30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Angga Dwimas Sasongko Kupas Tuntas Filmmaking dengan Smartphone di Galaxy Masterclass

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Galaxy Movie Studio 2022, program Samsung Electronics Indonesia (SEIN) yang mewadahi kreativitas sineas muda Tanah Air, terus berkembang untuk mendukung lebih banyak insan kreatif dalam berkarya.

Pada tahun ini, Galaxy Movie Studio dilengkapi dengan inisiatif terbaru yaitu Galaxy Masterclass. Sebuah workshop yang bekerja sama dengan Angga Dwimas Sasongko dengan memberikan mentoring cara membuat film yang baik dari mulai proses pre-production hingga post production.

Mentoring ini sendiri diberikan secara khusus untuk Serangkai Films sebagai pemenang kategori Director’s Choice pada kompetisi film pendek Galaxy Movie Studio 2022. Dan hari ini juga pengumpulan voting untuk pemenang kategori People’s Choice di media sosial Samsung Indonesia telah selesai, pemenang kategori ini adalah K3 Film Space dengan film pendek berjudul The Imagination.

“Samsung senang dapat kembali bekerja sama dengan Angga Dwimas Sasongko pada Galaxy Masterclass dalam upaya kami mengembangkan Galaxy Movie Studio yang kami hadirkan kembali tahun ini. Kami harap, Galaxy Masterclass dapat mengasah ilmu dan keterampilan para sineas muda di Serangkai Films untuk dapat mendorong mereka mengoptimalkan kreativitas lebih jauh dalam menghasilkan karya-karya berkualitas,” ujar Andi Airin, Head of MX Marketing Samsung Mobile Experience, Samsung Electronics Indonesia dalam keterangan tertulisnya, Selasa (26/4/2022).

Selain itu, lanjut Andi, dengan pengalaman Angga membuat film pendek Konfabulasi Galaxy Movie Studio tahun lalu dengan Galaxy S21 Ultra, dapat berbagi kepada para sineas muda bagaimana mereka dapat memaksimalkan device Samsung dengan berbagai fitur yang menarik untuk membuat film pendek dengan kualitas profesional. “Dan tahun ini Galaxy S22 Ultra kembali mendukung Galaxy Movie Studio dengan perbaruan fitur-fitur yang lebih baik lagi seperti salah satunya kemampuan Nightography yang mampu mendukung komunitas terpilih Serangkai Film, membuat film pendek mereka dengan hasil yang beyond expectation,” ujarnya.

Sementara, Angga Dwimas Sasongko mengucapkan selamat kepada Serangkai Films yang berhasil menjadi pemenang kategori Director’s Choice pada Galaxy Movie Studio 2022. “Saya melihat karya Serangkai Films memiliki keunggulan secara teknis, mulai dari segi productions design hingga sinematografinya. Karya mereka yang berjudul Soulmate is a Strange Concept juga membawa cerita yang unik dan memiliki potensi lebih untuk dikembangkan lebih lanjut. Saya pun senang bisa sharing dan bertukar pikiran dengan para sineas muda berbakat ini dalam kesempatan yang diberikan pada Galaxy Masterclass,” ujar Angga.

Lantas, apa saja insight yang dibagikan Angga Dwimas Sasongko dalam Galaxy Master Class?

Menyiapkan Pre-production yang Matang dengan Storytelling yang Meyakinkan
Bagi Angga, storytelling merupakan hal yang paling krusial dalam membuat film karena esensi dari film itu sendiri adalah menceritakan kisah dengan baik kepada penonton. Maka dari itu, para sineas harus mampu membuat cerita yang dapat dipercaya oleh orang sehingga karya yang dibuat bisa dinikmati seutuhnya. Untuk membuat storytelling dalam film yang mengalir, Angga menekankan untuk berangkat dari sebuah ide atau gagasan yang kuat dan bisa dikembangkan bersama-sama untuk kemudian dituangkan ke dalam penulisan karakter yang matang lalu penyusunan plot cerita yang ideal.

