25 C
Medan
Saturday, May 4, 2024

Daging Sapi di Medan Rp130 Ribu per Kg, Aceh Rp160 Ribu

Foto: Sutan Siregar/Sumut Pos Seorang pedagang daging menunggu pembeli di Pasar Petisah Medan, Senin (5/6). Memasuki bulan Ramadan, sejumlah kebutuhan pokok mengalami kenaikan harga.
Foto: Sutan Siregar/Sumut Pos
Seorang pedagang daging menunggu pembeli di Pasar Petisah Medan, Senin (5/6). Memasuki bulan Ramadan, sejumlah kebutuhan pokok mengalami kenaikan harga.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Sehari jelang sahur dan berbuka perdana di Bulan Ramadan, harga kebutuhan barang pokok masih bertahan di level tinggi. Masyarakat harus lebih bijak menggunakan uang terutama menghadapi berbagai kebutuhan hari raya Idul Fitri meski pemerintah bertekad menjaga agar harga-harga tidak melambung tinggi.

Harga daging sapi yang ditargetkan presiden Jokowi bisa dijual di bawah Rp 100 ribu per kg masih belum ada tanda-tanda penurunan hingga kemarin. Di sejumlah pasar Kota Medan, hingga Minggu (5/6), rata-rata harga daging sapi di kisaran Rp130 ribu per kg.

Bahkan harga daging di Aceh mencapai Rp 160 ribu per kg. Salah satu penyebabnya adalah meningkatnya permintaan daging untuk kebutuhan Meugang, yaitu tradisi memasak dan makan daging satu atau dua hari menjelang Ramadan.

Bukan hanya daging, harga sembako lainnya juga melambung. Di Pasar Kampung Lalang, Medan, harga gula pasir Rp15 ribu per kg dari sebelumnya Rp12 ribu. Kenaikan juga terjadi pada minyak goreng. Saat ini, harga minyak goring per kilogram Rp11 ribu hingga Rp12 ribu dari sebelumnya Rp9.000 hingga Rp10 ribu.

“Yang mendadak naik, gula dan minyaklah. Kenaikannya hampir tiap hari. Dari distributornya naik, pusat pasar naik, kita otomatis naik juga,” kata Zulfikar, pedagang di Pasar Kampung Lalang.

Dia mengatakan, kenaikan harga ini lumrah terjadi di waktu mendekati Ramadan. Meski begitu, untuk harga beras, tepung dan margarin, lanjutnya, masih dalam keadaan stabil.

Kenaikan harga juga terjadi pada daging ayam ras pedaging atau broiler. Saat ini, harga daging ayam Rp 33 ribu dari sebelumnya Rp27 ribu per kilogram. Kenaikan ini, kata salah satu pedagang daging ayam, Hamzah, terjadi sejak sepekan terakhir.

“Orang belinya jadi dikurangi, biasa beli sekilo jadi setengah kilogram. Tapi penjualannya naik. Kita harap jangan naik lagilah harganya,” ujarnya.

Sementara, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengaku sudah mengunjungi beberapa perusahaan produsen pangan untuk mengajukan kerja sama, dalam rangka menstabilkan harga pangan di pasaran. Hal tersebut ia lakukan untuk menekan lonjakan harga di pasaran yang mengakibatkan sulitnya daya beli masyarakat pada bulan Ramadan.

“Ini dua minggu terakhir kami kunjungi beberapa perusahaan, termasuk perusahaan Bimoli, Filma, Carocopa, kemudian Artha Graha. Kami minta berpartisipasi operasi pasar murah besar-besaran karena harga sebelum Ramadan naik,” ujarnya di sela operasi pasar di Bendungan Hilir, Jakarta, Minggu (5/6).

Ia yakin mampu menstabilkan harga pangan sesuai perintah Presiden Jokowi dengan melihat pada stok pangan nasional yang jumlahnya mencukupi. Bahkan, melihat produksi minyak goreng, industri ternak ayam misalnya, Indonesia adalah negara yang mengekspor produk itu untuk negara lain.

“Padahal kita produsen terbesar dunia, ayam kita ekspor ke Myanmar, Day Old Chick (DOC) kita ekspor tapi harganya juga naik. Stok kita dua kali lipat, minyak goreng stok kita empat kali lipat. Stok kita menghadapi Ramadan 1,6 juta ton, kebutuhan kita 400 ribu ton,” jelas Amran.

