25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Hubungan Berpasangan, Perempuan Lebih Egois

Survei menunjukkan perempuan lebih egois dibandingkan laki-laki. Perempuan juga cenderung bicara buruk mengenai temannya kepada orang lain.

Riset mengenai perilaku dan sikap egois ini melibatkan 2.000 perempuan dan laki-laki. Riset digelar oleh organisasi kerelawanan di Inggris untuk memperingati Hari Kerelawanan.

Riset ini menunjukkan data yang lebih spesifik bahwa ternyata perempuan jauh lebih egois. Fakta ini ditemui dalam berbagai perilaku harian. Perempuan cenderung tak menunjukkan kepeduliannya.
Simpati perempuan terhadap orang lain rendah. Sekitar 43,2 persen perempuan cenderung tak bersimpati terhadap orang lain. Sementara hanya 38,6 persen pria yang tak bersimpati dengan orang lain.

Hanya 19,3 persen pria yang tak membukakan pintu saat orang lain membutuhkan. Sementara 20,2 persen perempuan cenderung tak peduli membukakan pintu. Hanya 27,3 persen pria yang enggan menolong perempuan paruh baya untuk membawa barang belanjaannya.

Dalam hubungan berpasangan, perempuan juga cenderung egois. Riset ini menunjukkan bahwa 27,1 persen perempuan memilih DVD yang disukainya, tanpa memikirkan pasangannya suka atau tidak. Sementara itu, hanya 26,2 persen laki-laki yang melakukan hal serupa. Artinya, lebih banyak laki-laki yang mempertimbangkan perasaan atau pendapat pasangannya dalam memilih suatu barang.
Lebih dari setengah responden perempuan mengaku memasak makan malam yang diinginkannya. Sementara itu, hanya 45,9 persen laki-laki yang memasak makan malam sesuai keinginannya. Selebihnya, laki-laki memilih masakan makan malam dengan mempertimbangkan orang lain.

Soal makanan favorit, seperti cokelat, perempuan juga lebih egois. Perempuan mau berbagi cokelat, tetapi mengambil porsi lebih besar. Sebanyak 37,9 persen perempuan mengambil potongan cokelat lebih besar saat berbagi dengan orang lain. Sementara itu, hanya 30,1 persen pria yang melakukan hal serupa. Bahkan dalam keluarga, perempuan juga cenderung sibuk dengan dirinya. Ada 50,1 persen perempuan yang lupa dengan hari ulang tahun anggota keluarganya, sedangkan lebih dari 50 persen laki-laki mengingat hari ulang tahun anggota keluarga mereka. Fakta lainnya, 42,6 persen perempuan cenderung tak menghubungi keluarga, sedangkan hanya 35,5 persen laki-laki yang tak berkomunikasi dengan keluarganya dan hasil lainnya lagi.

Dalam pertemanan, perempuan cenderung bicara buruk mengenai temannya kepada orang lain. Ada 55,6 persen responden perempuan yang berbicara buruk mengenai orang lain, sedangkan hanya 42,2 persen laki-laki yang melakukannya.

Mengenai kepedulian sosial, perempuan memiliki perilaku seimbang. Soal membantu orang lain yang membutuhkan pinjaman uang tunai, hanya 19,7 persen perempuan yang tidak mau meminjamkan uang. Angka ini lebih rendah dibandingkan laki-laki karena 25,5 persen laki-laki tak sudi meminjamkan uang tunai kepada orang yang membutuhkan.

Sebanyak 61,1 persen perempuan mengaku tak mau memberikan uang kecil kepada tunawisma yang memintanya. Angka ini lebih tinggi dibandingkan 51,3 persen laki-laki yang menolak peminta-minta.
Dalam kegiatan kerelawanan, 86,9 persen perempuan enggan terlibat dalam kegiatan sukarela. Berbeda tipis dengan laki-laki, 82,2 persen tak mau terlibat dalam kegiatan kerelawanan. Meski begitu, hanya 65,5 persen perempuan yang menolak membantu sukarelawan dalam menjalankan aktivitasnya.

Sementara itu, laki-laki, selain enggan terlibat dalam kegiatan kerelawanan, 77,1 persen dari mereka juga tak tertarik membantu relawan dalam menjalankan aktivitas kerelawanan.

Direktur Program Organisasi Kerelawanan Inggris Caroline Revell menyayangkan perilaku egois yang didapatkan dari kebanyakan warga Inggris. “Survei ini menunjukkan, meluangkan waktu untuk kegiatan kerelawanan lebih berat ketimbang tindakan keegoisan lainnya, seperti melupakan hari ulang tahun keluarga atau bicara buruk tentang orang lain. Lebih dari 80 persen perempuan dan laki-laki tidak mempertimbangkan untuk terlibat dalam kegiatan kerelawanan,” ujarnya.

Kemdian, kerelawanan tak muncul dalam pikiran perempuan dan laki-laki. Padahal, dengan berbuat sesuatu untuk orang lain, Anda merasa lebih berarti dan sebenarnya tindakan tersebut membantu diri sendiri. Setiap orang memiliki kesempatan untuk mengajar anak jalanan, bertindak menyelamatkan hewan atau lingkungan, sekaligus mengeksplorasi budaya baru melalui kegiatan kerelawanan,” tuturnya. (net/jpnn)

Survei menunjukkan perempuan lebih egois dibandingkan laki-laki. Perempuan juga cenderung bicara buruk mengenai temannya kepada orang lain.

