31.7 C
Medan
Sunday, April 28, 2024

H Debi Masri, Jalankan Bisnis Hotel dengan Hati

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hotel Madani yang terletak di Jalan Sisingamangaraja Medan merupakan ‘Hati’ seorang Dr H Debi Masri SE MAP. Bagaimana tidak, H Debi Masri melihat dan terjun langsung dalam pengembangan Hotel Madani, mulai dari pembangunan, hingga jatuh bangunnya bisnis perhotelan yang menerapkan konsep syariah ini.

Sejak tahun 2007, H Debi Masri sudah terjun ke dunia perhotelan. Hingga akhirnya, sang ayah, Almarhum Masri Nur mempercayakan dirinya untuk mengelola Hotel Madani.

“Saya sudah terjun keperhotelan pada tahun 2007, langsung dipercayakan oleh Ayah untuk mengurus Hotel Madani,” terang Debi.

Berbagai tekanan dalam menjalankan bisnis sudah dirasakan oleh suami dari Nurkhadijah ini, terutama saat pembangunan dan menuju launching hotel. Persiapan harus matang karena mengundang orang nomor 1 di Kota Medan saat itu. Apalagi, H Debi Masri saat itu belum terlalu menguasai manajemen perhotelan, menginggat dirinya baru saja menyelesaikan pendidikan jenjang S1 pada tahun 2006.

“Minim pengalaman, dan tekanan yang terus datang tidak membuat saya mundur. Saya terus berkonsultasi dengan ayah. Hotel Madani saat itu diresmikan oleh Wali Kota Medan, Abdillah,” ujarnya.

Perlahan tapi pasti, Hotel Madani mulai dikenal oleh masyarakat. Letak yang strategis dan mengangkat konsep syariah membuat hotel ini menjadi pilihan bagi wisatawan. Bukan itu saja, karyawan yang hangat dan ramah, serta kamar hotel yang bersih membuat Hotel Madani memiliki nilai lebih.

Seperti bisnis pada umumnya, Hotel Madani juga memiliki pangsa pasar sendiri. Untuk menggaet pasar tersebut, Debi Masri membuat konsep syariah. Walaupun begitu, penawaran berupa promo harga menginap juga diterapkan untuk memanjakan pelanggan tetap dan menarik pelanggan baru.

“Kita di sini memberikan penawaran-penawaran promo di harga agar tetap diminati masyarakat yang ingin menginap di hotel kita. Apalagi, kawasan Hotel Madani dikenal sebagai berdirinya berbagai hotel dengan berbagai tipe,” jelasnya Debi Masri yang merupakan anak kelima dari 7 bersaudara ini.

Menurut Debi, seperti masyarakat tahu bahwa Hotel Madani merupakan Hotel Syariah yang ada di Medan. Dengan mengusung konsep syariah yang menguatkan identitas agamis dari Hotel Madani, tentunya beragam fasilitas hotel yang nyaman diberikan, mulai dari pengingat waktu salat, di setiap kamar juga disediakan sajadah, serta menyajikan hidangan yang sudah pasti halal untuk dikonsumsi.

“Kita tidak menyediakan alkohol, dan bagi yang bukan muhrim kita tidak terima.Selain itu, salam yang selalu kita berikan adalah Assalammu’alaikum. Dan untuk yang tamu ataupun masyarakat yang ingin menginap, tidak harus menunjukkan buku nikah,” terang pria kelahiran Medan 10 april 1986 ini.

Dalam menjalankan bisnis perhotelan ini, Debi mengakui ada mengalami tahapan jatuh bangun, dan itu tidak membuatnya melemah dalam terus melangkah untuk memajukan Hotel yang sudah menjadi bagian dari jiwanya.