Foto: Sutan Siregar/Sumut Pos Seorang pedagang daging menunggu pembeli di Pasar Petisah Medan, Senin (5/6). Memasuki bulan Ramadan, sejumlah kebutuhan pokok mengalami kenaikan harga.
Foto: Sutan Siregar/Sumut Pos
Seorang pedagang daging menunggu pembeli di Pasar Petisah Medan, Senin (5/6). Memasuki bulan Ramadan, sejumlah kebutuhan pokok mengalami kenaikan harga.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Sehari jelang sahur dan berbuka perdana di Bulan Ramadan, harga kebutuhan barang pokok masih bertahan di level tinggi. Masyarakat harus lebih bijak menggunakan uang terutama menghadapi berbagai kebutuhan hari raya Idul Fitri meski pemerintah bertekad menjaga agar harga-harga tidak melambung tinggi.

Harga daging sapi yang ditargetkan presiden Jokowi bisa dijual di bawah Rp 100 ribu per kg masih belum ada tanda-tanda penurunan hingga kemarin. Di sejumlah pasar Kota Medan, hingga Minggu (5/6), rata-rata harga daging sapi di kisaran Rp130 ribu per kg.

Bahkan harga daging di Aceh mencapai Rp 160 ribu per kg. Salah satu penyebabnya adalah meningkatnya permintaan daging untuk kebutuhan Meugang, yaitu tradisi memasak dan makan daging satu atau dua hari menjelang Ramadan.

Bukan hanya daging, harga sembako lainnya juga melambung. Di Pasar Kampung Lalang, Medan, harga gula pasir Rp15 ribu per kg dari sebelumnya Rp12 ribu. Kenaikan juga terjadi pada minyak goreng. Saat ini, harga minyak goring per kilogram Rp11 ribu hingga Rp12 ribu dari sebelumnya Rp9.000 hingga Rp10 ribu.

“Yang mendadak naik, gula dan minyaklah. Kenaikannya hampir tiap hari. Dari distributornya naik, pusat pasar naik, kita otomatis naik juga,” kata Zulfikar, pedagang di Pasar Kampung Lalang.

Dia mengatakan, kenaikan harga ini lumrah terjadi di waktu mendekati Ramadan. Meski begitu, untuk harga beras, tepung dan margarin, lanjutnya, masih dalam keadaan stabil.

Kenaikan harga juga terjadi pada daging ayam ras pedaging atau broiler. Saat ini, harga daging ayam Rp 33 ribu dari sebelumnya Rp27 ribu per kilogram. Kenaikan ini, kata salah satu pedagang daging ayam, Hamzah, terjadi sejak sepekan terakhir.

“Orang belinya jadi dikurangi, biasa beli sekilo jadi setengah kilogram. Tapi penjualannya naik. Kita harap jangan naik lagilah harganya,” ujarnya.

Sementara, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengaku sudah mengunjungi beberapa perusahaan produsen pangan untuk mengajukan kerja sama, dalam rangka menstabilkan harga pangan di pasaran. Hal tersebut ia lakukan untuk menekan lonjakan harga di pasaran yang mengakibatkan sulitnya daya beli masyarakat pada bulan Ramadan.

“Ini dua minggu terakhir kami kunjungi beberapa perusahaan, termasuk perusahaan Bimoli, Filma, Carocopa, kemudian Artha Graha. Kami minta berpartisipasi operasi pasar murah besar-besaran karena harga sebelum Ramadan naik,” ujarnya di sela operasi pasar di Bendungan Hilir, Jakarta, Minggu (5/6).

Ia yakin mampu menstabilkan harga pangan sesuai perintah Presiden Jokowi dengan melihat pada stok pangan nasional yang jumlahnya mencukupi. Bahkan, melihat produksi minyak goreng, industri ternak ayam misalnya, Indonesia adalah negara yang mengekspor produk itu untuk negara lain.

“Padahal kita produsen terbesar dunia, ayam kita ekspor ke Myanmar, Day Old Chick (DOC) kita ekspor tapi harganya juga naik. Stok kita dua kali lipat, minyak goreng stok kita empat kali lipat. Stok kita menghadapi Ramadan 1,6 juta ton, kebutuhan kita 400 ribu ton,” jelas Amran.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/