25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pemerintah Siapkan Rp30 T untuk UKM

MEDAN- Menteri Koperasi dan UKM Syarifuddin Hasan mengatakan, pada 2012 mendatang, pemerintah akan menyediakan Rp30 T untuk UKM (Usaha Kecil Menengah). Dana ini naik sebesar Rp10 T dari tahun sebelumnya (2011). Adapun alasan pemerintah menaikkan dana untuk UKM, karena, hingga oktober 2011, dana yang terserap untuk UKM sudah mencapai Rp23 T.

“Keputusan untuk menambah pagu karena demand untuk tahun ini sudah tinggi, dan sudah mencapai target, bahkan lebih,” ujar Syarifuddin saat bersilaturrahmi ke Bank Sumut Pusat kemarin, (24/10).

Diakuinya, untuk mengurus UKM akan lebih berat dibandingkan dengan coorporate. Untuk UKM pekerjaan yang dilakukan harus mendetail, mulai dari skill ekonomi SDM harus tinggi, dan langsung kelapangan. Sementara untuk mengurus kredit coorporate, hanya dengan duduk tenang dan uang kembali.

Walau sangat sulit menangani dan mengurus UKM, tapi dipastikan kerugian yang ditimbulkan UKM sangat kecil dibanding dengan pengusaha besar. “Rasio kredit bermasalah (NPL) yang disumbangkan UKM sangat kecil, tidak mencapai 1 persen. Seperti saya, memiliki Badan Layanan Umum (BLU), NPLnya hanya 0,5 persen,” ujar Syarifuddin.
Contoh lain, sebutnya, dengan modal sebesar Rp500 juta, hanya bisa diberikan untuk 1 pengusaha makro, tetapi bila diberikan kepada UKM, modal tersebut bisa untuk 10 orang pengusaha. “Resikonya paling besar dimana?, yang 1 atau 10 orang?,” tanyanya. Usaha kecil menengah ini, menurutnya, banyak manfaat, salah satunya dengan peningkatan pendapatan perkapita.

Apalagi usaha tersebut diberikan pada usaha yang produktif, yang minimal dapat menyerap tenaga kerja.
“Dengan modal Rp20 juta, dapat mnyerap tenaga kerja produktif minimal 20 orang, dengan kata lain, UKM juga dapat menurunkan pengangguran dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

Hingga 2011 ini, UKM yang tercatat di seluruh Indonesia sekitar 53,8 juta unit UKM,” bebernya.
Untuk Sumatera Utara sendiri, sambungnya, pemberian KUR ini tidak maksimal. Karena kendala dari perbankan yang masih memberikan syarat yang sedikit memberatkan kreditur, dan bunga KUR yang termasuk tinggi. Beberapa bank malah memberikan bunga hingga 22 persen. Dari target 2,5 persen penyaluran KUR, Sumut hingga saat ini hanya merealisasikan sekitar 1,4 persen.

Sedangkan untuk penyaluran KUR ini, nantinya atau awal 2012, sebanyak 6 Bank Pemerintah dan 26 BPD. “Salah satu BPD tersebut adalah Bank Sumut, kita sudah lihat kosentrasi Bank Sumut untuk menyalurkan KUR,” ujar Syarifuddin. Sementara itu, Direktur Utama Bank Sumut, Gus Irawan menyatakan, sejak awal 2011, Bank Sumut sudah meminta agar dijadikan salah satu bank penyalur KUR, dan keputusan dari Menteri Koperasi dan UKM ini seperti angin segar untuk Bank Sumut.

“Sejak Maret 2011 kita sudah mohon agar dapat mejadi penyalur KUR, dan ini menjadi angin segar, karena kita sudah siap dengan 27 kantor cabang di Sumut,” ungkap Gus.(mag-9)

MEDAN- Menteri Koperasi dan UKM Syarifuddin Hasan mengatakan, pada 2012 mendatang, pemerintah akan menyediakan Rp30 T untuk UKM (Usaha Kecil Menengah). Dana ini naik sebesar Rp10 T dari tahun sebelumnya (2011). Adapun alasan pemerintah menaikkan dana untuk UKM, karena, hingga oktober 2011, dana yang terserap untuk UKM sudah mencapai Rp23 T.

“Keputusan untuk menambah pagu karena demand untuk tahun ini sudah tinggi, dan sudah mencapai target, bahkan lebih,” ujar Syarifuddin saat bersilaturrahmi ke Bank Sumut Pusat kemarin, (24/10).

Diakuinya, untuk mengurus UKM akan lebih berat dibandingkan dengan coorporate. Untuk UKM pekerjaan yang dilakukan harus mendetail, mulai dari skill ekonomi SDM harus tinggi, dan langsung kelapangan. Sementara untuk mengurus kredit coorporate, hanya dengan duduk tenang dan uang kembali.

Walau sangat sulit menangani dan mengurus UKM, tapi dipastikan kerugian yang ditimbulkan UKM sangat kecil dibanding dengan pengusaha besar. “Rasio kredit bermasalah (NPL) yang disumbangkan UKM sangat kecil, tidak mencapai 1 persen. Seperti saya, memiliki Badan Layanan Umum (BLU), NPLnya hanya 0,5 persen,” ujar Syarifuddin.
Contoh lain, sebutnya, dengan modal sebesar Rp500 juta, hanya bisa diberikan untuk 1 pengusaha makro, tetapi bila diberikan kepada UKM, modal tersebut bisa untuk 10 orang pengusaha. “Resikonya paling besar dimana?, yang 1 atau 10 orang?,” tanyanya. Usaha kecil menengah ini, menurutnya, banyak manfaat, salah satunya dengan peningkatan pendapatan perkapita.

Apalagi usaha tersebut diberikan pada usaha yang produktif, yang minimal dapat menyerap tenaga kerja.
“Dengan modal Rp20 juta, dapat mnyerap tenaga kerja produktif minimal 20 orang, dengan kata lain, UKM juga dapat menurunkan pengangguran dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

Hingga 2011 ini, UKM yang tercatat di seluruh Indonesia sekitar 53,8 juta unit UKM,” bebernya.
Untuk Sumatera Utara sendiri, sambungnya, pemberian KUR ini tidak maksimal. Karena kendala dari perbankan yang masih memberikan syarat yang sedikit memberatkan kreditur, dan bunga KUR yang termasuk tinggi. Beberapa bank malah memberikan bunga hingga 22 persen. Dari target 2,5 persen penyaluran KUR, Sumut hingga saat ini hanya merealisasikan sekitar 1,4 persen.

Sedangkan untuk penyaluran KUR ini, nantinya atau awal 2012, sebanyak 6 Bank Pemerintah dan 26 BPD. “Salah satu BPD tersebut adalah Bank Sumut, kita sudah lihat kosentrasi Bank Sumut untuk menyalurkan KUR,” ujar Syarifuddin. Sementara itu, Direktur Utama Bank Sumut, Gus Irawan menyatakan, sejak awal 2011, Bank Sumut sudah meminta agar dijadikan salah satu bank penyalur KUR, dan keputusan dari Menteri Koperasi dan UKM ini seperti angin segar untuk Bank Sumut.

“Sejak Maret 2011 kita sudah mohon agar dapat mejadi penyalur KUR, dan ini menjadi angin segar, karena kita sudah siap dengan 27 kantor cabang di Sumut,” ungkap Gus.(mag-9)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/