MEDAN- Walau sudah ada keputusan pemerintah pusat terkait penambahan BBM Subsidi, hingga saat ini Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) belum pasti mendapatkankan tambahan kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi tersebut. Padahal, hingga Agustus 2012, penyaluran BBM subsidi PT Pertamina Region I Sumatera bagian Utara mencapai 1 juta kiloliter (KL) dari kuota 1,4 juta KL sepanjang tahun 2012.
Asisten Customer Relation Fuel Retail Marketing Region I Marketing and Trading Directorate PT Pertamina, Sonny Mirath, mengatakan, Pertamina pusat terus berkoordinasi dengan BPH Migas agar Sumut dapat tambahan kuota, namun belum mengetahui jumlah kuota yang diperoleh. “Kita belum pasti mendapatkan tambahan ini, keputusan itu ada ditangan BPH Migas, dan saya tidak berhak untuk mengungkapkan nya. Yang pasti kita siap menerima berapa dan waktunya tambahan BBM subsidi itu,” jelasnya.
Dengan hal tersebut, dirinya belum dapat menjelaskan dengan pasti berapa dan kapan BBM subsidi tersebut dapat disalurkan. Sedangkan untuk ketersediaan stok di Sumut, lanjut Sonny masih dalam kondisi aman, yakni BBM premium di 5 TBBM di Sumut pada angka 30.000 Kl dan solar sebanyak 25.000 KL. Dimana stok itu cukup untuk 6 hingga 8 hari ke depan. “Tidak ada kendala dalam supply BBM ke terminal BBM karena tanker merapat setiap 1-2 hari,” imbuhnya.
Hingga 31 Agustus 2012 pihaknya sudah menyalurkan premium di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 1 juta KL, dan Solar sebanyak 744,533 KL. Adapun kuota yang diberikan Pemerintah kepada Pertamina di Sumut untuk premium 1,4 juta KL, dan Solar sebanyak 964,000 KL. “Kuota Sumut merupakan kuota yang diterima oleh Pertamina dan 3 perusahaan lainnya. Yang dari pihak kami, kondisi penyaluran BBM Bersubsidi hingga 1 juta KL,” ujarnya kepada wartawan, kemarin.
Karena BBM yang terus diminati oleh masyarakat, tidak heran hingga September 2012, 30 persen dari jumlah totsal SPBU Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Sumut yang melakukan penyelewengan penyaluran BBM subsidi sendiri. “Ada sekitar 10 SPBU dari total 33-34 SPBU di Sumbagut yang melakukan penyelewengan dengan melakukan penyaluran BBM subsidi yang tidak sesuai kebutuhan. Dan semuanya telah kena sanksi internal,” ungkap Sonny.
Dalam kasus penyelewengan ini, diungkapkan Sonny, pihaknya hanya dapat memberikan sanksi internal dan sidak sesuai laporan dari masyarakat dan kepolisian. “Berbagai pemberian sanksi tersebut, seperti menghentikan sementara penyaluran BBM,” tambahnya.
Selain Pertamina, di Medan sendiri ada perusahaan ritel asal Malaysia, Petronas yang juga menyalurkan BBM subsidi. Tetapi, sejak 1 Mei yang lalu telah dihentikan. “Kalau alasan penghentiannya, kita tidak mengetahui dengan pasti ya. Silahkan hubungi Jakarta saja (pusat),” ungkap Retail Executive Operational Medan, Petronas Niaga Indonesia, Ocfrianto Hutabarat.
Di Petronas sendiri, premium subsidi ini disebut Pertamax 88. Walaupun sudah tidak menyalurkan lagi, Oktavianus mengatakan penjualanan masih stabil. “Jadi, kalau nantinya Petronas dapat tambahan kuota atau tidak, kita sama sekali tidak tahu ya. kita kan di daerah, sementara, keputusan itu dari Pusat,” lanjutnya.(ram)