“Dalam proses membuat storytelling, penting bagi para sineas untuk memahami foundation of creation, yaitu bagaimana ide dibangun, dibentuk, di-challenge, untuk kemudian dipertahankan dan dituangkan ke penulisan yang lebih detail. Don’t married to idea, karena kita sebagai kreator harus punya keterbukaan untuk ide-ide kita mendapat challenge dari orang lain karena dari situ kita bisa menemukan cerita yang lebih matang. Seperti di Galaxy Movie Studio ini, salah satu challenge nya adalah memaksimalkan semua kemapuan fitur smartphone hingga kemampuan Nightography, harus bisa mengawinkan konsep itu dengan cerita yang akan mereka buat. Pastikan kita menulis karakter terlebih dahulu sebelum plot dan dialog, karena karakter menentukan seberapa hidup dan meyakinkan cerita yang kita bawa ke penonton,” ujar Angga.

Kuasai Set dan Tools yang Dimiliki untuk Proses Production yang Lebih Maksimal
Angga mengatakan, cerita yang dibawa menentukan proses produksi, mulai dari penempatan kamera, blocking dari karakter, dan lainnya. Angga pun menekankan pada pentingnya penempatan kamera, karena hal tersebut jadi yang paling menentukan dalam menceritakan kisah di dalam film sebagai satu kesatuan yang utuh. Karena produksi film ditentukan oleh cerita yang dibawa, standar akan idealnya perlengkapan shooting pun bisa bermacam-macam, dan hal ini perlu dipahami oleh para sineas untuk bisa beradaptasi dengan berbagai properti dalam berkarya.

“Ketika ingin membuat karya profesional, kita perlu tools yang bisa support hal tersebut. Dengan teknologi yang semakin canggih, kita bisa hanya pakai smartphone tanpa bantuan alat apa-apa saat shooting. Dalam hal ini, Galaxy S22 Ultra 5G dapat memberi peluang bagi para sineas untuk lebih kreatif dalam menentukan angle dan scene dari film yang dibuatnya. Hal ini tentunya berkat kemampuan perekaman hingga 8K dengan dukungan format gambar HDR10+, lengkap dengan teknologi terdepan seperti Cinematic Camera Movement hingga Nightography,” kata Angga.

Angga menambahkan, bentuk Galaxy S22 Ultra 5G yang compact memungkinkan para sineas untuk explore berbagai shot atau pengambilan gambar dengan lebih mudah, bahkan dengan angle dan penempatan kamera yang kompleks dan berani sekalipun. Hal ini menurutnya bisa menambah keseruan dalam pengalaman menonton. Angga pun sangat suka dengan fitur Nightography yang dapat membantunya dalam mengeksekusi adegan di lokasi-lokasi yang minim cahaya dengan maksimal, membuat hasil rekaman yang dramatis dan cinematic. Mode Pro pada Galaxy S22 Ultra 5G juga betul-betul memberikan lebih banyak opsi dan pengaturan untuk mendukung kreativitas, hingga Cinematic Camera movement yang menghasilkan bidikan yang lebih stabil bahkan saat keadaan low-light. Menurutnya, Galaxy S22 Ultra 5G memberikan keleluasaan bagi pengguna untuk berkreasi dengan fitur-fitur yang dapat dimaksimalkan.

Dalam menjelaskan proses produksi film, Angga turut ditemani oleh Arnand Pratikto, Director of Photography untuk film Ben & Jody. Menurut Arnand, salah satu aspek penting dalam shooting adalah bagaimana menempatkan karakter dalam ruang yang digunakan, mulai dari blocking terhadap sudut lensa hingga berapa jarak antara kamera dan karakter. Dari situ, penguasaan set dan ambience yang ada di lokasi juga menjadi penting, karena hal tersebut dapat memudahkan penempatan karakter, framing, hingga pemanfaatan natural lighting untuk hasil shooting yang lebih maksimal. Dan smartphone sebagai alat perekam akan semakin memudahkan blocking karena tidak memerlukan tempat yang luas, dengan mudah dapat meletakkan smartphone disudut manapun bahkan bisa menempelkannya di dinding.

