22.8 C
Medan
Saturday, June 22, 2024

Kue Iklan Media Cetak Masih Jumbo

Media cetak-Ilustrasi
Media cetak-Ilustrasi

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Di tengah ketatnya persaingan bisnis periklanan tanah air, media cetak masih menjadi idola alokasi budget iklan yang mencapai ratusan triliun rupiah. Diproyeksi, realisasi kue iklan di media cetak sendiri mencapai Rp 30 triliun pada tahun ini.

Ketua Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI) DKI Jaya Irfan Ramli mengatakan, komposisi budget iklan media cetak mengambil peran yang sangat signifikan pada industri periklanan. Share-nya mencapai 20 persen dari total budget. “Realisasi keseluruhan tahun ini paling tidak mencapai Rp 140 triliun hingga Rp 150 triliun,” ungkapnya kepada Jawa Pos, di sela acara Citra Pariwara 2014, di hall utama Epiwalk, Rasuna Epicentrum, kawasan Kuningan, Jakarta, kemarin (28/11).

Irfan optimistis pertumbuhan industri periklanan pada tahun depan signifikan. Mengingat, pada 2015 Indonesia memasuki era masyarakat ekonomi ASEAN (MEA). Sehingga, akan sangat besar peluang “berbagai format media memperebutkan porsi budget iklan. “Khusus untuk media print nasional peluangnya sangat bagus. Yang terpenting tetap menjaga kualitas dan konten medianya,” ujar pria yang juga menjadi chairman dari PT Haku Hodo Indonesia, tersebut.

Sementara itu, Citra Pariwara merupakan event akbar insan periklanan yang digelar tahunan sejak 1986. Sehingga, sudah 28 tahun Citra Pariwara menelurkan ribuan penghargaan atas karya seni kreatif periklanan anak negeri. Bahkan, tahun ini dinilai merupakan yang paling besar. “Karena entry-nya mencapai 1.300 (iklan). Ini rekor!” ungkap Irfan. Jumlah ikut serta tersebut naik 25 persen dibandingkan tahun lalu (year on year/yoy).

Dia memerinci, iklan dengan kategori digital mencatat pertumbuhan terbesar, yakni mencapai 60 persen (yoy) dengan kisaran 200 iklan. Sementara iklan kategori media tumbuh sekitar 40 persen (yoy) sekitar 100 iklan.”

Acara meriah yang digelar lebih dari lima jam sejak pukul 17.00 tersebut, dihadiri ratusan pengunjung. Mayoritas dari para insan kreatif periklanan. Beberapa petinggi perusahaan media dan advertising juga tampak hadir. Seperti Chief Executive Officer AMP Group Indonesia Farid Ganio, Chief Crative Officer Lowe Indonesia Roy Wisnu, Technical Advisor-Creative Leo Burnett Group Indonesia Brian Charles Capel, Creative Director Haku Hodo Lucy Novita, dan Direktur PT Jawa Pos Koran Leak Kustiya.

Ketua Panitia Citra Pariwara D.D. Lulut Asmoro mengatakan, hal terpenting dari acara ini adalah pemilihan jajaran dewan juri. Diharapkan, penilain juri akan obyektif terhadap berbagai kategori penghargaan. “Karena itu ada pula kategori yang no winner. Mungkin karena memang tidak good enough meski sudah masuk finalis,” ujar pria yang juga menjadi CEO JWT Jakarta itu.

Lowe Indonesia merupakan salah satu perusahaan periklanan yang menggondol belasan piala Citra Pariwara. Art Director Lowe Indonesia Lucianne Putri mengatakan, butuh waktu panjang untuk mempersiapkan materi iklan yang dilombakan. Misalnya, untuk iklan kecap Bango saja, membutuhkan waktu setahun. “Kekuatan kami memang di research dan mengenal problem konsumen,” ungkap alumnus Desain Komunikasi Visual (DKV) ITB tersebut.

