26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Bisnis Start Up tanpa Bantuan Investor, Mungkinkah?

ist/sumut pos
Co-Founder Dusdusan.com Christian Kustedi.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Segudang pertanyaan terbersit oleh para Founder start up saat membangun bisnis mereka dari nol. Apakah produk atau jasa yang ditawarkan benar-benar dibutuhkan? Apakah platform yang sudah dikembangkan dan menelan biaya tidak sedikit bisa bertahan? Apakah pasar sudah cukup loyal atau hanya dengan sejentik “iming-iming” langsung pindah ke lain hati? Apakah tim bekerja menuju visi yang sama? Lalu, bagaimana mengembangkan bisnis dengan modal minim atau tanpa bantuan investor?

Co-Founder Dusdusan.com Christian Kustedi membagikan poin-poin penting mengenai efisiensi budget dalam membangun start up. Poin pertama yaitu menunda reward. Menunda reward disini dalam arti menunda mengeluarkan budget yang tidak berdampak langsung bagi percepatan pertumbuhan bisnis.

“Saat pertumbuhan perusahaan cukup signifikan, seringkali Founder merasa cukup puas dan mulai masuk mode comfort zone. Mulai tercetus ide pindah ke gedung perkantoran elit atau renovasi kantor, dll. Saya menganjurkan sebaliknya. Ketika bisnis sudah bertumbuh, lihat kembali peta bisnis dan market size yang dituju. Tunda dulu hal-hal yang tidak mempercepat bisnis mencapai visi utamanya. Yang perlu diingat adalah setiap rupiah yang dikeluarkan harus berkontribusi pada pertumbuhan bisnis,” ujar Christian

Poin kedua yang diperhatikan adalah segi pemasaran. Di era digitalisasi ini semakin banyak marketing tools yang tersedia, salah satunya media sosial. Dibanding dengan metode pemasaran konvensional, pemasaran digital relatif memiliki keunggulan lebih cepat, efisien, mempunyai target yang jelas dan dapat dipantau secara real time.

“Setiap rupiah yang kita punya sangat berarti untuk bertahan di era digitalisasi ini. Dalam segi pemasaran, gunakan plaform-platform beriklan yang bisa diawasi dengan mudah dan jelas, misal Facebook dan Google Ads,” tambah Christian.

Poin ketiga adalah zero strategy. Yang dimaksud zero strategy dalam hal ini adalah strategi untuk memperbesar kapasitas bisnis dengan zero budget. Yang pertama dibentuk adalah mindset apa yang bisa dilakukan untuk membesarkan bisnis, baik secara awareness maupun revenue, tanpa menggunakan budget sama sekali, alias nol rupiah. (rel/ram)

ist/sumut pos
Co-Founder Dusdusan.com Christian Kustedi.

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Segudang pertanyaan terbersit oleh para Founder start up saat membangun bisnis mereka dari nol. Apakah produk atau jasa yang ditawarkan benar-benar dibutuhkan? Apakah platform yang sudah dikembangkan dan menelan biaya tidak sedikit bisa bertahan? Apakah pasar sudah cukup loyal atau hanya dengan sejentik “iming-iming” langsung pindah ke lain hati? Apakah tim bekerja menuju visi yang sama? Lalu, bagaimana mengembangkan bisnis dengan modal minim atau tanpa bantuan investor?

Co-Founder Dusdusan.com Christian Kustedi membagikan poin-poin penting mengenai efisiensi budget dalam membangun start up. Poin pertama yaitu menunda reward. Menunda reward disini dalam arti menunda mengeluarkan budget yang tidak berdampak langsung bagi percepatan pertumbuhan bisnis.

“Saat pertumbuhan perusahaan cukup signifikan, seringkali Founder merasa cukup puas dan mulai masuk mode comfort zone. Mulai tercetus ide pindah ke gedung perkantoran elit atau renovasi kantor, dll. Saya menganjurkan sebaliknya. Ketika bisnis sudah bertumbuh, lihat kembali peta bisnis dan market size yang dituju. Tunda dulu hal-hal yang tidak mempercepat bisnis mencapai visi utamanya. Yang perlu diingat adalah setiap rupiah yang dikeluarkan harus berkontribusi pada pertumbuhan bisnis,” ujar Christian

Poin kedua yang diperhatikan adalah segi pemasaran. Di era digitalisasi ini semakin banyak marketing tools yang tersedia, salah satunya media sosial. Dibanding dengan metode pemasaran konvensional, pemasaran digital relatif memiliki keunggulan lebih cepat, efisien, mempunyai target yang jelas dan dapat dipantau secara real time.

“Setiap rupiah yang kita punya sangat berarti untuk bertahan di era digitalisasi ini. Dalam segi pemasaran, gunakan plaform-platform beriklan yang bisa diawasi dengan mudah dan jelas, misal Facebook dan Google Ads,” tambah Christian.

Poin ketiga adalah zero strategy. Yang dimaksud zero strategy dalam hal ini adalah strategi untuk memperbesar kapasitas bisnis dengan zero budget. Yang pertama dibentuk adalah mindset apa yang bisa dilakukan untuk membesarkan bisnis, baik secara awareness maupun revenue, tanpa menggunakan budget sama sekali, alias nol rupiah. (rel/ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/