32.8 C
Medan
Friday, May 31, 2024

Modal Pengembangan Pertanian Mandiri

BAGUS SYAHPUTRA/Sumut Pos
BERSAMA: Ketua Divisi Pengembangan Ekonomi BI Sumut, Demina Sitepu berfoto bersama Kabid Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Kabupaten Dairi saat Pashing Out klaster bawang merah di Kabupaten Dairi, Kamis (20/9).

Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumut mengakhiri binaan (phasing out) petani binaan Kelompok Tunas Muda di Desa Silalahi, Kabupaten Dairi, Kamis (20/9). Pembinaan yang sudah berlangsung selama 4 tahun diharapkan mampu diterapkan oleh petani secara mandiri.

Kepala Divisi Pengembangan Ekonomi BI Sumut, Demina Sitepu mengatakan pembinaan ini diberikan kepada kluster bawang merah.

“Pembinaan selama 4 tahun, kepada klaster kita telah memberikan bantuan teknis seperti pelatihan dan demplot budidaya bawang merah, pengujian kesuburan tanah, pelatihan pembuatan Mikro Organisms Lokal (MOL), penguatan kelembagaan kelompok, pengendalian OPT bawang merah sampai dengan pengolahan pupun organik dan sertifikasi penangkar bawang merah,” kata Demina.

Demina menjelaskan Pashing Out ini bertujuan untuk mengakhiri aktivitas intensif pembinaan yang dilakukan Bank Indonesia dan menyerahkan kepada dinas terkait di Kabupaten Dairi untuk pengelolahan lebih lanjut.

“Walau sudah kita lakukan Pashing Out namun Bank Indonesia akan terus memonitoring keberlangsungan para petani bawang merah Kelompok Tunas Muda dalam pengelolahan usaha secara produktif bawang merah,” jelas Demina.

Melalui program ini, Demina mengharapkan capai dilakukan BI bisa menjadi contoh atau modal untuk pengembangan pertanian bagi kelompok tani dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dairi. Ia meminta kepada Dinas Pertanian Kabupaten Dairi untuk terus melakukan pendampingan kepada kelompok tani tersebut.

Apa lagi, Demina menilai pengembangan komoditas bawang merah di wilayah dan kelompok lain yang dinilai potensial. Selain itu, Kabupaten Dairi menjadi satu sentra atau penghasil bawang merah terbesar di wilayah Sumatera Utara.

“Tentu ini akan menjadi peluang yang baik, karena bawang merah menjadi pengaruh terhadap laju inflasi,” tandasnya.

Sementara itu, Kabid Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Kabupaten Dairi, Resmina Siska Tampubolon mengatakan pihaknya akan tetap melakukan pembinaan dan monitoring terhadap pengembangan bawang merah di Desa Silalahi. Upaya pemberian dukungan juga telah dilakukan melalui pemberian bantuan dalam bentuk bibit bawang merah, pupuk, obat-obatan serta sosialisasi mengenai cara penanganan pascapanen dan bertanam.

“Di Kecamatan Silalahi Sabungan ini, ada lebih dari 25 Poktan yang menanam bawang. Kendalanya memang terdapat pada hama penyakit yang menyebabkan Poktan kita mengalami gagal panen. Untuk mengantisipasi hal ini, kita menempatkan pengamat hama penyakit tanaman agar membantu Poktan kita yang mengalami gagal panen,” tutur Resmina.

Resmina mengucapkan terima kasih atas apa dilakukan BI selama 4 tahun tersebut. Ia berharap Poktan Tunas Muda dapat memanfaatkan bantuan tersebut secara maksimal dan budidaya bawang merah di daerah tersebut bisa lebih berkembang lagi.

Sedangkan, Ketua Kelompok Tani Tunas Muda, Tomy Silalahi bahwa para petani berharap kedepan Bank Indonesia terus memberikan dorongan dan dukungan kepada para petani Binaannya.

