27 C
Medan
Sunday, January 19, 2025

Forum Bisnis Internasional Produk Unggulan Sumatera Utara Hadirkan 14 Negara

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dalam rangka memperluas dan mempromosikan pasar ekspor sarang burung walet ke seluruh dunia, Badan Karantina Pertanian melalui Karantina Pertanian Medan bersama PT Ori Ginalnest Indonesia, menggelar event dengan tema ‘Bring Indonesia Birds Nest to The World’, yang berlangsung di Grand Ball Room Lantai 3, Hotel Adimulia Medan, Sumatera Utara (Sumut), Kamis (28/11).

Pada acara penyambutan turis mancanegara tersebut di Bandara Internasional Kualanamu, hadir Staf Ahli Kementerian Pertanian Bidang Perdagangan Luar Negeri Banun Harpini, dan Kepala Karantina Medan Hafni Zahara, serta CEO PT Ori Ginalnest Indonesia Rusianah.

“Forum bisnis sarang burung walet akan dilaksanakan hari ini (kemarin, red) dengan dihadiri 14 negara, di antaranya Amerika, Kanada, Tiongkok, Australia, Selandia Baru, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Singapura, Hongkong, Makau, Belanda, Perancis, dan Inggris. Tujuannya untuk pengembangan ekspor sarang burung walet dari Medan, meningkatkan devisa hasil ekspor, menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan pariwisata Indonesia,” tutur CEO PT Ori Ginalnest Indonesia Rusianah.

“Acara dibuka oleh Gubernur Sumut, diwakili Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bapak Joni Waldi, dan Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil,” imbuh Rusianah.

Tanda tangan kontrak perjanjian kerja sama 14 negara dengan PT Ori Ginalnest Indonesia, total ekspor 38 ton dengan nilai 76.100.000 Dollar AS. Sedangkan nilai kontrak terbesar di pegang oleh perusahaan importir dari Tiongkok Mandy, Guangzhou Tao Tao Co Ltd, dengan nilai kontrak 36.000.000 Dollar AS, 18 ton per tahun.

Indonesia dianugrahi sumber daya alam sarang burung walet 78 persen terbesar di pasar dunia. Melalui kegiatan ini, serta mengundang potential buyers dari 14 negara, dapat turut meningkatkan devisa hasil ekspor Indonesia. Selain itu, menciptakan lapangan pekerjaan lebih luas, yang tidak bisa digantikan oleh teknologi.

Juga sekaligus mempromosikan sumber daya alam Indonesia yang selama ini kurang disyukuri, dihargai, diperhatikan, dan dipromosikan oleh semua pihak, selaku masyarakat Indonesia. Kegiatan ini juga turut mengedukasi agar budaya mengkonsumsi sarang burung walet agar tidak dilupakan oleh perkembangan zaman.

Diharapkan dari gelaran ini, sarang burung walet menjadi produk potensi unggulan yang dapat dibanggakan bersama sebagai warga negara Indonesia. Dan turut membantu sektor pariwisata, agar volumeturis dari luar negeri bisa bertambah datang ke Indonesia. Serta menjadi lokomotif roda perekonomomian Indonesia.

“Dengan tersebarnya jumlah peternak atau petani di seluruh Indonesia, selama bisa dipanen dan dihargai selayaknya, maka bisa membantu sektor-sektor lainnya. Dan mereka juga bisa membelanjakan hasil panennya, sampai bisa mencicil properti,” jelas Rusianah.

Karena perkembangan zaman dunia yang begitu pesat, lanjut Rusianah, jika tidak dilestarikan dan dipromosikan, maka budaya mengkonsumsi sarang burung walet akan pelan tapi pasti, bisa saja dilupakan. “Marilah mulai menghargai sumber daya alam sarang burung walet yang dianugerahkan kepada Indonesia. Sebagai sesama masyarakat Indonesia, jika sarang burung walet tidak bisa dijual atau diekspor, maka sumber daya alam ini akan menjadi emas yang tidak ada nilainya,” tegasnya.