“Saya selalu mengingat Almarhum ayah saya, disaat saya lelah dan mungkin memasuki fase titik terlemah, saya selalu mengingat segala perjuangan ayah saya, yang dimulai dari hanya seorang penjahit pakaian hingga bagaimana beliau mulai merintis usahanya satu persatu, termasuk hotel ini. Sehingga semangat saya dan rasa cinta saya terhadap hotel ini khusunya dan bisnis perhotelan umumnya, semakin besar. Jadi ide-ide dan inspirasi saya untuk mengembangkan hotel ini muncul,” ungkap Debi.

Masa-masa sulit menjalankan bisnis, dirasakan Debi ketika Covid-19 melanda dunia, yang memberikan dampak besar terhadap segala aspek ekonomi termasuk di dalam bisnis perhotelan yang tengah dijalankan Debi.

“Dimasa-masa pandemi kemarin, semua bisnis mengalami penurunan, termasuk dalam bisnis perhotelan yang tertidur, dalam artian tidak berjalan. Dan di tahun 2020 kami sempat tutup, karena banyaknya tamu-tamu yang mengcancel pemesanan di beberapa bulan. Selepas itu, kita buka kembali dengan percaya diri, karena kita sudah memiliki sertifikat keamanan dari pemerintah untuk tetap melaksanakan bisnis dengan mengedepankan dan memperhatikan prokes bagi hotel, karyawan, dan tamu-tamu yang akan masuk,” kenang Debi.

Terkait Covid-19, Hotel Madani rutin melaksanakan prosedur kesehatan untuk hotel dan karyawan. Meskipun pada masa pandemi tersebut penurunan tamu hingga 80 persen, dan pemerintah membatasi tamu hingga 10 persen per harinya. Dengan masa-masa sulit tersebut, Hotel Madani yang dipimpin Debi tetap bertahan dengan konsep yang ditawarkan, dan selepas pandemic ini mulai berjalan stabil kembali.

“Saat ini selepas pandemi ini, kita sedang gencar memberikan penawaran dengan harga-harga promo, agar tamu-tamu tetap tertarik kembali untuk menginap di hotel kita. Promo-promo juga kita sampaikan ke daerah-daerah yang ada di Indonesia, agar masyarakat kembali mengingat Hotel Madani ketika mereka melakukan kunjungan ke Medan,” lanjutnya.

Keunikan Hotel Madani bila dibandingkan dengan hotel lainnya yaitu dari segi makanan. Hotel Madani mempertahankan konsep makanan lokal.

“Perbedaan kita lagi adalah, dari segi makanan, kita selalu mengusung konsep lokal. Dalam artian, hidangan yang kita sajikan adalah menu-menu nusantara, seperti lontong, nasi dengan lauk-lauk nusantara, ada rendang dan lainnya, serta bubur-bubur lokal, seperti bubur sumsum, kacang hijau dan lainnya,” tutupnya.

Kesibukannya sebagai pengelola Hotel Madani, suami dan ayah empat orang anak tidak membuat H Debi Masri melupakan pendidikan. Walau sudah mapan dalam segi ekonomi, bagi H Debi Masri, pendidikan juga penting.

Seperti diketahui, usai menyelesaikan S1 pada tahun 2006, H Debi Masri melanjutkan pendidikannya jenjang S2 pada 2010. Dan tahun 2021 yang lalu, H Debi Masri meraih gelar doktor dengan predikat sangat memuaskan yang memiliki judul sidang terbuka di Bandung, ‘Mekanisme Dan Prosedur Pemberian Sertfikat Halal Terhadap Produk Restoran Pada Hotel Syariah Sebagai Upaya Dalam Mewujudkan Hak Atas Keamanan Kenyamanan Dan Keselatan Bagi Konsumen Khususnya Tamu Hotel’.