Mengerjakan “Sihir” pada Film di Dalam Proses Post-production
Selain ditemani oleh Arnand Pratikto yang menerangkan elemen di dalam proses shooting, Angga juga turut didampingi oleh Tedjo Teguh Raharjo, Editor untuk film Wiro Sableng dan Filosofi Kopi, yang menjelaskan bagian post-production. Dalam hal ini, Tedjo mengatakan bahwa editor merupakan tulang punggung dari proses post-production karena editor lah yang menentukan susunan gambar hingga penggunaan tone yang sesuai. Maka dari itu, untuk membuat “sihir” editor bisa bekerja dalam “menyulap” hasil film, editor harus bisa membaca visi dari sutradara dan memahami script yang digunakan sehingga bisa memperkuat pesan yang ingin disampaikan melalui visual yang ditampilkan. Dan bagi para sineas muda, proses editing sudah lebih dimudahkan lagi, contohnya di smartphone Samsung ini bisa langsung melakukan editing dengan bantuan aplikasi Adobe Premiere Pro untuk proses pengeditan yang lebih simpel. Dengan kemampuan mengenali device yang ada di tangan para sineas muda dapat memiliki rencana yang lebih baik untuk hasil akhir diinginkan setelah proses pengeditan.

Buat Video Sekelas Film Profesional Versi Kamu Sekarang!
Berbekal berbagai insight yang dibagikan Angga Dwimas Sasongko, Arnand Pratikto, dan Tedjo Teguh Raharjo dalam Galaxy Masterclass, ini saatnya bagi kamu untuk menerapkan ilmu tersebut dan mulai membuat video sekelas film profesional versi kamu sendiri menggunakan Galaxy S22 Ultra 5G. Apalagi, Samsung masih menyelenggarakan acara Consumer Launch yang berlangsung di Summarecon Mall Serpong (20–24 April), Central Park Jakarta (20–24 April), Paskal 23 Bandung (18–22 Mei), Pondok Indah Mall 2 (25–29 Mei) di mana kamu bisa mendapatkan berbagai penawaran menarik senilai hingga Rp3.600.000.-

Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang Samsung Galaxy S22 Ultra 5G, kunjungi www.samsung.com/id. (rel/adz)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Galaxy Movie Studio 2022, program Samsung Electronics Indonesia (SEIN) yang mewadahi kreativitas sineas muda Tanah Air, terus berkembang untuk mendukung lebih banyak insan kreatif dalam berkarya.

Pada tahun ini, Galaxy Movie Studio dilengkapi dengan inisiatif terbaru yaitu Galaxy Masterclass. Sebuah workshop yang bekerja sama dengan Angga Dwimas Sasongko dengan memberikan mentoring cara membuat film yang baik dari mulai proses pre-production hingga post production.

Mentoring ini sendiri diberikan secara khusus untuk Serangkai Films sebagai pemenang kategori Director’s Choice pada kompetisi film pendek Galaxy Movie Studio 2022. Dan hari ini juga pengumpulan voting untuk pemenang kategori People’s Choice di media sosial Samsung Indonesia telah selesai, pemenang kategori ini adalah K3 Film Space dengan film pendek berjudul The Imagination.

“Samsung senang dapat kembali bekerja sama dengan Angga Dwimas Sasongko pada Galaxy Masterclass dalam upaya kami mengembangkan Galaxy Movie Studio yang kami hadirkan kembali tahun ini. Kami harap, Galaxy Masterclass dapat mengasah ilmu dan keterampilan para sineas muda di Serangkai Films untuk dapat mendorong mereka mengoptimalkan kreativitas lebih jauh dalam menghasilkan karya-karya berkualitas,” ujar Andi Airin, Head of MX Marketing Samsung Mobile Experience, Samsung Electronics Indonesia dalam keterangan tertulisnya, Selasa (26/4/2022).

Selain itu, lanjut Andi, dengan pengalaman Angga membuat film pendek Konfabulasi Galaxy Movie Studio tahun lalu dengan Galaxy S21 Ultra, dapat berbagi kepada para sineas muda bagaimana mereka dapat memaksimalkan device Samsung dengan berbagai fitur yang menarik untuk membuat film pendek dengan kualitas profesional. “Dan tahun ini Galaxy S22 Ultra kembali mendukung Galaxy Movie Studio dengan perbaruan fitur-fitur yang lebih baik lagi seperti salah satunya kemampuan Nightography yang mampu mendukung komunitas terpilih Serangkai Film, membuat film pendek mereka dengan hasil yang beyond expectation,” ujarnya.

