25 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Musim Penghujan, Harga Sayuran Terus Naik

MARELAN-  Intensitas curah hujan yang kian meningkat belakangan ini mengakibatkan harga jual sayur mayur terus mengalami kenaikan. Kenaikan harga komoditas itu  mencapai Rp500 hingga Rp1000 ditingkat pasar tradisional, Kamis (22/11) kemarin. Pantauan Sumut Pos di Pasar Tradisional Kecamatan Medan Marelan, komoditas sayuran yang mengalami kenaikan harga diantarannya bayam dari harga Rp1000 per ikat, kini naik menjadi Rp2.000 per ikatnya.

Disusul kangkung biasanya Rp500 per ikat, naik menjadi Rp1000 per ikatnya, dan daun ubi saat ini harganya Rp1000 per ikat dari sebelumnya Rp500 per ikat.

Salah seorang pedagang, Legimin (51) menuturkan, terjadinya lonjakan harga sayur mayur ini selain disebabkan minimnya hasil panen petani sayur, juga dikarenakan distribusi sayuran yang datang ke pasar tradisional mengalami keterlambatan akibat terjadinya banjir di beberapa daerah.
“Pasokan sayur yang masuk jumlahnya mulai sedikit, ini dikarenakan hasil panen menurun, karena banyak lahan-lahan tanaman sayuran petani terendam banjir akibat hujan. Disamping pengiriman juga mengalami keterlambatan,” ungkapnya.

Kondisi naiknya harga sayur mayur bukan jadi keuntungan untuk pedagang. Sebab, kenaikan ini membuat sejumlah pembeli yang biasanya rutin membeli, jadi mengurangi pembeliannya.

“Kalau harga naik kami juga panik. Sebab, kami harus beli mahal dari sananya, dan bingung ketika menjual kepada pedagang. Apa lagi pembeli, pasti pusing,” ucapnya.

Meski demikian lanjut dia, tidak semua harga kebutuhan sayuran dipasaran mengalami kenaikan. Seperti cabai misalnya justru mengalami penurunan dari sebelumnya Rp20.000 per kilogram, kini turun menjadi Rp8000 per kg dan tomat dari harga sebelumnya Rp5000 per kg, turun menjadi Rp2500 per kg. “Kalau cabai, bawang tomat dan buncis justru harganya turun, ini dikarenakan masih banyak pasokan di tingkat pedagang,” akunya. Kenaikan harga sayur mayur ini juga dikeluhkan para ibu rumah tangga. Sebab, dengan kebutuhan sehari-hari yang sudah tinggi, dengan terjadinya kenaikan harga sayuran ini membuat pengeluaran warga untuk kebutuhan konsumsi semakin membengkak. “Bingungnya ya seperti ini, sudah sebulan ini pengeluaran terus membengkak, belum lagi buat kebutuhan biaya sekolah anak,” keluh Farida ibu beranak lima ini. (mag-17)

MARELAN-  Intensitas curah hujan yang kian meningkat belakangan ini mengakibatkan harga jual sayur mayur terus mengalami kenaikan. Kenaikan harga komoditas itu  mencapai Rp500 hingga Rp1000 ditingkat pasar tradisional, Kamis (22/11) kemarin. Pantauan Sumut Pos di Pasar Tradisional Kecamatan Medan Marelan, komoditas sayuran yang mengalami kenaikan harga diantarannya bayam dari harga Rp1000 per ikat, kini naik menjadi Rp2.000 per ikatnya.

Disusul kangkung biasanya Rp500 per ikat, naik menjadi Rp1000 per ikatnya, dan daun ubi saat ini harganya Rp1000 per ikat dari sebelumnya Rp500 per ikat.

Salah seorang pedagang, Legimin (51) menuturkan, terjadinya lonjakan harga sayur mayur ini selain disebabkan minimnya hasil panen petani sayur, juga dikarenakan distribusi sayuran yang datang ke pasar tradisional mengalami keterlambatan akibat terjadinya banjir di beberapa daerah.
“Pasokan sayur yang masuk jumlahnya mulai sedikit, ini dikarenakan hasil panen menurun, karena banyak lahan-lahan tanaman sayuran petani terendam banjir akibat hujan. Disamping pengiriman juga mengalami keterlambatan,” ungkapnya.

Kondisi naiknya harga sayur mayur bukan jadi keuntungan untuk pedagang. Sebab, kenaikan ini membuat sejumlah pembeli yang biasanya rutin membeli, jadi mengurangi pembeliannya.

“Kalau harga naik kami juga panik. Sebab, kami harus beli mahal dari sananya, dan bingung ketika menjual kepada pedagang. Apa lagi pembeli, pasti pusing,” ucapnya.

Meski demikian lanjut dia, tidak semua harga kebutuhan sayuran dipasaran mengalami kenaikan. Seperti cabai misalnya justru mengalami penurunan dari sebelumnya Rp20.000 per kilogram, kini turun menjadi Rp8000 per kg dan tomat dari harga sebelumnya Rp5000 per kg, turun menjadi Rp2500 per kg. “Kalau cabai, bawang tomat dan buncis justru harganya turun, ini dikarenakan masih banyak pasokan di tingkat pedagang,” akunya. Kenaikan harga sayur mayur ini juga dikeluhkan para ibu rumah tangga. Sebab, dengan kebutuhan sehari-hari yang sudah tinggi, dengan terjadinya kenaikan harga sayuran ini membuat pengeluaran warga untuk kebutuhan konsumsi semakin membengkak. “Bingungnya ya seperti ini, sudah sebulan ini pengeluaran terus membengkak, belum lagi buat kebutuhan biaya sekolah anak,” keluh Farida ibu beranak lima ini. (mag-17)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/