Kini, selain mengelola hotel, H Debi Masri juga menjadi Dosen Fakultas Ekonomi Bisnis Prodi Kewirausahaan di Universitas Battuta, yang merupakan mitra dari Hotel Madani. Selain itu, H Debi Masri juga menjadi Dosen di beberapa universitas swasta lainnya. Hotel Madani sendiri memiliki 174 kamar dengan 7 tipe kamar yang berbeda. (mag-1/ram)

 

 

 

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hotel Madani yang terletak di Jalan Sisingamangaraja Medan merupakan ‘Hati’ seorang Dr H Debi Masri SE MAP. Bagaimana tidak, H Debi Masri melihat dan terjun langsung dalam pengembangan Hotel Madani, mulai dari pembangunan, hingga jatuh bangunnya bisnis perhotelan yang menerapkan konsep syariah ini.

Sejak tahun 2007, H Debi Masri sudah terjun ke dunia perhotelan. Hingga akhirnya, sang ayah, Almarhum Masri Nur mempercayakan dirinya untuk mengelola Hotel Madani.

“Saya sudah terjun keperhotelan pada tahun 2007, langsung dipercayakan oleh Ayah untuk mengurus Hotel Madani,” terang Debi.

Berbagai tekanan dalam menjalankan bisnis sudah dirasakan oleh suami dari Nurkhadijah ini, terutama saat pembangunan dan menuju launching hotel. Persiapan harus matang karena mengundang orang nomor 1 di Kota Medan saat itu. Apalagi, H Debi Masri saat itu belum terlalu menguasai manajemen perhotelan, menginggat dirinya baru saja menyelesaikan pendidikan jenjang S1 pada tahun 2006.

“Minim pengalaman, dan tekanan yang terus datang tidak membuat saya mundur. Saya terus berkonsultasi dengan ayah. Hotel Madani saat itu diresmikan oleh Wali Kota Medan, Abdillah,” ujarnya.

Perlahan tapi pasti, Hotel Madani mulai dikenal oleh masyarakat. Letak yang strategis dan mengangkat konsep syariah membuat hotel ini menjadi pilihan bagi wisatawan. Bukan itu saja, karyawan yang hangat dan ramah, serta kamar hotel yang bersih membuat Hotel Madani memiliki nilai lebih.

Seperti bisnis pada umumnya, Hotel Madani juga memiliki pangsa pasar sendiri. Untuk menggaet pasar tersebut, Debi Masri membuat konsep syariah. Walaupun begitu, penawaran berupa promo harga menginap juga diterapkan untuk memanjakan pelanggan tetap dan menarik pelanggan baru.

“Kita di sini memberikan penawaran-penawaran promo di harga agar tetap diminati masyarakat yang ingin menginap di hotel kita. Apalagi, kawasan Hotel Madani dikenal sebagai berdirinya berbagai hotel dengan berbagai tipe,” jelasnya Debi Masri yang merupakan anak kelima dari 7 bersaudara ini.

Menurut Debi, seperti masyarakat tahu bahwa Hotel Madani merupakan Hotel Syariah yang ada di Medan. Dengan mengusung konsep syariah yang menguatkan identitas agamis dari Hotel Madani, tentunya beragam fasilitas hotel yang nyaman diberikan, mulai dari pengingat waktu salat, di setiap kamar juga disediakan sajadah, serta menyajikan hidangan yang sudah pasti halal untuk dikonsumsi.

“Kita tidak menyediakan alkohol, dan bagi yang bukan muhrim kita tidak terima.Selain itu, salam yang selalu kita berikan adalah Assalammu’alaikum. Dan untuk yang tamu ataupun masyarakat yang ingin menginap, tidak harus menunjukkan buku nikah,” terang pria kelahiran Medan 10 april 1986 ini.

Dalam menjalankan bisnis perhotelan ini, Debi mengakui ada mengalami tahapan jatuh bangun, dan itu tidak membuatnya melemah dalam terus melangkah untuk memajukan Hotel yang sudah menjadi bagian dari jiwanya.

“Saya selalu mengingat Almarhum ayah saya, disaat saya lelah dan mungkin memasuki fase titik terlemah, saya selalu mengingat segala perjuangan ayah saya, yang dimulai dari hanya seorang penjahit pakaian hingga bagaimana beliau mulai merintis usahanya satu persatu, termasuk hotel ini. Sehingga semangat saya dan rasa cinta saya terhadap hotel ini khusunya dan bisnis perhotelan umumnya, semakin besar. Jadi ide-ide dan inspirasi saya untuk mengembangkan hotel ini muncul,” ungkap Debi.

