25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Ingin Anak Cerdas, Biasakan Sarapan

Sarapan pagi sangat penting diberikan kepada anak di usia sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar, mempertajam daya ingat, dan melatih kedisiplinannya.

Anak sarapan
Anak sarapan

Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan, anak-anak yang tidak suka sarapan membuktikan prestasinya rendah, bermasalah dalam belajar dan berperilaku serta kurangnya nutrisi tubuh terutama kalsium dan protein. Selain itu, anak-anak yang melewatkan sarapan rentan terkena obesitas dan gangguan gigi.

Sarapan dapat mencakupi 15 hingga 30 persen kebutuhan gizi seseorang. Untuk itu, kebiasaan sarapan bernutrisi harus diterapkan sejak dini kepada anak-anak karena sarapan juga memiliki peran yang sangat penting bagi anak-anak dalam masa pertumbuhannya.

Hal ini dikatakan Assistant Brand Manager Blue Band Ananta Stokhorst dalam Kampanye 21 Sarapan Bernutrisi di Medan, Selasa (4/6) lalu. Dikatakannya, Blue Band menyadari hal tersebut, sebab sarapan mencukupi kebutuhan gizi harian sebagai bagian gizi seimbang dalam rangka mewujudkan hidup sehat, bugar, aktif dan cerdas.

“Blue Band percaya bahwa masa depan besar berawal dari sarapan dan anak Indonesia berhak memiliki masa depan yang besar. Untuk itu, kita mengkampanyekan gerakan tersebut di 300 sekolah di Indonesia dengan melibatkan 100 ribu anak sekolah di 6 wilayah di Indonesia, antara lain Jabodetabek, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Sumatera Utara,” katanya.

Untuk Sumatera Utara sendiri, Blue Band memfokuskan kegiatan di Tebing Tinggi, yang diadakan di 25 SD pada April 2013 lalu. Dalam kampanye tersebut, Blue Band telah mensosialisasikan pentingnya sarapan kepada 300 Kepala Sekolah dan guru serta 4763 siswa dengan cara yang menyenangkan, seperti senam sarapan dan janji sarapan.

“Gerakan ini memberikan edukasi mengenai manfaat sarapan bernutrisi serta dampak negatif apabila melewatkan sarapan. Blue Band juga melakukan monitoring dan evaluasi secara bertahap agar orangtua, siswa dan guru dapat bersama-sama berkomitmen menerapkan sarapan bernutrisi,’’ kata Ananta.

Sementara itu, Ketua Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Univeritas Sumatera Utara (USU) Prof Albiner Siagian mengatakan pemenuhan kalori paling penting untuk sarapan. Kalori ini dapat dipenuhi dengan makanan yang bernutrisi.

“Sarapan tidak hanya sekadar sarapan. Namun harus bergizi. Intinya mengandung karbohidrat, protein, kalsium, vitamin serta mineral,” ujarnya.

Pentingnya kalori saat pagi, imbuhnya, lantaran dapat menopang tubuh untuk beraktivitas. Jika bisa, saat sarapan pemenuhan kalori harus sampai 30% dari pemenuhan seluruh kalori dari makanan setiap harinya yang mencapai 1.800 kalori.

Menurut Albiner, orang yang tidak sarapan pagi dengan baik, akan terganggu pertumbuhannya. Berdasarkan penelitian, tingkat kecerdasan akademik anak yang sarapan, 20% lebih baik dari yang tidak sarapan.”Sarapan sebaiknya dilakukan dibawah jam 09.00 Wib, mulai dari jam 07.00 Wib,” ujarnya. Dengan sarapan, terangnya, bukan hanya gizi yang terpenuhi, namun akan membentuk pola hidup anak lebih disiplin. (mag-13)

Sarapan pagi sangat penting diberikan kepada anak di usia sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar, mempertajam daya ingat, dan melatih kedisiplinannya.

Anak sarapan
Anak sarapan

Penelitian di Amerika Serikat menunjukkan, anak-anak yang tidak suka sarapan membuktikan prestasinya rendah, bermasalah dalam belajar dan berperilaku serta kurangnya nutrisi tubuh terutama kalsium dan protein. Selain itu, anak-anak yang melewatkan sarapan rentan terkena obesitas dan gangguan gigi.

Sarapan dapat mencakupi 15 hingga 30 persen kebutuhan gizi seseorang. Untuk itu, kebiasaan sarapan bernutrisi harus diterapkan sejak dini kepada anak-anak karena sarapan juga memiliki peran yang sangat penting bagi anak-anak dalam masa pertumbuhannya.

Hal ini dikatakan Assistant Brand Manager Blue Band Ananta Stokhorst dalam Kampanye 21 Sarapan Bernutrisi di Medan, Selasa (4/6) lalu. Dikatakannya, Blue Band menyadari hal tersebut, sebab sarapan mencukupi kebutuhan gizi harian sebagai bagian gizi seimbang dalam rangka mewujudkan hidup sehat, bugar, aktif dan cerdas.

“Blue Band percaya bahwa masa depan besar berawal dari sarapan dan anak Indonesia berhak memiliki masa depan yang besar. Untuk itu, kita mengkampanyekan gerakan tersebut di 300 sekolah di Indonesia dengan melibatkan 100 ribu anak sekolah di 6 wilayah di Indonesia, antara lain Jabodetabek, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Sumatera Utara,” katanya.

Untuk Sumatera Utara sendiri, Blue Band memfokuskan kegiatan di Tebing Tinggi, yang diadakan di 25 SD pada April 2013 lalu. Dalam kampanye tersebut, Blue Band telah mensosialisasikan pentingnya sarapan kepada 300 Kepala Sekolah dan guru serta 4763 siswa dengan cara yang menyenangkan, seperti senam sarapan dan janji sarapan.

“Gerakan ini memberikan edukasi mengenai manfaat sarapan bernutrisi serta dampak negatif apabila melewatkan sarapan. Blue Band juga melakukan monitoring dan evaluasi secara bertahap agar orangtua, siswa dan guru dapat bersama-sama berkomitmen menerapkan sarapan bernutrisi,’’ kata Ananta.

Sementara itu, Ketua Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Univeritas Sumatera Utara (USU) Prof Albiner Siagian mengatakan pemenuhan kalori paling penting untuk sarapan. Kalori ini dapat dipenuhi dengan makanan yang bernutrisi.

“Sarapan tidak hanya sekadar sarapan. Namun harus bergizi. Intinya mengandung karbohidrat, protein, kalsium, vitamin serta mineral,” ujarnya.

Pentingnya kalori saat pagi, imbuhnya, lantaran dapat menopang tubuh untuk beraktivitas. Jika bisa, saat sarapan pemenuhan kalori harus sampai 30% dari pemenuhan seluruh kalori dari makanan setiap harinya yang mencapai 1.800 kalori.

Menurut Albiner, orang yang tidak sarapan pagi dengan baik, akan terganggu pertumbuhannya. Berdasarkan penelitian, tingkat kecerdasan akademik anak yang sarapan, 20% lebih baik dari yang tidak sarapan.”Sarapan sebaiknya dilakukan dibawah jam 09.00 Wib, mulai dari jam 07.00 Wib,” ujarnya. Dengan sarapan, terangnya, bukan hanya gizi yang terpenuhi, namun akan membentuk pola hidup anak lebih disiplin. (mag-13)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/