26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Kemajuan Teknologi Blockchain Dorong Pertumbuhan Ekonomi Hijau

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Perjanjian Paris untuk membuat emisi karbon nol tahun 2050 telah melahirkan ekonomi hijau yang bertujuan mengurangi, bahkan membuat emisi karbon yang merusak lingkungan dan menyebabkan perubahan iklim menjadi nol. Caranya dengan beralih ke energi baru dan terbarukan (EBT) dan mengadakan perdagangan karbon (carbon trading).

Akan tetapi, menuju ekonomi hijau bukanlah hal yang mudah. Banyak biaya yang harus dikeluarkan di awal untuk menciptakan teknologi dan infrastruktur yang mendukung. Maka dari itu, pemerintah dan para ahli pun mulai mencari solusi untuk mengembangkan ekonomi hijau, salah satunya dengan pemanfaatan teknologi blockchain.

Upbit melihat potensi besar dalam peranan teknologi blockchain dalam mengembangkan ekonomi hijau yang berkelanjutan. Ada beberapa peran utama teknologi blockchain dalam mendukung perkembangan ekonomi hijau yang dirangkum oleh Upbit Indonesia.

Pertama, pelacakan sumber daya dan rantai pasokan berkelanjutan. Blockchain dapat digunakan untuk mencatat dengan transparan dan akurat sumber daya alam, seperti kayu, logam, atau air, dari sumbernya hingga ke konsumen akhir. Hal ini sangat penting dalam memastikan bahwa sumber daya alam digunakan secara berkelanjutan dan tidak dieksploitasi secara berlebihan.

Kedua, energi terbarukan dan perdagangan karbon. Blockchain dapat digunakan dalam industri energi terbarukan untuk memungkinkan perdagangan energi terbarukan secara langsung antara produsen dan konsumen.

Ketiga, transparansi dan akuntabilitas. Bagi Upbit, hal itu dapat membantu mengatasi masalah penipuan dan greenwashing, serta memastikan bahwa perusahaan dan proyek-proyek yang mengklaim berkontribusi pada ekonomi hijau benar-benar mematuhi praktik berkelanjutan dan berkontribusi pada ekonomi hijau.

Keempat, perlu ada regulasi yang mendukung kehadiran blockchain. VP of Operations Upbit Indonesia Resna Raniadi mengatakan, meskipun blockchain memiliki potensi besar dalam mendukung ekonomi hijau, penting untuk diingat bahwa teknologi ini juga memiliki tantangan seperti regulasi, biaya pengembangan, dan juga implementasi nya.

Namun dia menegaskan, dengan perkembangan teknologi dan inovasi yang berkelanjutan, blockchain dapat menjadi alat yang kuat dalam memajukan tujuan pembangunan berkelanjutan dan ekonomi hijau. “Untuk mendukung hal tersebut, perlu adanya dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, pihak swasta, dan academia,” kata Resna.

Hal itu, kata dia, untuk menciptakan regulasi yang mendukung teknologi blockchain, seperti insentif keuangan untuk perusahaan atau proyek yang menggunakan teknologi blockchain, serta mengadakan edukasi dan pelatihan untuk masyarakat, sehingga dapat membantu memperluas pemahaman tentang manfaat teknologi ini. “Serta mengadakan edukasi dan pelatihan untuk masyarakat sehingga dapat membantu memperluas pemahaman tentang manfaat teknologi ini,” pungkasnya. (rel/adz)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Perjanjian Paris untuk membuat emisi karbon nol tahun 2050 telah melahirkan ekonomi hijau yang bertujuan mengurangi, bahkan membuat emisi karbon yang merusak lingkungan dan menyebabkan perubahan iklim menjadi nol. Caranya dengan beralih ke energi baru dan terbarukan (EBT) dan mengadakan perdagangan karbon (carbon trading).

Akan tetapi, menuju ekonomi hijau bukanlah hal yang mudah. Banyak biaya yang harus dikeluarkan di awal untuk menciptakan teknologi dan infrastruktur yang mendukung. Maka dari itu, pemerintah dan para ahli pun mulai mencari solusi untuk mengembangkan ekonomi hijau, salah satunya dengan pemanfaatan teknologi blockchain.

Upbit melihat potensi besar dalam peranan teknologi blockchain dalam mengembangkan ekonomi hijau yang berkelanjutan. Ada beberapa peran utama teknologi blockchain dalam mendukung perkembangan ekonomi hijau yang dirangkum oleh Upbit Indonesia.

Pertama, pelacakan sumber daya dan rantai pasokan berkelanjutan. Blockchain dapat digunakan untuk mencatat dengan transparan dan akurat sumber daya alam, seperti kayu, logam, atau air, dari sumbernya hingga ke konsumen akhir. Hal ini sangat penting dalam memastikan bahwa sumber daya alam digunakan secara berkelanjutan dan tidak dieksploitasi secara berlebihan.

Kedua, energi terbarukan dan perdagangan karbon. Blockchain dapat digunakan dalam industri energi terbarukan untuk memungkinkan perdagangan energi terbarukan secara langsung antara produsen dan konsumen.

Ketiga, transparansi dan akuntabilitas. Bagi Upbit, hal itu dapat membantu mengatasi masalah penipuan dan greenwashing, serta memastikan bahwa perusahaan dan proyek-proyek yang mengklaim berkontribusi pada ekonomi hijau benar-benar mematuhi praktik berkelanjutan dan berkontribusi pada ekonomi hijau.

Keempat, perlu ada regulasi yang mendukung kehadiran blockchain. VP of Operations Upbit Indonesia Resna Raniadi mengatakan, meskipun blockchain memiliki potensi besar dalam mendukung ekonomi hijau, penting untuk diingat bahwa teknologi ini juga memiliki tantangan seperti regulasi, biaya pengembangan, dan juga implementasi nya.

Namun dia menegaskan, dengan perkembangan teknologi dan inovasi yang berkelanjutan, blockchain dapat menjadi alat yang kuat dalam memajukan tujuan pembangunan berkelanjutan dan ekonomi hijau. “Untuk mendukung hal tersebut, perlu adanya dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, pihak swasta, dan academia,” kata Resna.

Hal itu, kata dia, untuk menciptakan regulasi yang mendukung teknologi blockchain, seperti insentif keuangan untuk perusahaan atau proyek yang menggunakan teknologi blockchain, serta mengadakan edukasi dan pelatihan untuk masyarakat, sehingga dapat membantu memperluas pemahaman tentang manfaat teknologi ini. “Serta mengadakan edukasi dan pelatihan untuk masyarakat sehingga dapat membantu memperluas pemahaman tentang manfaat teknologi ini,” pungkasnya. (rel/adz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/