Perempuan 26 tahun membeberkan, dalam iklan yang diganjar penghargaan berbagai kategori print craft tersebut, menunjukkan gambar sapi yang terdiri dari 19 mangkuk, yang di atasnya ada berbagai macam olahan masakan dengan kecap. “Mangkuknya betul-betul kami bikin sendiri,” jelasnya. Di samping kategori masakan, Lowe juga mendapat kategori di kategori print lainnya, seperti Pure It. (gal)

Media cetak-Ilustrasi
Media cetak-Ilustrasi

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Di tengah ketatnya persaingan bisnis periklanan tanah air, media cetak masih menjadi idola alokasi budget iklan yang mencapai ratusan triliun rupiah. Diproyeksi, realisasi kue iklan di media cetak sendiri mencapai Rp 30 triliun pada tahun ini.

Ketua Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI) DKI Jaya Irfan Ramli mengatakan, komposisi budget iklan media cetak mengambil peran yang sangat signifikan pada industri periklanan. Share-nya mencapai 20 persen dari total budget. “Realisasi keseluruhan tahun ini paling tidak mencapai Rp 140 triliun hingga Rp 150 triliun,” ungkapnya kepada Jawa Pos, di sela acara Citra Pariwara 2014, di hall utama Epiwalk, Rasuna Epicentrum, kawasan Kuningan, Jakarta, kemarin (28/11).

Irfan optimistis pertumbuhan industri periklanan pada tahun depan signifikan. Mengingat, pada 2015 Indonesia memasuki era masyarakat ekonomi ASEAN (MEA). Sehingga, akan sangat besar peluang “berbagai format media memperebutkan porsi budget iklan. “Khusus untuk media print nasional peluangnya sangat bagus. Yang terpenting tetap menjaga kualitas dan konten medianya,” ujar pria yang juga menjadi chairman dari PT Haku Hodo Indonesia, tersebut.

Sementara itu, Citra Pariwara merupakan event akbar insan periklanan yang digelar tahunan sejak 1986. Sehingga, sudah 28 tahun Citra Pariwara menelurkan ribuan penghargaan atas karya seni kreatif periklanan anak negeri. Bahkan, tahun ini dinilai merupakan yang paling besar. “Karena entry-nya mencapai 1.300 (iklan). Ini rekor!” ungkap Irfan. Jumlah ikut serta tersebut naik 25 persen dibandingkan tahun lalu (year on year/yoy).

Dia memerinci, iklan dengan kategori digital mencatat pertumbuhan terbesar, yakni mencapai 60 persen (yoy) dengan kisaran 200 iklan. Sementara iklan kategori media tumbuh sekitar 40 persen (yoy) sekitar 100 iklan.”

Acara meriah yang digelar lebih dari lima jam sejak pukul 17.00 tersebut, dihadiri ratusan pengunjung. Mayoritas dari para insan kreatif periklanan. Beberapa petinggi perusahaan media dan advertising juga tampak hadir. Seperti Chief Executive Officer AMP Group Indonesia Farid Ganio, Chief Crative Officer Lowe Indonesia Roy Wisnu, Technical Advisor-Creative Leo Burnett Group Indonesia Brian Charles Capel, Creative Director Haku Hodo Lucy Novita, dan Direktur PT Jawa Pos Koran Leak Kustiya.

Ketua Panitia Citra Pariwara D.D. Lulut Asmoro mengatakan, hal terpenting dari acara ini adalah pemilihan jajaran dewan juri. Diharapkan, penilain juri akan obyektif terhadap berbagai kategori penghargaan. “Karena itu ada pula kategori yang no winner. Mungkin karena memang tidak good enough meski sudah masuk finalis,” ujar pria yang juga menjadi CEO JWT Jakarta itu.

Lowe Indonesia merupakan salah satu perusahaan periklanan yang menggondol belasan piala Citra Pariwara. Art Director Lowe Indonesia Lucianne Putri mengatakan, butuh waktu panjang untuk mempersiapkan materi iklan yang dilombakan. Misalnya, untuk iklan kecap Bango saja, membutuhkan waktu setahun. “Kekuatan kami memang di research dan mengenal problem konsumen,” ungkap alumnus Desain Komunikasi Visual (DKV) ITB tersebut.

Perempuan 26 tahun membeberkan, dalam iklan yang diganjar penghargaan berbagai kategori print craft tersebut, menunjukkan gambar sapi yang terdiri dari 19 mangkuk, yang di atasnya ada berbagai macam olahan masakan dengan kecap. “Mangkuknya betul-betul kami bikin sendiri,” jelasnya. Di samping kategori masakan, Lowe juga mendapat kategori di kategori print lainnya, seperti Pure It. (gal)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/