26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Ekspor Mebel Meningkat

Pengrajin mebel

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Eksportir mebel dalam negeri mendapat angin segar setelah Amerika Serikat keluar dari Trans-Pacific Partnership (TPP). Eksportir menilai, Indonesia kini bisa sejajar dengan Vietnam dan Malaysia yang menjadi anggota TPP. Selain itu, eksportir Indonesia berpeluang meningkatkan ekspor ke AS.

Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) DPD Jawa Timur Nur Cahyudi mengakui, selama ini ekspor mebel Vietnam dan Malaysia ke AS memang lebih besar jika dibandingkan dengan Indonesia.

’’Keluarnya AS dari TPP mengakibatkan Vietnam dan Malaysia tidak memiliki keistimewaan pembebasan bea masuk lagi ke sana sehingga posisi Indonesia lebih menguntungkan,’’ ujarnya.

Keluarnya AS dari TPP pun diduga membuat AS akan memberlakukan bea masuk 9,3 persen kepada Vietnam.

Selama ini, furnitur Indonesia jika ekspor ke AS tidak dikenai bea masuk karena masuk dalam general system of preference.

’’Keluarnya AS dari TPP membuat Vietnam dikenai bea masuk dan kita tetap bebas bea masuk,’’ terang Nur Cahyudi.

Artinya, Indonesia berpeluang meningkatkan ekspor ke negara pimpinan Donald Trump tersebut.

Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi & Hubungan Antarlembaga HIMKI Abdul Sobur mengungkapkan, AS merupakan negara dengan pasar mebel terbesar di dunia.

Total pasar mebel AS mencapai USD 40 miliar per tahun. Produksi mebel di dalam Negeri Paman Sam itu hanya USD 7 miliar per tahun.

’’Mau tidak mau mereka impor karena selisihnya besar sekali dan produksi di dalam negeri juga mahal,’’ papar Sobur. (jpnn/ram)

 

Pengrajin mebel

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Eksportir mebel dalam negeri mendapat angin segar setelah Amerika Serikat keluar dari Trans-Pacific Partnership (TPP). Eksportir menilai, Indonesia kini bisa sejajar dengan Vietnam dan Malaysia yang menjadi anggota TPP. Selain itu, eksportir Indonesia berpeluang meningkatkan ekspor ke AS.

Ketua Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) DPD Jawa Timur Nur Cahyudi mengakui, selama ini ekspor mebel Vietnam dan Malaysia ke AS memang lebih besar jika dibandingkan dengan Indonesia.

’’Keluarnya AS dari TPP mengakibatkan Vietnam dan Malaysia tidak memiliki keistimewaan pembebasan bea masuk lagi ke sana sehingga posisi Indonesia lebih menguntungkan,’’ ujarnya.

Keluarnya AS dari TPP pun diduga membuat AS akan memberlakukan bea masuk 9,3 persen kepada Vietnam.

Selama ini, furnitur Indonesia jika ekspor ke AS tidak dikenai bea masuk karena masuk dalam general system of preference.

’’Keluarnya AS dari TPP membuat Vietnam dikenai bea masuk dan kita tetap bebas bea masuk,’’ terang Nur Cahyudi.

Artinya, Indonesia berpeluang meningkatkan ekspor ke negara pimpinan Donald Trump tersebut.

Wakil Ketua Umum Bidang Organisasi & Hubungan Antarlembaga HIMKI Abdul Sobur mengungkapkan, AS merupakan negara dengan pasar mebel terbesar di dunia.

Total pasar mebel AS mencapai USD 40 miliar per tahun. Produksi mebel di dalam Negeri Paman Sam itu hanya USD 7 miliar per tahun.

’’Mau tidak mau mereka impor karena selisihnya besar sekali dan produksi di dalam negeri juga mahal,’’ papar Sobur. (jpnn/ram)

 

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/