Di seluruh dunia hanya kurang dari 40 persen bayi berusia di bawah 6 bulan yang disusui secara eksklusif. Hal ini menyebabkan lebih dari 1 juta kematian per tahun pada anak akibat penyakit yang seharusnya dapat dicegah.
Padahal menyusui pada 6 bulan pertama adalah salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan kesehatan sang anak. Maka dari itu AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia) terus melakukan edukasi kepada masyarakat tentang manfaat menyusui. Sekretaris AIMI Sumut Mariesta Dewi mengatakan, pihaknya menggunakan media sosial agar mudah diketahui orang. Selain itu AIMI memiliki kelas edukasi. “ Kelas edukasi ini yang rutin kita laksanakan dengan topik persiapan ibu hamil, apa saja keunggulan dari asi dari pada susu formula, bagaimana sukses menyusui dan teknik 3M (Memerah, Menyimpan dan Memberi Asi) khusus untuk ibu-ibu yang bekerja,”ujar Riri sapaan akrabnya.
Dikatakannya, banyak faktor yang terjadi pada ibu yang tidak memberikan ASI pada anaknya seperti belum adanya pengetahuan mengenai manfaat memberi ASI secara eksklusif pada anaknya dan dirinya. “Nah, terkadang ada yang berfikir bahwa memberi ASI tersebut sama manfaatnya dengan memberi susu formula, jadi dia beranggapan kenapa mesti repot untuk memberi ASI. Padahal menyusui tidak hanya bermanfaat untuk anak, bagi si ibu juga bermanfaat,”ucapnya.
Lanjutnya, manfaat menyusui buat si ibu antara lain, dengan menyusui akan cepat mengembalikan ukuran rahim ke ukuran semula. Pada saat menyusui itu ada pelepasan hormon ototoksin yaitu membuat rahim menyempit.
Selain itu juga mengurangi resiko perdarahan . Lalu dengan menyusui eksklusif maka akan membuat siklus haid tertunda maka si ibu bisa terhindar dari resiko anemia.
Manfaat lainnya yakni kecil resiko terkena kangker payudara. “Respon pertahanan tubuh kita pada kanker itu paling tinggi ketika wanita hamil dan menyusui. Saat menyusui akan mencapai level tertinggi terhindar dari kanker payudara,”lanjut Riri.
Berdasarkan rekomendasi dari WHO, sambungnya, ada 4 standar emas menyusui si anak. Pertama satu jam setelah lahir. Kemudian, yang kedua 6 bulan memberi ASI eksklusif. Ketiga per enam bulan anak diberi makanan pendamping ASI dan yang keempat yakni ASI diteruskan sampai anak usia 2 tahun atau lebih. (mag-12)
Mencari informasi bersama dengan suami mengenai manfaat ASI, manfaat IMD (Inisiasi Menyusui Dini) dan tata cara IMD.
Mencari tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan yang mendukung penggunaan ASI
Melakukan IMD segera setelah bayi lahir selama paling tidak 1 jam
Meminta agar bayi dirawat dalam satu ruangan bersama ibu segera setelah bayi lahir
Tidak memberikan cairan prelaktal, dot atau empeng pada bayi
Mencari kelompok pendukung ASI di lingkungan, komunitas, tempat kerja atau internet
Jika harus kembali bekerja setelah cuti melahirkan, ibu masih tetap dapat memberikan ASI meski berpisah dengan bayinya dengan cara memberikan ASI yang diperah (dapat dilakukan sejak cuti melahirkan dan selama jam kerja).
Di seluruh dunia hanya kurang dari 40 persen bayi berusia di bawah 6 bulan yang disusui secara eksklusif. Hal ini menyebabkan lebih dari 1 juta kematian per tahun pada anak akibat penyakit yang seharusnya dapat dicegah.
Padahal menyusui pada 6 bulan pertama adalah salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan kesehatan sang anak. Maka dari itu AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia) terus melakukan edukasi kepada masyarakat tentang manfaat menyusui. Sekretaris AIMI Sumut Mariesta Dewi mengatakan, pihaknya menggunakan media sosial agar mudah diketahui orang. Selain itu AIMI memiliki kelas edukasi. “ Kelas edukasi ini yang rutin kita laksanakan dengan topik persiapan ibu hamil, apa saja keunggulan dari asi dari pada susu formula, bagaimana sukses menyusui dan teknik 3M (Memerah, Menyimpan dan Memberi Asi) khusus untuk ibu-ibu yang bekerja,”ujar Riri sapaan akrabnya.
Dikatakannya, banyak faktor yang terjadi pada ibu yang tidak memberikan ASI pada anaknya seperti belum adanya pengetahuan mengenai manfaat memberi ASI secara eksklusif pada anaknya dan dirinya. “Nah, terkadang ada yang berfikir bahwa memberi ASI tersebut sama manfaatnya dengan memberi susu formula, jadi dia beranggapan kenapa mesti repot untuk memberi ASI. Padahal menyusui tidak hanya bermanfaat untuk anak, bagi si ibu juga bermanfaat,”ucapnya.
Lanjutnya, manfaat menyusui buat si ibu antara lain, dengan menyusui akan cepat mengembalikan ukuran rahim ke ukuran semula. Pada saat menyusui itu ada pelepasan hormon ototoksin yaitu membuat rahim menyempit.
Selain itu juga mengurangi resiko perdarahan . Lalu dengan menyusui eksklusif maka akan membuat siklus haid tertunda maka si ibu bisa terhindar dari resiko anemia.
Manfaat lainnya yakni kecil resiko terkena kangker payudara. “Respon pertahanan tubuh kita pada kanker itu paling tinggi ketika wanita hamil dan menyusui. Saat menyusui akan mencapai level tertinggi terhindar dari kanker payudara,”lanjut Riri.
Berdasarkan rekomendasi dari WHO, sambungnya, ada 4 standar emas menyusui si anak. Pertama satu jam setelah lahir. Kemudian, yang kedua 6 bulan memberi ASI eksklusif. Ketiga per enam bulan anak diberi makanan pendamping ASI dan yang keempat yakni ASI diteruskan sampai anak usia 2 tahun atau lebih. (mag-12)
Mencari informasi bersama dengan suami mengenai manfaat ASI, manfaat IMD (Inisiasi Menyusui Dini) dan tata cara IMD.
Mencari tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan yang mendukung penggunaan ASI
Melakukan IMD segera setelah bayi lahir selama paling tidak 1 jam
Meminta agar bayi dirawat dalam satu ruangan bersama ibu segera setelah bayi lahir
Tidak memberikan cairan prelaktal, dot atau empeng pada bayi
Mencari kelompok pendukung ASI di lingkungan, komunitas, tempat kerja atau internet
Jika harus kembali bekerja setelah cuti melahirkan, ibu masih tetap dapat memberikan ASI meski berpisah dengan bayinya dengan cara memberikan ASI yang diperah (dapat dilakukan sejak cuti melahirkan dan selama jam kerja).