JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Nasib PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) hingga saat ini masih belum jelas. Rencana pemerintah untuk memperjuangkan Merpati agar terus mengudara belum menunjukkan perkembangan.
Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Keuangan (Kemenkeu) justru mengisyaratkan maskapai pelat merah itu lebih baik ditutup. Hal itu diungkap Menteri BUMN Dahlan Iskan saat ditanya mengenai perkembangan Merpati.
“Dari staf saya di Kementerian Keuangan mengisyaratkan, anginnya di sana (Menkeu), kenapa tidak ditutup saja,” kata Dahlan usai Rapim BUMN di kantornya, Jakarta, Kamis (24/7).
Kendati begitu, Dahlan masih akan meminta keterangan lebih lanjut kepada pihak Kemenkeu, apa maksud dari isyarat tersebut. “Apakah konversi utang tersebut tidak disetujui atau bagaimana?” seru mantan Dirut PLN ini.
Lebih lanjut dikatakan Dahlan, bila memang konversi utang tidak disetujui oleh Kemenkeu, maka tidak ada pilihan lain, selain menutup maskapai yang kini berutang Rp 7,9 triliun ini. “Ya memang tidak ada jalan keluar lagi (selain Merpati ditutup-red),” tutur dia.
Dahlan juga mengingatkan untuk kembali menerbangkan Merpati, setidaknya ada tiga jalan yang harus ditempuh, yaitu kuasi reorganisasi, konversi utang dan kerjasama operasi (KSO).
“Nah tiga cara itu saya nggak bisa lakukan sendiri, harus ada Kemenkeu di situ karena menyangkut anggaran negara,” tegas pria berkacamata ini. (chi/jpnn)
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Nasib PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) hingga saat ini masih belum jelas. Rencana pemerintah untuk memperjuangkan Merpati agar terus mengudara belum menunjukkan perkembangan.
Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Keuangan (Kemenkeu) justru mengisyaratkan maskapai pelat merah itu lebih baik ditutup. Hal itu diungkap Menteri BUMN Dahlan Iskan saat ditanya mengenai perkembangan Merpati.
“Dari staf saya di Kementerian Keuangan mengisyaratkan, anginnya di sana (Menkeu), kenapa tidak ditutup saja,” kata Dahlan usai Rapim BUMN di kantornya, Jakarta, Kamis (24/7).
Kendati begitu, Dahlan masih akan meminta keterangan lebih lanjut kepada pihak Kemenkeu, apa maksud dari isyarat tersebut. “Apakah konversi utang tersebut tidak disetujui atau bagaimana?” seru mantan Dirut PLN ini.
Lebih lanjut dikatakan Dahlan, bila memang konversi utang tidak disetujui oleh Kemenkeu, maka tidak ada pilihan lain, selain menutup maskapai yang kini berutang Rp 7,9 triliun ini. “Ya memang tidak ada jalan keluar lagi (selain Merpati ditutup-red),” tutur dia.
Dahlan juga mengingatkan untuk kembali menerbangkan Merpati, setidaknya ada tiga jalan yang harus ditempuh, yaitu kuasi reorganisasi, konversi utang dan kerjasama operasi (KSO).
“Nah tiga cara itu saya nggak bisa lakukan sendiri, harus ada Kemenkeu di situ karena menyangkut anggaran negara,” tegas pria berkacamata ini. (chi/jpnn)