Riset mengenai perilaku dan sikap egois ini melibatkan 2.000 perempuan dan laki-laki. Riset digelar oleh organisasi kerelawanan di Inggris untuk memperingati Hari Kerelawanan.

Riset ini menunjukkan data yang lebih spesifik bahwa ternyata perempuan jauh lebih egois. Fakta ini ditemui dalam berbagai perilaku harian. Perempuan cenderung tak menunjukkan kepeduliannya.
Simpati perempuan terhadap orang lain rendah. Sekitar 43,2 persen perempuan cenderung tak bersimpati terhadap orang lain. Sementara hanya 38,6 persen pria yang tak bersimpati dengan orang lain.

Hanya 19,3 persen pria yang tak membukakan pintu saat orang lain membutuhkan. Sementara 20,2 persen perempuan cenderung tak peduli membukakan pintu. Hanya 27,3 persen pria yang enggan menolong perempuan paruh baya untuk membawa barang belanjaannya.

Dalam hubungan berpasangan, perempuan juga cenderung egois. Riset ini menunjukkan bahwa 27,1 persen perempuan memilih DVD yang disukainya, tanpa memikirkan pasangannya suka atau tidak. Sementara itu, hanya 26,2 persen laki-laki yang melakukan hal serupa. Artinya, lebih banyak laki-laki yang mempertimbangkan perasaan atau pendapat pasangannya dalam memilih suatu barang.
Lebih dari setengah responden perempuan mengaku memasak makan malam yang diinginkannya. Sementara itu, hanya 45,9 persen laki-laki yang memasak makan malam sesuai keinginannya. Selebihnya, laki-laki memilih masakan makan malam dengan mempertimbangkan orang lain.

Soal makanan favorit, seperti cokelat, perempuan juga lebih egois. Perempuan mau berbagi cokelat, tetapi mengambil porsi lebih besar. Sebanyak 37,9 persen perempuan mengambil potongan cokelat lebih besar saat berbagi dengan orang lain. Sementara itu, hanya 30,1 persen pria yang melakukan hal serupa. Bahkan dalam keluarga, perempuan juga cenderung sibuk dengan dirinya. Ada 50,1 persen perempuan yang lupa dengan hari ulang tahun anggota keluarganya, sedangkan lebih dari 50 persen laki-laki mengingat hari ulang tahun anggota keluarga mereka. Fakta lainnya, 42,6 persen perempuan cenderung tak menghubungi keluarga, sedangkan hanya 35,5 persen laki-laki yang tak berkomunikasi dengan keluarganya dan hasil lainnya lagi.

Dalam pertemanan, perempuan cenderung bicara buruk mengenai temannya kepada orang lain. Ada 55,6 persen responden perempuan yang berbicara buruk mengenai orang lain, sedangkan hanya 42,2 persen laki-laki yang melakukannya.

Mengenai kepedulian sosial, perempuan memiliki perilaku seimbang. Soal membantu orang lain yang membutuhkan pinjaman uang tunai, hanya 19,7 persen perempuan yang tidak mau meminjamkan uang. Angka ini lebih rendah dibandingkan laki-laki karena 25,5 persen laki-laki tak sudi meminjamkan uang tunai kepada orang yang membutuhkan.

Sebanyak 61,1 persen perempuan mengaku tak mau memberikan uang kecil kepada tunawisma yang memintanya. Angka ini lebih tinggi dibandingkan 51,3 persen laki-laki yang menolak peminta-minta.
Dalam kegiatan kerelawanan, 86,9 persen perempuan enggan terlibat dalam kegiatan sukarela. Berbeda tipis dengan laki-laki, 82,2 persen tak mau terlibat dalam kegiatan kerelawanan. Meski begitu, hanya 65,5 persen perempuan yang menolak membantu sukarelawan dalam menjalankan aktivitasnya.

Sementara itu, laki-laki, selain enggan terlibat dalam kegiatan kerelawanan, 77,1 persen dari mereka juga tak tertarik membantu relawan dalam menjalankan aktivitas kerelawanan.

Direktur Program Organisasi Kerelawanan Inggris Caroline Revell menyayangkan perilaku egois yang didapatkan dari kebanyakan warga Inggris. “Survei ini menunjukkan, meluangkan waktu untuk kegiatan kerelawanan lebih berat ketimbang tindakan keegoisan lainnya, seperti melupakan hari ulang tahun keluarga atau bicara buruk tentang orang lain. Lebih dari 80 persen perempuan dan laki-laki tidak mempertimbangkan untuk terlibat dalam kegiatan kerelawanan,” ujarnya.

Kemdian, kerelawanan tak muncul dalam pikiran perempuan dan laki-laki. Padahal, dengan berbuat sesuatu untuk orang lain, Anda merasa lebih berarti dan sebenarnya tindakan tersebut membantu diri sendiri. Setiap orang memiliki kesempatan untuk mengajar anak jalanan, bertindak menyelamatkan hewan atau lingkungan, sekaligus mengeksplorasi budaya baru melalui kegiatan kerelawanan,” tuturnya. (net/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/