29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Faisal Basri: Kurangi Konsumsi Barang Impor

MEDAN- Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri Batubara mengatakan, Indonesia harus mengurangi ketergantungan ekonomi dari negara lain. Salah satu caranya, dengan mengurangi konsumsi beragam jenis produk impor guna menekan ketergantungan terhadap produk luar negeri.

“Masyarakat Indonesia termasuk dari kalangan buruh sebaiknya meminimalisir penggunaan produk-produk impor, terutama produk sejenis yang bisa dihasilkan di dalam negeri,” katanya saat menjadi pembicara pada Dialog Nasional bertajuk “Sudah Adilkah Kebijakan Pengupahan di Indonesia?” di Medan, Kamis (25/5).

Dipaparkan Mantan Calon Gubernur DKI Jakarta ini, penggunaan produksi impor yang sebenarnya bisa dihasilkan di Indonesia justru berpotensi mematikan kinerja usaha industri dalam negeri. Jika industri di dalam negeri terdesak dengan produk impor, tentunya akan berimbas terhadap nasib buruh yang bekerja di perusahaan kata Faisal di hadapan perwakilan lebih seratusan buruh dari serikat pekerja berbagai perusahaan di Sumut yang hadir pada dialog tersebut.

Oleh karena itu, kata Faisal buruh harus ikut bersama komponen masyarakat lainnya mengurangi ketergantungan terhadap produk impor demi menyelamatkan kelangsungan usaha di dalam negeri.

“Industri dalam negeri harus diselamatkan dengan cara membangun tekad dan semangat untuk cinta terhadap produk asli dalam negeri, karena mendonkrak industri dalam negeri merupakan kewajiban kita semua termasuk buruh,” katanya.
Dia juga mendukung upaya peningkatan kesejahteraan buruh, karena menurut Faisal jika upah buruh naik, maka daya beli juga akan meningkat dan tentunya pertumbuhan perekonomian dalam negeri akan bangkit.

“Tapi buruh juga jangan suka konsumsi barang impor,” ujarnya. Terkait peningkatan kesejahteraan buruh, dia meminta pihak pengusaha bisa melihat buruh sebagai asset dan bukan sebagai beban.

Faisal mengatakan, buruh tidak akan produktif jika kebutuhannya tidak terpenuhi. “Jadi upaya maupun langkah-langkah yang dilakukan untuk mensejahterakan buruh tidak akan merugikan pengusaha,” katanya.

Selain Faisal Basri, turut menjadi pembicara pada dialog yang digelar Dewan Pengurus Provinsi Pergerakan Indonesia (PPI) Sumuti ini dari Sekretariat Dewan Pengupahan Provinsi Sumut, Ririn Bidasari, Aktifis Buruh Nasional dari Jakarta Danil Indrakusuma, Staf Khusus Dit Binmas Polda Sumut, AKBP Jidin Siagian dan dari Jamsostek Krista Nurhayati Siagian. (adz)

MEDAN- Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri Batubara mengatakan, Indonesia harus mengurangi ketergantungan ekonomi dari negara lain. Salah satu caranya, dengan mengurangi konsumsi beragam jenis produk impor guna menekan ketergantungan terhadap produk luar negeri.

“Masyarakat Indonesia termasuk dari kalangan buruh sebaiknya meminimalisir penggunaan produk-produk impor, terutama produk sejenis yang bisa dihasilkan di dalam negeri,” katanya saat menjadi pembicara pada Dialog Nasional bertajuk “Sudah Adilkah Kebijakan Pengupahan di Indonesia?” di Medan, Kamis (25/5).

Dipaparkan Mantan Calon Gubernur DKI Jakarta ini, penggunaan produksi impor yang sebenarnya bisa dihasilkan di Indonesia justru berpotensi mematikan kinerja usaha industri dalam negeri. Jika industri di dalam negeri terdesak dengan produk impor, tentunya akan berimbas terhadap nasib buruh yang bekerja di perusahaan kata Faisal di hadapan perwakilan lebih seratusan buruh dari serikat pekerja berbagai perusahaan di Sumut yang hadir pada dialog tersebut.

Oleh karena itu, kata Faisal buruh harus ikut bersama komponen masyarakat lainnya mengurangi ketergantungan terhadap produk impor demi menyelamatkan kelangsungan usaha di dalam negeri.

“Industri dalam negeri harus diselamatkan dengan cara membangun tekad dan semangat untuk cinta terhadap produk asli dalam negeri, karena mendonkrak industri dalam negeri merupakan kewajiban kita semua termasuk buruh,” katanya.
Dia juga mendukung upaya peningkatan kesejahteraan buruh, karena menurut Faisal jika upah buruh naik, maka daya beli juga akan meningkat dan tentunya pertumbuhan perekonomian dalam negeri akan bangkit.

“Tapi buruh juga jangan suka konsumsi barang impor,” ujarnya. Terkait peningkatan kesejahteraan buruh, dia meminta pihak pengusaha bisa melihat buruh sebagai asset dan bukan sebagai beban.

Faisal mengatakan, buruh tidak akan produktif jika kebutuhannya tidak terpenuhi. “Jadi upaya maupun langkah-langkah yang dilakukan untuk mensejahterakan buruh tidak akan merugikan pengusaha,” katanya.

Selain Faisal Basri, turut menjadi pembicara pada dialog yang digelar Dewan Pengurus Provinsi Pergerakan Indonesia (PPI) Sumuti ini dari Sekretariat Dewan Pengupahan Provinsi Sumut, Ririn Bidasari, Aktifis Buruh Nasional dari Jakarta Danil Indrakusuma, Staf Khusus Dit Binmas Polda Sumut, AKBP Jidin Siagian dan dari Jamsostek Krista Nurhayati Siagian. (adz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/