26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Isu Penutupan PT TPLKetum SEJATI: Serahkan Semua Masalah pada Pemerintah

Ketua Umum Konfederasi Serikat Buruh Sejatehra Independen (SEJATI), Fatiwanolo Zega 


MEDAN, SUMUTPOS.CO- Desakan aksi penutupan perusahaan PT Toba Pulp Lestari (TPL), Tbk yang disampaikan sekelompok elemen masyarakat dinilai akan berpengaruh pada investor dan pekerja. Padahal, saat ini pemerintah sedang menggenjot kehadiran para investor di Indonesia, terutama di Sumatera Utara.
Ketua Umum Konfederasi Serikat Buruh Sejatehra Independen (SEJATI), Fatiwanolo Zega mengaku prihatin atas adanya kelompok yang minta agar perusahaan TPL ditutup dengan alasan lingkungan dan tanah adat maupun lainnya, di tengah keadaan pandemik yang membuat kesulitan ekonomi rakyat, banyaknya pengangguran dan pemerintah sedang giat-giatnya menarik investor.

“Desakan itu sangat merugikan bagi pekerja/buruh perusahaan pulp. Isu penutupan TPL sudah membuat kegaduhan dan keresahan bagi pekerja dan buruh yang menggangtungkan hidupnya di perusahaan tersebut. Dan ini jelas akan menjadi pertimbangan bagi para investor,” ujarnya saat dimintai keterangan, Kamis, 24 Juni 2021.
Fatiwanolo Zega mengaku, telah mengikuti berita tentang gerakan rekan-rekan LSM/NGO atau kelompok masyarakat yang menuntut TPL agar ditutup. “Yang pasti akibat dari isu itu pekerja / buruh gelisah dan pasti pengaruh pada konsentrasi kerja,” bebernya.

“Harusnya jika ada hal yang tidak sesuai (menyalahi) menurut temuan atau pendapat pihak lain dalam hal ini teman-teman LSM/NGO atau kelompok manapun, baiknya tidak langsung menebarkan opini ‘Tutup TPL’, karena akan membuat kegelisahan terutama di kalangan pekerja/buruh dan lain sebagainya,” sebutnya.
Ia mengaku tidak dalam posisi membela TPL, tetapi baiknya jika ada temuan masalah yang diduga dilakukan atau dilanggar oleh TPL, bisa didialogkan atau upaya hukum sebagaimana ketentuan peraturan dan perundang-undangan.
Fatiwanolo Zega dengan membawa bendera SEJATI telah turun langsung ke Porsea, lokasi operasional perusahaan TPL, untuk melakukan dialog dan sharing kepada para pekerja/buruh. “Saya sebagai Ketua Umum dan rekan dari DPP K. SEJATI sudah dua kali datang ke Porsea untuk menenangkan pemikiran rekan-rekan buruh (anggota Sejati) yang ada di TPL. Semoga kedatangan kami bisa membantu memberi ketenangan bekerja bagi rekan-rekan pekerja/buruh,” bebernya.
Fatiwanolo Zega memberikan win-win solution terkait isu penutupan TPL.

“Dari saya adalah cara-cara menyelesaikan masalah temuan rekan-rekan pemerhati lingkungan atau LSM/NGO yang diharapkan bisa memberi untung semua pihak. Jangan langsung kata tutup. Semacam tidak ada mekanisme hukum kita dan terkesan menghakimi. Serahkan semua problema ini pada pemerintah sebagai pemegang regulator dan kebijakan,” ucapnya.
Diakhir komentarnya, Fatiwanolo Zega meyakin bahwa PT. TPL sebagai perusahaan yang telah lama beroperasi dan perusahaan publik (Tbk) pasti sudah memiliki izin sesuai peraturan dan perundang-undangan. (ram/rel)

Ketua Umum Konfederasi Serikat Buruh Sejatehra Independen (SEJATI), Fatiwanolo Zega 


MEDAN, SUMUTPOS.CO- Desakan aksi penutupan perusahaan PT Toba Pulp Lestari (TPL), Tbk yang disampaikan sekelompok elemen masyarakat dinilai akan berpengaruh pada investor dan pekerja. Padahal, saat ini pemerintah sedang menggenjot kehadiran para investor di Indonesia, terutama di Sumatera Utara.
Ketua Umum Konfederasi Serikat Buruh Sejatehra Independen (SEJATI), Fatiwanolo Zega mengaku prihatin atas adanya kelompok yang minta agar perusahaan TPL ditutup dengan alasan lingkungan dan tanah adat maupun lainnya, di tengah keadaan pandemik yang membuat kesulitan ekonomi rakyat, banyaknya pengangguran dan pemerintah sedang giat-giatnya menarik investor.

“Desakan itu sangat merugikan bagi pekerja/buruh perusahaan pulp. Isu penutupan TPL sudah membuat kegaduhan dan keresahan bagi pekerja dan buruh yang menggangtungkan hidupnya di perusahaan tersebut. Dan ini jelas akan menjadi pertimbangan bagi para investor,” ujarnya saat dimintai keterangan, Kamis, 24 Juni 2021.
Fatiwanolo Zega mengaku, telah mengikuti berita tentang gerakan rekan-rekan LSM/NGO atau kelompok masyarakat yang menuntut TPL agar ditutup. “Yang pasti akibat dari isu itu pekerja / buruh gelisah dan pasti pengaruh pada konsentrasi kerja,” bebernya.

“Harusnya jika ada hal yang tidak sesuai (menyalahi) menurut temuan atau pendapat pihak lain dalam hal ini teman-teman LSM/NGO atau kelompok manapun, baiknya tidak langsung menebarkan opini ‘Tutup TPL’, karena akan membuat kegelisahan terutama di kalangan pekerja/buruh dan lain sebagainya,” sebutnya.
Ia mengaku tidak dalam posisi membela TPL, tetapi baiknya jika ada temuan masalah yang diduga dilakukan atau dilanggar oleh TPL, bisa didialogkan atau upaya hukum sebagaimana ketentuan peraturan dan perundang-undangan.
Fatiwanolo Zega dengan membawa bendera SEJATI telah turun langsung ke Porsea, lokasi operasional perusahaan TPL, untuk melakukan dialog dan sharing kepada para pekerja/buruh. “Saya sebagai Ketua Umum dan rekan dari DPP K. SEJATI sudah dua kali datang ke Porsea untuk menenangkan pemikiran rekan-rekan buruh (anggota Sejati) yang ada di TPL. Semoga kedatangan kami bisa membantu memberi ketenangan bekerja bagi rekan-rekan pekerja/buruh,” bebernya.
Fatiwanolo Zega memberikan win-win solution terkait isu penutupan TPL.

“Dari saya adalah cara-cara menyelesaikan masalah temuan rekan-rekan pemerhati lingkungan atau LSM/NGO yang diharapkan bisa memberi untung semua pihak. Jangan langsung kata tutup. Semacam tidak ada mekanisme hukum kita dan terkesan menghakimi. Serahkan semua problema ini pada pemerintah sebagai pemegang regulator dan kebijakan,” ucapnya.
Diakhir komentarnya, Fatiwanolo Zega meyakin bahwa PT. TPL sebagai perusahaan yang telah lama beroperasi dan perusahaan publik (Tbk) pasti sudah memiliki izin sesuai peraturan dan perundang-undangan. (ram/rel)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/