JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Perkembangan digitalisasi dalam ekosistem ekonomi dan keuangan digital terus berkembang secara signifikan. Karena itu, Bank Indonesia (BI) menyatakan lima visi sistem pembayaran Indonesia (SPI) 2025 untuk memastikan arus digitalisasi berkembang dalam ekonomi dan keuangan yang lebih kondusif.
Gubernur BI, Perry Wajiyo mengatakan, visi ini untuk mendukung integrasi ekonomi-keuangan digital nasional.
Kemudian mendukung digitalisasi perbankan sebagai lembaga utama dalam ekonomi-keuangan digital melalui open-banking maupun pemanfaatan teknologi digital dan data dalam bisnis keuangan.
Menjamin interlink antara Fintech dengan perbankan. Keempat, menjamin keseimbangan antara inovasi dengan consumers protection, integritas dan stabilitas serta persaingan usaha yang sehat.
“Selain itu melalui kewajiban keterbukaan untuk data atau informasi atau bisnis publik, dan penerapan reg-tech dan sup-tech dalam kewajiban pelaporan, regulasi dan pengawasan,” tuturnya.
Terakhir, menjamin kepentingan nasional dalam ekonomi-keuangan digital antarnegara.
Sebagai langkah awal transformasi digital di sistem pembayaran Indonesia dalam membantu percepatan pengembangan ekonomi dan keuangan digital. BI melakukan soft launching QR code Indonesia Standard (QRIS). Hadirnya QRIS tersebut memungkinkan pembayaran melalui QR akan terkoneksi dan terinteropabilitas dengan menggunakan satu standar QR Code. Dalam tahap awal, BI memperkenalkan QRIS untuk Merchant Presented Mode (MPM) dan akan mulai diimplementasikan pada semenster II-2019.
LinkAja, Gopay Bisa Saling Baca Code QR
Teknologi sistem pembayaran kini dalam tahap pengembangan transaksi menggunakan QR code.
Transaksi nontunai ini diharapkan bisa membantu mendorong gerakan nasional non tunai (GNNT).
Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Pungky Purnomo Wibowo menjelaskan akhir tahun ini ditargetkan seluruh QR code bisa digunakan untuk semua layanan uang elektronik atau ewallet.
“Akhir tahun harus bisa semuanya lah, semuanya pada komitmen kok karena manfaatnya banyak,” kata Pungky di Gedung BI.
Pungky mengungkapkan nantinya satu QR code akan bisa dibaca oleh seluruh platform karena interkoneksi. Misalnya QR code milik LinkAja akan bisa terbaca oleh GoPay atau OVO.
Hal ini dilakukan agar layanan keuangan non tunai bisa lebih cepat dan lebih efisien. (jpc/ram)