24 C
Medan
Tuesday, September 24, 2024

Kostum Lolita J Style, Cantik Seperti Boneka

Siapa yang tak kenal dengan fashion satu ini. Gaya ini paling sering dipake di manga-manga (komik) Negeri Sakura Jepang. Lolita fashion adalah sebuah subkultur yang berasal dari mode di Jepang yang didasarkan pada era Victoria dimana pakaian serta kostum dari periode Rococo, namun gaya telah berkembang melampaui keduanya.

PENGGEMAR: Melani  Fatih salah satu penggemar J-Style.
PENGGEMAR: Melani dan Fatih salah satu penggemar J-Style.

Lolita diawali sebagai salah satu dari kesopanan dengan fokus pada kualitas di kedua material dan pembuatan pakaian. Siluet asli dari rok atau gaun panjang selutut dengan bentuk ‘cupcake’ dibantu oleh rok, tetapi telah berkembang menjadi berbagai jenis pakaian termasuk berbagai korset dan rok panjang. Blus, kaus kaki setinggi lutut atau stocking dan hiasan kepala juga dikenakan. Lolita fashion berkembang menjadi beberapa sub gaya yang berbeda dan memiliki subkultur yang hadir di banyak bagian dunia.

J Style atau Style Fashion Jepang ini sudah dari tahun 2010 lalu berkembang. Dengan ciri khas dari style fashion ini adalah tampil cute dan cantik seperti boneka. Karena memiliki tema feminin dan imut kebanyakan wanita yang menggandrungi style fashion Jepang ini. Di Medan sendiri mulai dari kalagan SD sampai Mahasiswa. Seperti Melani yang mengaku menyukai dan mengetahui style ini awalnya dari komik Jepang yang sering dibaca olehnya.

“Lolita ini konsepnya seperti anak-anak ya, dan juga seperti boneka. Dengan dress model kembang ditambah dengan renda-renda, pita-pita. Namun gaya ini kalau di Jepang bisa juga dipakai untuk dewasa. Apalagi dengan warna-warna yang sangat feminin seperti warna pink, putih dan penambahan warna merah pokoknya yang sweet serba ke pastel-pastelan,” katanya saat diwawancarai Sumut Pos di halaman Auditorium Universitas USU dalam acara gatering bersama temannya yang juga suka memakai pakaian tokoh komik yakni Cosplay.

Mahasiswi Fakultas Sastra Jepang ini mengaku bahwa pakaian yang cantik dan lucu yang dikenakannya merupakan hasil karyanya sendiri.

Sama halnya juga yang dikatakan Fatih. Gadis yang masih duduk di bangku SMA ini mengambil karakter Wa Lolita yakni gaya Lolita yang menggabungkan elemen tradisional pakaian Jepang sementara masih menjaga siluet Lolita.  Sepatu dan aksesoris yang digunakan dalam gaya ini tradisional Jepang termasuk kanzashi bunga dan geta. “Seperti yang di lengan saya ini seperti kimono ditambah pakai obi. Namun dipadukan dengan rok kembang. Namun unsur daerah Jepangnya tetap terlihat,”ujarnya.

Lanjutnya, tidak hanya pakaian saja yang dilihat. Untuk dandanan make up juga diperhatikan. Agar sesuai dengan pakaian yang dikenakan mereka. Kebanyakan semua belajar sendiri dan sering melihat internet cara penggunaan make up yang cocok pada kostum yang dikenakan. Untuk biaya  pembuatan kostumka serta untuk keperluan make up Melani menghabiskan  Rp250-Rp300 ribu.   (mag-12)

Siapa yang tak kenal dengan fashion satu ini. Gaya ini paling sering dipake di manga-manga (komik) Negeri Sakura Jepang. Lolita fashion adalah sebuah subkultur yang berasal dari mode di Jepang yang didasarkan pada era Victoria dimana pakaian serta kostum dari periode Rococo, namun gaya telah berkembang melampaui keduanya.

PENGGEMAR: Melani  Fatih salah satu penggemar J-Style.
PENGGEMAR: Melani dan Fatih salah satu penggemar J-Style.

Lolita diawali sebagai salah satu dari kesopanan dengan fokus pada kualitas di kedua material dan pembuatan pakaian. Siluet asli dari rok atau gaun panjang selutut dengan bentuk ‘cupcake’ dibantu oleh rok, tetapi telah berkembang menjadi berbagai jenis pakaian termasuk berbagai korset dan rok panjang. Blus, kaus kaki setinggi lutut atau stocking dan hiasan kepala juga dikenakan. Lolita fashion berkembang menjadi beberapa sub gaya yang berbeda dan memiliki subkultur yang hadir di banyak bagian dunia.

J Style atau Style Fashion Jepang ini sudah dari tahun 2010 lalu berkembang. Dengan ciri khas dari style fashion ini adalah tampil cute dan cantik seperti boneka. Karena memiliki tema feminin dan imut kebanyakan wanita yang menggandrungi style fashion Jepang ini. Di Medan sendiri mulai dari kalagan SD sampai Mahasiswa. Seperti Melani yang mengaku menyukai dan mengetahui style ini awalnya dari komik Jepang yang sering dibaca olehnya.

“Lolita ini konsepnya seperti anak-anak ya, dan juga seperti boneka. Dengan dress model kembang ditambah dengan renda-renda, pita-pita. Namun gaya ini kalau di Jepang bisa juga dipakai untuk dewasa. Apalagi dengan warna-warna yang sangat feminin seperti warna pink, putih dan penambahan warna merah pokoknya yang sweet serba ke pastel-pastelan,” katanya saat diwawancarai Sumut Pos di halaman Auditorium Universitas USU dalam acara gatering bersama temannya yang juga suka memakai pakaian tokoh komik yakni Cosplay.

Mahasiswi Fakultas Sastra Jepang ini mengaku bahwa pakaian yang cantik dan lucu yang dikenakannya merupakan hasil karyanya sendiri.

Sama halnya juga yang dikatakan Fatih. Gadis yang masih duduk di bangku SMA ini mengambil karakter Wa Lolita yakni gaya Lolita yang menggabungkan elemen tradisional pakaian Jepang sementara masih menjaga siluet Lolita.  Sepatu dan aksesoris yang digunakan dalam gaya ini tradisional Jepang termasuk kanzashi bunga dan geta. “Seperti yang di lengan saya ini seperti kimono ditambah pakai obi. Namun dipadukan dengan rok kembang. Namun unsur daerah Jepangnya tetap terlihat,”ujarnya.

Lanjutnya, tidak hanya pakaian saja yang dilihat. Untuk dandanan make up juga diperhatikan. Agar sesuai dengan pakaian yang dikenakan mereka. Kebanyakan semua belajar sendiri dan sering melihat internet cara penggunaan make up yang cocok pada kostum yang dikenakan. Untuk biaya  pembuatan kostumka serta untuk keperluan make up Melani menghabiskan  Rp250-Rp300 ribu.   (mag-12)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/