“Jika kurang dihargai, maka negara-negara tetangga dengan senang hati untuk menghargai sumber daya alam sarang burung walet ini. Dan itu akan menjadi emas yang tidak bernilai oleh ketidakpedulian kita sendiri,” pungkas Rusianah. (rel/saz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dalam rangka memperluas dan mempromosikan pasar ekspor sarang burung walet ke seluruh dunia, Badan Karantina Pertanian melalui Karantina Pertanian Medan bersama PT Ori Ginalnest Indonesia, menggelar event dengan tema ‘Bring Indonesia Birds Nest to The World’, yang berlangsung di Grand Ball Room Lantai 3, Hotel Adimulia Medan, Sumatera Utara (Sumut), Kamis (28/11).

Pada acara penyambutan turis mancanegara tersebut di Bandara Internasional Kualanamu, hadir Staf Ahli Kementerian Pertanian Bidang Perdagangan Luar Negeri Banun Harpini, dan Kepala Karantina Medan Hafni Zahara, serta CEO PT Ori Ginalnest Indonesia Rusianah.

“Forum bisnis sarang burung walet akan dilaksanakan hari ini (kemarin, red) dengan dihadiri 14 negara, di antaranya Amerika, Kanada, Tiongkok, Australia, Selandia Baru, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Singapura, Hongkong, Makau, Belanda, Perancis, dan Inggris. Tujuannya untuk pengembangan ekspor sarang burung walet dari Medan, meningkatkan devisa hasil ekspor, menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan pariwisata Indonesia,” tutur CEO PT Ori Ginalnest Indonesia Rusianah.

“Acara dibuka oleh Gubernur Sumut, diwakili Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bapak Joni Waldi, dan Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil,” imbuh Rusianah.

Tanda tangan kontrak perjanjian kerja sama 14 negara dengan PT Ori Ginalnest Indonesia, total ekspor 38 ton dengan nilai 76.100.000 Dollar AS. Sedangkan nilai kontrak terbesar di pegang oleh perusahaan importir dari Tiongkok Mandy, Guangzhou Tao Tao Co Ltd, dengan nilai kontrak 36.000.000 Dollar AS, 18 ton per tahun.

Indonesia dianugrahi sumber daya alam sarang burung walet 78 persen terbesar di pasar dunia. Melalui kegiatan ini, serta mengundang potential buyers dari 14 negara, dapat turut meningkatkan devisa hasil ekspor Indonesia. Selain itu, menciptakan lapangan pekerjaan lebih luas, yang tidak bisa digantikan oleh teknologi.

Juga sekaligus mempromosikan sumber daya alam Indonesia yang selama ini kurang disyukuri, dihargai, diperhatikan, dan dipromosikan oleh semua pihak, selaku masyarakat Indonesia. Kegiatan ini juga turut mengedukasi agar budaya mengkonsumsi sarang burung walet agar tidak dilupakan oleh perkembangan zaman.

Diharapkan dari gelaran ini, sarang burung walet menjadi produk potensi unggulan yang dapat dibanggakan bersama sebagai warga negara Indonesia. Dan turut membantu sektor pariwisata, agar volumeturis dari luar negeri bisa bertambah datang ke Indonesia. Serta menjadi lokomotif roda perekonomomian Indonesia.

“Dengan tersebarnya jumlah peternak atau petani di seluruh Indonesia, selama bisa dipanen dan dihargai selayaknya, maka bisa membantu sektor-sektor lainnya. Dan mereka juga bisa membelanjakan hasil panennya, sampai bisa mencicil properti,” jelas Rusianah.

Karena perkembangan zaman dunia yang begitu pesat, lanjut Rusianah, jika tidak dilestarikan dan dipromosikan, maka budaya mengkonsumsi sarang burung walet akan pelan tapi pasti, bisa saja dilupakan. “Marilah mulai menghargai sumber daya alam sarang burung walet yang dianugerahkan kepada Indonesia. Sebagai sesama masyarakat Indonesia, jika sarang burung walet tidak bisa dijual atau diekspor, maka sumber daya alam ini akan menjadi emas yang tidak ada nilainya,” tegasnya.

“Jika kurang dihargai, maka negara-negara tetangga dengan senang hati untuk menghargai sumber daya alam sarang burung walet ini. Dan itu akan menjadi emas yang tidak bernilai oleh ketidakpedulian kita sendiri,” pungkas Rusianah. (rel/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/