Masa-masa sulit menjalankan bisnis, dirasakan Debi ketika Covid-19 melanda dunia, yang memberikan dampak besar terhadap segala aspek ekonomi termasuk di dalam bisnis perhotelan yang tengah dijalankan Debi.

“Dimasa-masa pandemi kemarin, semua bisnis mengalami penurunan, termasuk dalam bisnis perhotelan yang tertidur, dalam artian tidak berjalan. Dan di tahun 2020 kami sempat tutup, karena banyaknya tamu-tamu yang mengcancel pemesanan di beberapa bulan. Selepas itu, kita buka kembali dengan percaya diri, karena kita sudah memiliki sertifikat keamanan dari pemerintah untuk tetap melaksanakan bisnis dengan mengedepankan dan memperhatikan prokes bagi hotel, karyawan, dan tamu-tamu yang akan masuk,” kenang Debi.

Terkait Covid-19, Hotel Madani rutin melaksanakan prosedur kesehatan untuk hotel dan karyawan. Meskipun pada masa pandemi tersebut penurunan tamu hingga 80 persen, dan pemerintah membatasi tamu hingga 10 persen per harinya. Dengan masa-masa sulit tersebut, Hotel Madani yang dipimpin Debi tetap bertahan dengan konsep yang ditawarkan, dan selepas pandemic ini mulai berjalan stabil kembali.

“Saat ini selepas pandemi ini, kita sedang gencar memberikan penawaran dengan harga-harga promo, agar tamu-tamu tetap tertarik kembali untuk menginap di hotel kita. Promo-promo juga kita sampaikan ke daerah-daerah yang ada di Indonesia, agar masyarakat kembali mengingat Hotel Madani ketika mereka melakukan kunjungan ke Medan,” lanjutnya.

Keunikan Hotel Madani bila dibandingkan dengan hotel lainnya yaitu dari segi makanan. Hotel Madani mempertahankan konsep makanan lokal.

“Perbedaan kita lagi adalah, dari segi makanan, kita selalu mengusung konsep lokal. Dalam artian, hidangan yang kita sajikan adalah menu-menu nusantara, seperti lontong, nasi dengan lauk-lauk nusantara, ada rendang dan lainnya, serta bubur-bubur lokal, seperti bubur sumsum, kacang hijau dan lainnya,” tutupnya.

Kesibukannya sebagai pengelola Hotel Madani, suami dan ayah empat orang anak tidak membuat H Debi Masri melupakan pendidikan. Walau sudah mapan dalam segi ekonomi, bagi H Debi Masri, pendidikan juga penting.

Seperti diketahui, usai menyelesaikan S1 pada tahun 2006, H Debi Masri melanjutkan pendidikannya jenjang S2 pada 2010. Dan tahun 2021 yang lalu, H Debi Masri meraih gelar doktor dengan predikat sangat memuaskan yang memiliki judul sidang terbuka di Bandung, ‘Mekanisme Dan Prosedur Pemberian Sertfikat Halal Terhadap Produk Restoran Pada Hotel Syariah Sebagai Upaya Dalam Mewujudkan Hak Atas Keamanan Kenyamanan Dan Keselatan Bagi Konsumen Khususnya Tamu Hotel’.

Kini, selain mengelola hotel, H Debi Masri juga menjadi Dosen Fakultas Ekonomi Bisnis Prodi Kewirausahaan di Universitas Battuta, yang merupakan mitra dari Hotel Madani. Selain itu, H Debi Masri juga menjadi Dosen di beberapa universitas swasta lainnya. Hotel Madani sendiri memiliki 174 kamar dengan 7 tipe kamar yang berbeda. (mag-1/ram)

 

 

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/