“Agar kedepan, kami para petani bisa terus melakukan pengelolahan dan pengembangan usaha produktif bawang merah secara baik dan mendapatkan hasil panen yang maksimal,” sebutnya. (gus/ram)

BAGUS SYAHPUTRA/Sumut Pos
BERSAMA: Ketua Divisi Pengembangan Ekonomi BI Sumut, Demina Sitepu berfoto bersama Kabid Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Kabupaten Dairi saat Pashing Out klaster bawang merah di Kabupaten Dairi, Kamis (20/9).

Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sumut mengakhiri binaan (phasing out) petani binaan Kelompok Tunas Muda di Desa Silalahi, Kabupaten Dairi, Kamis (20/9). Pembinaan yang sudah berlangsung selama 4 tahun diharapkan mampu diterapkan oleh petani secara mandiri.

Kepala Divisi Pengembangan Ekonomi BI Sumut, Demina Sitepu mengatakan pembinaan ini diberikan kepada kluster bawang merah.

“Pembinaan selama 4 tahun, kepada klaster kita telah memberikan bantuan teknis seperti pelatihan dan demplot budidaya bawang merah, pengujian kesuburan tanah, pelatihan pembuatan Mikro Organisms Lokal (MOL), penguatan kelembagaan kelompok, pengendalian OPT bawang merah sampai dengan pengolahan pupun organik dan sertifikasi penangkar bawang merah,” kata Demina.

Demina menjelaskan Pashing Out ini bertujuan untuk mengakhiri aktivitas intensif pembinaan yang dilakukan Bank Indonesia dan menyerahkan kepada dinas terkait di Kabupaten Dairi untuk pengelolahan lebih lanjut.

“Walau sudah kita lakukan Pashing Out namun Bank Indonesia akan terus memonitoring keberlangsungan para petani bawang merah Kelompok Tunas Muda dalam pengelolahan usaha secara produktif bawang merah,” jelas Demina.

Melalui program ini, Demina mengharapkan capai dilakukan BI bisa menjadi contoh atau modal untuk pengembangan pertanian bagi kelompok tani dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dairi. Ia meminta kepada Dinas Pertanian Kabupaten Dairi untuk terus melakukan pendampingan kepada kelompok tani tersebut.

Apa lagi, Demina menilai pengembangan komoditas bawang merah di wilayah dan kelompok lain yang dinilai potensial. Selain itu, Kabupaten Dairi menjadi satu sentra atau penghasil bawang merah terbesar di wilayah Sumatera Utara.

“Tentu ini akan menjadi peluang yang baik, karena bawang merah menjadi pengaruh terhadap laju inflasi,” tandasnya.

Sementara itu, Kabid Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Kabupaten Dairi, Resmina Siska Tampubolon mengatakan pihaknya akan tetap melakukan pembinaan dan monitoring terhadap pengembangan bawang merah di Desa Silalahi. Upaya pemberian dukungan juga telah dilakukan melalui pemberian bantuan dalam bentuk bibit bawang merah, pupuk, obat-obatan serta sosialisasi mengenai cara penanganan pascapanen dan bertanam.

“Di Kecamatan Silalahi Sabungan ini, ada lebih dari 25 Poktan yang menanam bawang. Kendalanya memang terdapat pada hama penyakit yang menyebabkan Poktan kita mengalami gagal panen. Untuk mengantisipasi hal ini, kita menempatkan pengamat hama penyakit tanaman agar membantu Poktan kita yang mengalami gagal panen,” tutur Resmina.

Resmina mengucapkan terima kasih atas apa dilakukan BI selama 4 tahun tersebut. Ia berharap Poktan Tunas Muda dapat memanfaatkan bantuan tersebut secara maksimal dan budidaya bawang merah di daerah tersebut bisa lebih berkembang lagi.

Sedangkan, Ketua Kelompok Tani Tunas Muda, Tomy Silalahi bahwa para petani berharap kedepan Bank Indonesia terus memberikan dorongan dan dukungan kepada para petani Binaannya.

“Agar kedepan, kami para petani bisa terus melakukan pengelolahan dan pengembangan usaha produktif bawang merah secara baik dan mendapatkan hasil panen yang maksimal,” sebutnya. (gus/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/