26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Resi Gudang Butuh Stimulus Dana

MEDAN- Realisasi pembangunan resi gudang membutuhkan suntikan dana minimal Rp 1,2 triliun. Diharapkan, pemerintah segera memasukkan anggaran resi gudang agar bisa terealisasi secepatnya. Karena hingga saat ini, resi gudang belum dapat berjalan.

Deputi Direktur Divisi Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI), Mikael Budisatrio mengatakan dalam acara pertemuan perbankan 2012 yang bertemakan Menuju Pertumbuhan Berkesinambungan dan Inklusif: Tantangan Ditengah Gejolak Global di Gedung BI, Selasa (27/11).

Resi gudang yang direncanakan di tiga daerah yakni Kabupaten Karo, tepatnya mau kearah Kutacane, akan difokuskan untuk jagung. Sedangkan untuk Kabupaten Simalungun, dan Serdang Bedagai, akan difokuskan untuk beras.

ijelaskannya pelaksanaan resi gudang mampu meningkatkan kesejahteraan petani dengan memberikan kesempatan kepada petani untuk mendapatkan harga yang terbaik. Caranya, dengan menyimpan terlebih dahulu hasil pertaniannya di gudang sementara petani juga masih bisa mendapatkan dana untuk memenuhi kebutuhan hidup serta untuk modal usaha dengan mengagunkan resi gudang atas hasil pertanian.

Disebutkannya, hambatan mengapa pelaksanaan resi gudang belum juga terlaksana, adalah pada pembangunan infrastrukturnya. Mikael menyebutkan seperti pengadaan drier (alat pengering) yang harus diimpor dari China atau Jepang. “Saya tidak tau persis berapa anggaran untuk satu resigudang di satu daerah. Tapi untuk harga satu drier-nya aja bisa sampai Rp 400 miliar. Anggaran resi gudang bersumber dari APBD,” ucapnya.

Selain hambatan itu, lanjutnya, struktur organisasi juga belum terbentuk. Menurutnya, struktur organisasi juga harus dibentuk oleh pemda setempat. “Nantinya struktur organisasi itu dibawah Bappebt. Kami berkeyakinan dengan dukungan pemerintah daerah, sistem ini bisa segera berjalan dalam waktu dekat,” ucapnya.

Sebelumnya, Kadisperindagsu Bidar Alamsyah mengatakan masih belum terlaksananya resi gudang dikarenakan ada beberapa prosedur yang belum bisa dipenuhi. “Kami sudah meninjau pembangunan gudang-gudang beresi seperti di Sergei, yang difokuskan beras dan di Karo,” ucapnya.
Yang masih diperhatikan, pihaknya masih meninjau apakah gudang-gudang tersebut sesuai dengan standar. Karena, katanya, pihaknya tidak ingin ketidakstandaran itu akan merugikan petani. “Misalnya kelembaban gudang, harus sesuai sehingga tidak akan merugikan para petani nantinya,” ujarnya. (ram)

MEDAN- Realisasi pembangunan resi gudang membutuhkan suntikan dana minimal Rp 1,2 triliun. Diharapkan, pemerintah segera memasukkan anggaran resi gudang agar bisa terealisasi secepatnya. Karena hingga saat ini, resi gudang belum dapat berjalan.

Deputi Direktur Divisi Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI), Mikael Budisatrio mengatakan dalam acara pertemuan perbankan 2012 yang bertemakan Menuju Pertumbuhan Berkesinambungan dan Inklusif: Tantangan Ditengah Gejolak Global di Gedung BI, Selasa (27/11).

Resi gudang yang direncanakan di tiga daerah yakni Kabupaten Karo, tepatnya mau kearah Kutacane, akan difokuskan untuk jagung. Sedangkan untuk Kabupaten Simalungun, dan Serdang Bedagai, akan difokuskan untuk beras.

ijelaskannya pelaksanaan resi gudang mampu meningkatkan kesejahteraan petani dengan memberikan kesempatan kepada petani untuk mendapatkan harga yang terbaik. Caranya, dengan menyimpan terlebih dahulu hasil pertaniannya di gudang sementara petani juga masih bisa mendapatkan dana untuk memenuhi kebutuhan hidup serta untuk modal usaha dengan mengagunkan resi gudang atas hasil pertanian.

Disebutkannya, hambatan mengapa pelaksanaan resi gudang belum juga terlaksana, adalah pada pembangunan infrastrukturnya. Mikael menyebutkan seperti pengadaan drier (alat pengering) yang harus diimpor dari China atau Jepang. “Saya tidak tau persis berapa anggaran untuk satu resigudang di satu daerah. Tapi untuk harga satu drier-nya aja bisa sampai Rp 400 miliar. Anggaran resi gudang bersumber dari APBD,” ucapnya.

Selain hambatan itu, lanjutnya, struktur organisasi juga belum terbentuk. Menurutnya, struktur organisasi juga harus dibentuk oleh pemda setempat. “Nantinya struktur organisasi itu dibawah Bappebt. Kami berkeyakinan dengan dukungan pemerintah daerah, sistem ini bisa segera berjalan dalam waktu dekat,” ucapnya.

Sebelumnya, Kadisperindagsu Bidar Alamsyah mengatakan masih belum terlaksananya resi gudang dikarenakan ada beberapa prosedur yang belum bisa dipenuhi. “Kami sudah meninjau pembangunan gudang-gudang beresi seperti di Sergei, yang difokuskan beras dan di Karo,” ucapnya.
Yang masih diperhatikan, pihaknya masih meninjau apakah gudang-gudang tersebut sesuai dengan standar. Karena, katanya, pihaknya tidak ingin ketidakstandaran itu akan merugikan petani. “Misalnya kelembaban gudang, harus sesuai sehingga tidak akan merugikan para petani nantinya,” ujarnya. (ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/