Menurutnya, memang sudah jadi kebiasaan masyarakat yang membeli setelah dekat dengan hari H. Mungkin dikarenakan kesibukan, atau belum mendapat informasi kalau pembelian tiket bisa dilakukan jauh-jauh hari.
“Pola daya beli masyarakat rata-rata masih menunggu disaat berangkat, sehingga seringkali membludak atau terjadi antrian panjang di stasiun. Masyarakat belum memaksimalkan fasilitas yang sudah kita sediakan, padahal sudah banyak cara yang dilakukan untuk bisa membeli tiket kereta api. Misalnya, ke minimarket yang bekerja sama dengan PT KAI, melalui online, dan lain sebagainya,” cetus Joni.
Lebih jauh ia mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan layanan, dioperasikan 16 perjalanan KA reguler (KA Sri Bilah Utama, KA Putri Deli, KA Siantar Ekspres), 24 perjalanan KA komuter (KA Sri Lelawangsa), dan 40 KA Bandara.
“Sepanjang periode natal dan tahun baru saat ini, diprediksi akan terjadi kenaikan volume sebesar 5% dibandingkan masa tahun sebelumnya. Di mana, dari 179.097 penumpang menjadi 188.858 penumpang. Untuk mengantisipasi membludaknya penumpang pasa masa ini, menambah 1 rangkaian untuk setiap perjalanan KA. Sedangkan operasi perjalanannya tidak ditambah,” tukasnya. (btr/rul/ris/adz)