26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Premium Cukup, Solar Mengkhawatirkan

AMINOER RASYID/SUMUT POS Seorang petugas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) mengisi BBM sepeda motor di SPBU Jalan Brigjen Katamso Medan. Konsumsi BBM bersubsidi tahun ini diperkirakan tak melampaui jatah yang disepakati pemerintah dan parlemen.
AMINOER RASYID/SUMUT POS
Seorang petugas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) mengisi BBM sepeda motor di SPBU Jalan Brigjen Katamso Medan. Konsumsi BBM bersubsidi tahun ini diperkirakan tak melampaui jatah yang disepakati pemerintah dan parlemen.

JAKARTA-Konsumsi BBM bersubsidi tahun ini diperkirakan tak melampaui jatah yang disepakati pemerintah dan parlemen. Hal tersebut setidaknya terlihat dari realisasi konsumsi BBM bersubsidi hingga kuartal III 2013.

Dalam laporan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), kuota BBM yang sudah terserap hingga September mencapai 34,4 juta kiloliter (kl) atau 71,6 persen dari kuota di APBN Perubahan 2013 sebesar 47,6 juta kl. Dengan demikian, masih cukup banyak sisa jatah untuk pasokan hingga pengujung tahun.

Sekretaris BPH Migas Djoko Siswanto mengatakan, kuota BBM bersubsidi hingga akhir tahun masih aman. “Selama sisa tiga bulan tahun ini, pasokan BBM bersubsidi masih akan aman,” ujarnya kepada Jawa Pos kemarin (24/10).

Jika diperinci, lanjut Djoko,”penyaluran premium hingga September 2013 mencapai 21,85 juta kl. Besaran tersebut lebih tinggi 4,49 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 20,91 juta kl. Sedangkan realisasi konsumsi solar hingga akhir kuartal III mencapai 11,72 juta kl. Capaian itu hanya tumbuh 190 ribu kl dibanding periode sama tahun lalu. “Untuk minyak tanah malah turun. Hingga September konsumsinya baru 830 ribu kl,” imbuhnya.

Djoko mengatakan, kenaikan konsumsi dibanding tahun lalu masih berada di ambang normal. Premium, misalnya, masih menyisakan 8,85 juta kl atau 28 persen dari total kuota untuk sisa tahun ini. Penyebab berlimpahnya pasokan tersebut adalah naiknya harga yang diberlakukan akhir Juni lalu. “Kenaikan tersebut memang menjadi salah satu faktor penghemat kuota BBM tahun ini. Kemudian berjalannya peraturan menteri mengenai larangan penggunaan premium untuk beberapa jenis,” ujarnya.

Yang sedikit menjadi kekhawatiran justru kuota solar. Hingga saat ini jatah solar menyisakan 3,48 juta kl atau 22 persen dari total kuota. Kekhawatiran tersebut mencuat karena potensi penyalahgunaan untuk produk itu lebih banyak, di antaranya penggunaan untuk mesin-mesin pabrik. Ditambah lagi, harga terbaru solar yang masih Rp 5.500 masih jauh dari harga keekonomian.

“Karena itu, satgas BPH juga sering melakukan operasi dan menangkap banyak pelaku. Bayangkan, sampai September 2013 tim satgas menangkap kasus penyelundupan dengan total 6,67 juta liter jenis solar. Sekarang sebagai barang bukti di pengadilan,” katanya. (bil/c9/sof/jpnn)

AMINOER RASYID/SUMUT POS Seorang petugas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) mengisi BBM sepeda motor di SPBU Jalan Brigjen Katamso Medan. Konsumsi BBM bersubsidi tahun ini diperkirakan tak melampaui jatah yang disepakati pemerintah dan parlemen.
AMINOER RASYID/SUMUT POS
Seorang petugas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) mengisi BBM sepeda motor di SPBU Jalan Brigjen Katamso Medan. Konsumsi BBM bersubsidi tahun ini diperkirakan tak melampaui jatah yang disepakati pemerintah dan parlemen.

JAKARTA-Konsumsi BBM bersubsidi tahun ini diperkirakan tak melampaui jatah yang disepakati pemerintah dan parlemen. Hal tersebut setidaknya terlihat dari realisasi konsumsi BBM bersubsidi hingga kuartal III 2013.

Dalam laporan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), kuota BBM yang sudah terserap hingga September mencapai 34,4 juta kiloliter (kl) atau 71,6 persen dari kuota di APBN Perubahan 2013 sebesar 47,6 juta kl. Dengan demikian, masih cukup banyak sisa jatah untuk pasokan hingga pengujung tahun.

Sekretaris BPH Migas Djoko Siswanto mengatakan, kuota BBM bersubsidi hingga akhir tahun masih aman. “Selama sisa tiga bulan tahun ini, pasokan BBM bersubsidi masih akan aman,” ujarnya kepada Jawa Pos kemarin (24/10).

Jika diperinci, lanjut Djoko,”penyaluran premium hingga September 2013 mencapai 21,85 juta kl. Besaran tersebut lebih tinggi 4,49 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 20,91 juta kl. Sedangkan realisasi konsumsi solar hingga akhir kuartal III mencapai 11,72 juta kl. Capaian itu hanya tumbuh 190 ribu kl dibanding periode sama tahun lalu. “Untuk minyak tanah malah turun. Hingga September konsumsinya baru 830 ribu kl,” imbuhnya.

Djoko mengatakan, kenaikan konsumsi dibanding tahun lalu masih berada di ambang normal. Premium, misalnya, masih menyisakan 8,85 juta kl atau 28 persen dari total kuota untuk sisa tahun ini. Penyebab berlimpahnya pasokan tersebut adalah naiknya harga yang diberlakukan akhir Juni lalu. “Kenaikan tersebut memang menjadi salah satu faktor penghemat kuota BBM tahun ini. Kemudian berjalannya peraturan menteri mengenai larangan penggunaan premium untuk beberapa jenis,” ujarnya.

Yang sedikit menjadi kekhawatiran justru kuota solar. Hingga saat ini jatah solar menyisakan 3,48 juta kl atau 22 persen dari total kuota. Kekhawatiran tersebut mencuat karena potensi penyalahgunaan untuk produk itu lebih banyak, di antaranya penggunaan untuk mesin-mesin pabrik. Ditambah lagi, harga terbaru solar yang masih Rp 5.500 masih jauh dari harga keekonomian.

“Karena itu, satgas BPH juga sering melakukan operasi dan menangkap banyak pelaku. Bayangkan, sampai September 2013 tim satgas menangkap kasus penyelundupan dengan total 6,67 juta liter jenis solar. Sekarang sebagai barang bukti di pengadilan,” katanya. (bil/c9/sof/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/