Sementara, Angga Dwimas Sasongko mengucapkan selamat kepada Serangkai Films yang berhasil menjadi pemenang kategori Director’s Choice pada Galaxy Movie Studio 2022. “Saya melihat karya Serangkai Films memiliki keunggulan secara teknis, mulai dari segi productions design hingga sinematografinya. Karya mereka yang berjudul Soulmate is a Strange Concept juga membawa cerita yang unik dan memiliki potensi lebih untuk dikembangkan lebih lanjut. Saya pun senang bisa sharing dan bertukar pikiran dengan para sineas muda berbakat ini dalam kesempatan yang diberikan pada Galaxy Masterclass,” ujar Angga.

Lantas, apa saja insight yang dibagikan Angga Dwimas Sasongko dalam Galaxy Master Class?

Menyiapkan Pre-production yang Matang dengan Storytelling yang Meyakinkan
Bagi Angga, storytelling merupakan hal yang paling krusial dalam membuat film karena esensi dari film itu sendiri adalah menceritakan kisah dengan baik kepada penonton. Maka dari itu, para sineas harus mampu membuat cerita yang dapat dipercaya oleh orang sehingga karya yang dibuat bisa dinikmati seutuhnya. Untuk membuat storytelling dalam film yang mengalir, Angga menekankan untuk berangkat dari sebuah ide atau gagasan yang kuat dan bisa dikembangkan bersama-sama untuk kemudian dituangkan ke dalam penulisan karakter yang matang lalu penyusunan plot cerita yang ideal.

“Dalam proses membuat storytelling, penting bagi para sineas untuk memahami foundation of creation, yaitu bagaimana ide dibangun, dibentuk, di-challenge, untuk kemudian dipertahankan dan dituangkan ke penulisan yang lebih detail. Don’t married to idea, karena kita sebagai kreator harus punya keterbukaan untuk ide-ide kita mendapat challenge dari orang lain karena dari situ kita bisa menemukan cerita yang lebih matang. Seperti di Galaxy Movie Studio ini, salah satu challenge nya adalah memaksimalkan semua kemapuan fitur smartphone hingga kemampuan Nightography, harus bisa mengawinkan konsep itu dengan cerita yang akan mereka buat. Pastikan kita menulis karakter terlebih dahulu sebelum plot dan dialog, karena karakter menentukan seberapa hidup dan meyakinkan cerita yang kita bawa ke penonton,” ujar Angga.

Kuasai Set dan Tools yang Dimiliki untuk Proses Production yang Lebih Maksimal
Angga mengatakan, cerita yang dibawa menentukan proses produksi, mulai dari penempatan kamera, blocking dari karakter, dan lainnya. Angga pun menekankan pada pentingnya penempatan kamera, karena hal tersebut jadi yang paling menentukan dalam menceritakan kisah di dalam film sebagai satu kesatuan yang utuh. Karena produksi film ditentukan oleh cerita yang dibawa, standar akan idealnya perlengkapan shooting pun bisa bermacam-macam, dan hal ini perlu dipahami oleh para sineas untuk bisa beradaptasi dengan berbagai properti dalam berkarya.

“Ketika ingin membuat karya profesional, kita perlu tools yang bisa support hal tersebut. Dengan teknologi yang semakin canggih, kita bisa hanya pakai smartphone tanpa bantuan alat apa-apa saat shooting. Dalam hal ini, Galaxy S22 Ultra 5G dapat memberi peluang bagi para sineas untuk lebih kreatif dalam menentukan angle dan scene dari film yang dibuatnya. Hal ini tentunya berkat kemampuan perekaman hingga 8K dengan dukungan format gambar HDR10+, lengkap dengan teknologi terdepan seperti Cinematic Camera Movement hingga Nightography,” kata Angga.

