dapat dipenuhi nantinya.

“Kini setelah ekspor berjalan, komoditas raksasa ini sangat diminati industri pengolahan makanan dinegara tujuan, selain bentuknya yang besar juga karena memiliki serat yang tinggi dan kandungan glukomanannya hingga 45-50%,” tutur Hasrul.

Hilirasasi Produk Pertanian

Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil secara terpisah menyebutkan bahwa sejalan dengan Gratieks, gerakan tigakali lipat ekspor yang digagas oleh Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo, red), pihaknya selaku fasilitator pertanian di perdagangan internasional melakukan sinergisitas dengan berbagai pihak.
“Harapannya akan dapat bertumbuh ragam komoditas baru yang menjadi unggulan ekspor daerah dan menjadi sentra berbentuk kawasan,” kata Jamil.

Pengembangan kawasan dengan skema wanatani atau agrogorestri dapat menjadi pilihan untuk budidaya porang yang banyak tumbuh di area kehutanan. 
Juga untuk komoditas unggulan dari Tapanuli Tengah lainnya yang sudah masuk pasar ekspor seperti pinang, kayu manis dan kayu lapis, pengembangan dalam bentuk kawasan perlu terus didorong.

Hal ini untuk memudahkan dalam pengembangan pertanian skala industri. Agar dapat terjaga baik dalam jumlah produksi, mutu dan kontinuitasnga, sehingga sukses di pasar global, jelasnya
Saat ini Kementan terus membenahi iklim invetasi pertanian yakni dengan deregulasi dan penyediaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dapat dimanfaatkan pelaku usaha.

“Kedepan, jangan lagi porang ini kita ekspor dalam bentuk mentah. Agar bisa bernilai tambah dorong hilisasi agar ekspornya dalam bentuk ramen dan tepung, minimal setengah jadi,” tutup Jamil. (rel/ram)

SIBOLGA, SUMUTPOS.CO – Porang (Amorphophallus oncophyllus) yang banyak tumbuh liar di kawasan hutan di Sibolga, Tapanuli Tengah kini telah menjelma menjadi salah satu komoditas ekspor unggulan asal Sumatera Utara (Sumut) yang laris di tiga negara, yakni Cina, Thailand dan Vietnam.

Dari data pada sistem perkarantinaan IQFAST di Karantina Pertanian Belawan tercatat fasilitasi ekspor ke tiga negara selama periode semester I/2020 tercatat 362 ton dengan nilai barang Rp. 7,2 milyar. Sementara disepanjang ditahun 2019 hanya berhasil membukukan 8,8 ton dengan nilai barang Rp. 93 juta dan dengan tujuan ekspor Cina saja.

“Sinergisitas dengan berbagai pihak kita lakukan sejak tahun lalu, alhamdulilah telah menbuahkan hasil meningkatnya volumen dan tujuan negara ekspor untuk komoditas porang Sibolga ini,” kata Kepala Karantina Pertanian Belawan, Hasrul melalui keterangan tertulisnya, Selasa (23/6).

Menurut Hasrul, porang (Amorphophallus oncophyllus) biasa disebut Atturbung didaerahnya memiliki keunggulan bentuknya yang besar. Rata-rata memiliki berat hingga 50-100 kilogram dan inilah yang menjadi daya tarik bagi para importir asal tiga negara tersebut, ukurannya yang raksasa, imbuh Hasrul.

Para calon pembeli asal luar negeri saat melakukan kunjungan ke lahan petani porang di Sibolga juga mendapat pendampingan dari pejabat Karantina Pertanian Belawan. Hal ini guna memastikan seluruh persyaratan teknis dalam protokol ekspornya dapat dipenuhi nantinya.

“Kini setelah ekspor berjalan, komoditas raksasa ini sangat diminati industri pengolahan makanan dinegara tujuan, selain bentuknya yang besar juga karena memiliki serat yang tinggi dan kandungan glukomanannya hingga 45-50%,” tutur Hasrul.

Hilirasasi Produk Pertanian

Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil secara terpisah menyebutkan bahwa sejalan dengan Gratieks, gerakan tigakali lipat ekspor yang digagas oleh Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo, red), pihaknya selaku fasilitator pertanian di perdagangan internasional melakukan sinergisitas dengan berbagai pihak.
“Harapannya akan dapat bertumbuh ragam komoditas baru yang menjadi unggulan ekspor daerah dan menjadi sentra berbentuk kawasan,” kata Jamil.

Pengembangan kawasan dengan skema wanatani atau agrogorestri dapat menjadi pilihan untuk budidaya porang yang banyak tumbuh di area kehutanan. 
Juga untuk komoditas unggulan dari Tapanuli Tengah lainnya yang sudah masuk pasar ekspor seperti pinang, kayu manis dan kayu lapis, pengembangan dalam bentuk kawasan perlu terus didorong.

Hal ini untuk memudahkan dalam pengembangan pertanian skala industri. Agar dapat terjaga baik dalam jumlah produksi, mutu dan kontinuitasnga, sehingga sukses di pasar global, jelasnya
Saat ini Kementan terus membenahi iklim invetasi pertanian yakni dengan deregulasi dan penyediaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang dapat dimanfaatkan pelaku usaha.

“Kedepan, jangan lagi porang ini kita ekspor dalam bentuk mentah. Agar bisa bernilai tambah dorong hilisasi agar ekspornya dalam bentuk ramen dan tepung, minimal setengah jadi,” tutup Jamil. (rel/ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/