Wanita kelahiran Nganjuk (Jawa Timur) 3 Mei 1967 ini menyadari posisinya sebagai seorang istri, ibu dan wanita karier. Posisinya yang tidak memiliki banyak waktu bersama. Karena itu, setiap pekerjaan yang digelutinya dirinya selalu meminta pendapat dan izin dari suami dan keluarga besarnya.
“Suami penuh pengertian. Saya sangat bersyukur karena diberikan jodoh seperti dirinya,” ujar Sukarmi, Wakil Ketua Umum KPPU Pusat.
Kesibukan Sukarmi memang cukup lumayan. Selain bertugas sebagai ibu dan istri, ia juga disibukkan dengan pekerjaan sebagai Wakil Ketua Umum KPPU Pusat serta mengajar sebagai dosen. “Alhamdulillah, suami saya sangat mengerti kesibukan saya,” ujar istri dari Asdar Anshar Putra ini.
Posisi ini pula yang membuat dirinya kehilangan waktu berkumpul dengan buah hatinya. Bahkan terkadang di hari libur atau Sabtupun masih dijalaninya untuk mengajar sebagai dosen di berbagai daerah. “Bagi saya bukan kuantitas, tetapi kualitas pertemuan bersama keluarga. Jadi, saat kumpul dengan anak, biasanya saya lakukan semua kegiatan dengan anak, mulai dari belajar, masak ataupun jalan-jalan. Suami saya tahu, bahwa bekerja sudah menjadi kebutuhan bagi saya, dan saya meletakkan kepercayaan suami dengan sepenuh hati,” tambahnya.
Selain itu, saat dirinya jauh dari kedua buah hati dan suami, komunikasi tidak pernah putus dilakukannya. Hal ini untuk mempererat rasa antara dirinya dan keluarganya. “Kalau komunikasi bisa kita jaga, Insya Allah hubungan kita dengan keluarga akan baik-baik saja, karena komunikasi itu bisa mengingatkan kembali keberadaan kita walau kita tidak ada disamping,” kata ibu dari Rona Almas Ramadhani dan Raidul Islam Annadif ini.
Walaupun terlihat sulit, sambungnya, tetapi semua aktivitas kerjanya tetap dijalani dengan senang hati. “Kalau niat kita bekerja dengan tulus, Tuhan pasti meberikan jalan dengan berbagai cara, seperti suami yang sabar dan pengertian serta anak yang mandiri dan sehat,” paparnya.
Menurutnya, tak hanya pekerjaan saja yang rumit, menjadi seorang ibu juga buka hal yang mudah untuk dijalaninya, apalagi saat dirinya harus menghadapi anak yang sakit dan pekerjaan yang menumpuk. “Satu-satunya jalan dalam hidup ini adalah Tuhan. Pernah saat Raidul (16 bulan), anak kedua saya sakit dan harus diopname, pada saat yang sama saya harus keluar kota. Saya memilih jalan berdoa, meminta pada Allah agar anak saya cepat sembuh dan saya bisa bekerja kembali,” tuturnya.
Bicara soal karir, wanita yang mengecap pendidikan di Fakultas Hukum di Universitas Brawijaya ini, sejak kuliah dirinya mulai menggeluti dunia organisasi, bahkan dirinya menjadi seorang aktifis untuk bisa menegakkan keadilan. Rasa cintanya terhadap dunia hukum, membuatnya memutuskan untuk melanjutkan kuliah hingga ke jenjang S3. “Saya dulu sering demo, saya merasa terpanggil jangan sampai hukum dijadikan alat untuk kekuasaan,” akunya.
Seiring berjalannya waktu, akhirnya dosen di beberapa Universitas swasta ini mendapatkan kesempatan untuk duduk di KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) Pusat dengan posisi sebagai Wakil Ketua Umum. Izin suami dan keluarga membuat dirinya bertahan dan akhirnya mendapatkan posisi tersebut. Walau pun awalnya buta dengan dunia bisnis, tetapi prinsipnya untuk selalu belajar tidak membuatnya ketinggalan.
“Awalnya saya tidak tahu apa-apa mengenai bisnis dan usaha. Saya hanya dapat teori saat mengambil S2. Learning by doing yang membuat saya bertahan untuk mengetahui dan menguasai apapun tentang posisi saya. Yang penting niat dan kerja keras yang tulus membuat kita meraih impian,” tutupnya. (juli ramadhani rambe)