Angga menambahkan, bentuk Galaxy S22 Ultra 5G yang compact memungkinkan para sineas untuk explore berbagai shot atau pengambilan gambar dengan lebih mudah, bahkan dengan angle dan penempatan kamera yang kompleks dan berani sekalipun. Hal ini menurutnya bisa menambah keseruan dalam pengalaman menonton. Angga pun sangat suka dengan fitur Nightography yang dapat membantunya dalam mengeksekusi adegan di lokasi-lokasi yang minim cahaya dengan maksimal, membuat hasil rekaman yang dramatis dan cinematic. Mode Pro pada Galaxy S22 Ultra 5G juga betul-betul memberikan lebih banyak opsi dan pengaturan untuk mendukung kreativitas, hingga Cinematic Camera movement yang menghasilkan bidikan yang lebih stabil bahkan saat keadaan low-light. Menurutnya, Galaxy S22 Ultra 5G memberikan keleluasaan bagi pengguna untuk berkreasi dengan fitur-fitur yang dapat dimaksimalkan.

Dalam menjelaskan proses produksi film, Angga turut ditemani oleh Arnand Pratikto, Director of Photography untuk film Ben & Jody. Menurut Arnand, salah satu aspek penting dalam shooting adalah bagaimana menempatkan karakter dalam ruang yang digunakan, mulai dari blocking terhadap sudut lensa hingga berapa jarak antara kamera dan karakter. Dari situ, penguasaan set dan ambience yang ada di lokasi juga menjadi penting, karena hal tersebut dapat memudahkan penempatan karakter, framing, hingga pemanfaatan natural lighting untuk hasil shooting yang lebih maksimal. Dan smartphone sebagai alat perekam akan semakin memudahkan blocking karena tidak memerlukan tempat yang luas, dengan mudah dapat meletakkan smartphone disudut manapun bahkan bisa menempelkannya di dinding.

Mengerjakan “Sihir” pada Film di Dalam Proses Post-production
Selain ditemani oleh Arnand Pratikto yang menerangkan elemen di dalam proses shooting, Angga juga turut didampingi oleh Tedjo Teguh Raharjo, Editor untuk film Wiro Sableng dan Filosofi Kopi, yang menjelaskan bagian post-production. Dalam hal ini, Tedjo mengatakan bahwa editor merupakan tulang punggung dari proses post-production karena editor lah yang menentukan susunan gambar hingga penggunaan tone yang sesuai. Maka dari itu, untuk membuat “sihir” editor bisa bekerja dalam “menyulap” hasil film, editor harus bisa membaca visi dari sutradara dan memahami script yang digunakan sehingga bisa memperkuat pesan yang ingin disampaikan melalui visual yang ditampilkan. Dan bagi para sineas muda, proses editing sudah lebih dimudahkan lagi, contohnya di smartphone Samsung ini bisa langsung melakukan editing dengan bantuan aplikasi Adobe Premiere Pro untuk proses pengeditan yang lebih simpel. Dengan kemampuan mengenali device yang ada di tangan para sineas muda dapat memiliki rencana yang lebih baik untuk hasil akhir diinginkan setelah proses pengeditan.

Buat Video Sekelas Film Profesional Versi Kamu Sekarang!
Berbekal berbagai insight yang dibagikan Angga Dwimas Sasongko, Arnand Pratikto, dan Tedjo Teguh Raharjo dalam Galaxy Masterclass, ini saatnya bagi kamu untuk menerapkan ilmu tersebut dan mulai membuat video sekelas film profesional versi kamu sendiri menggunakan Galaxy S22 Ultra 5G. Apalagi, Samsung masih menyelenggarakan acara Consumer Launch yang berlangsung di Summarecon Mall Serpong (20–24 April), Central Park Jakarta (20–24 April), Paskal 23 Bandung (18–22 Mei), Pondok Indah Mall 2 (25–29 Mei) di mana kamu bisa mendapatkan berbagai penawaran menarik senilai hingga Rp3.600.000.-

Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang Samsung Galaxy S22 Ultra 5G, kunjungi www.samsung.com/id. (rel/adz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/