25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Pasar Lampu Bisa Capai 300 Juta

JAKARTA-pasar lampu nasional terus bertumbuh tiap tahun. pada 2012 nanti diperkirakan pasar lampu bisa menembus 300 juta unit. Akan tetapi pasar yang besar tersebut tidak bisa diambil industri dalam negeri. Lantaran harus bersaing dengan produk impor Ketua Asosiasi Industri Perlampuan Listrik Indonesia (Aperlindo) John Manoppo mengatakan kapasitas terpasang industri nasional relatif tinggi. Akan tetapi, produksi lampu tidak bisa dimaksimalkan sesuai jumlah kapasitas terpasang yang mencapai 200 juta unit.

“Setelah pemberlakuan Asean Free Trade Area (AFTA) bea masuk lampu impor menjadi nol persen,” katanya kemarin. Karena itu, lampu impor kian mudah masuk ke pasar dalam negeri. Dan, merebut pasar industri nasional. Dampaknya, kapasitas terpakai industri lampu mengalami penurunan. Menurut dia, dampak pemberlakuan AFTA memang tidak bisa dihindari.

“Tahun ini, produksi lampu hanya 40 juta unit,” sebutnya. Dengan jumlah produksi yang jauh dari kapasitas terpasang tersebut, industri hanya mampu menggaet pasar lokal sekitar 20 persen dari total konsumsi.

Selain produksi, dari jumlah pabrik pun kian tergerus. Sekarang, tersisa sepuluh pabrik yang beroperasi. Padahal, sebelum ini total ada 15 pabrik yang aktif memproduksi lampu. Bahkan, tiap pabrik bisa memiliki tiga merek sekaligus dengan total jumlah merek saat itu tercatat 250 merek.
Sedangkan dalam tahun depan diperkirakan konsumsi lampu dalam negeri bisa mencapai 300 juta. Akan tetapi, besarnya peluang pasar dalam negeri tersebut tidak bisa dinikmati industri lokal. Tahun ini, impor lampu dalam negeri sebanyak 200 juta.

“Sebagian besar impor berasal dari Tiongkok. Sebenarnya prospeknya bagus, intinya asal regulasi berjalan dengan baik yang ke dalam maupun keluar,” tutur dia. Dikatakan, penanam modal asing pun bisa saja menanamkan modalnya di dalam negeri. Disebutkan, untuk membangun pabrik membutuhkan dana sekitar USD 10 juta. (res/jpnn)

JAKARTA-pasar lampu nasional terus bertumbuh tiap tahun. pada 2012 nanti diperkirakan pasar lampu bisa menembus 300 juta unit. Akan tetapi pasar yang besar tersebut tidak bisa diambil industri dalam negeri. Lantaran harus bersaing dengan produk impor Ketua Asosiasi Industri Perlampuan Listrik Indonesia (Aperlindo) John Manoppo mengatakan kapasitas terpasang industri nasional relatif tinggi. Akan tetapi, produksi lampu tidak bisa dimaksimalkan sesuai jumlah kapasitas terpasang yang mencapai 200 juta unit.

“Setelah pemberlakuan Asean Free Trade Area (AFTA) bea masuk lampu impor menjadi nol persen,” katanya kemarin. Karena itu, lampu impor kian mudah masuk ke pasar dalam negeri. Dan, merebut pasar industri nasional. Dampaknya, kapasitas terpakai industri lampu mengalami penurunan. Menurut dia, dampak pemberlakuan AFTA memang tidak bisa dihindari.

“Tahun ini, produksi lampu hanya 40 juta unit,” sebutnya. Dengan jumlah produksi yang jauh dari kapasitas terpasang tersebut, industri hanya mampu menggaet pasar lokal sekitar 20 persen dari total konsumsi.

Selain produksi, dari jumlah pabrik pun kian tergerus. Sekarang, tersisa sepuluh pabrik yang beroperasi. Padahal, sebelum ini total ada 15 pabrik yang aktif memproduksi lampu. Bahkan, tiap pabrik bisa memiliki tiga merek sekaligus dengan total jumlah merek saat itu tercatat 250 merek.
Sedangkan dalam tahun depan diperkirakan konsumsi lampu dalam negeri bisa mencapai 300 juta. Akan tetapi, besarnya peluang pasar dalam negeri tersebut tidak bisa dinikmati industri lokal. Tahun ini, impor lampu dalam negeri sebanyak 200 juta.

“Sebagian besar impor berasal dari Tiongkok. Sebenarnya prospeknya bagus, intinya asal regulasi berjalan dengan baik yang ke dalam maupun keluar,” tutur dia. Dikatakan, penanam modal asing pun bisa saja menanamkan modalnya di dalam negeri. Disebutkan, untuk membangun pabrik membutuhkan dana sekitar USD 10 juta. (res/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/