PADANGSIDIMPUAN, SUMUTPOS.CO – Resah dan cemas menaungi seluruh keluarga besar Eli Marliani, warga Desa Hutakoje, Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara, Kota Padangsidimpuan yang menghilang sejak Senin (19/2/2018).
Kisah pelik ini di awali saat seorang perempuan mengaku bernama Sulistiya, warga Jakarta Pusat, tiba di salah satu loket bus di Jalan Imam Bonjol, Kota Padangsidimpuan, 11 Februari 2018 lalu. Tujuannya rumah Kamaluddin, adik Eli Marliani dan keluarganya.
Dari Hutakoje, Kamaluddin dan kakaknya, Eli Marliani, menjemput perempuan itu di loket dan kemudian membawanya ke rumah. Hubungan Kamaluddin dan Sulistiya selama ini diketahui saling mengenal dan berkomunikasi dari layanan media sosial, Facebook. Oleh Kamal, ia meminta perempuan itu datang ke Padangsidimpuan jika ingin berkenalan secara langsung.
Tidak terlalu lama setelah Sulistiya tiba di rumah mereka, perempuan itu meminta dinikahi. Keluarga besar Kamal awalnya menolak lalu memanggil perangkat kampung untuk menuntaskan persoalan itu.
“Bagaimana lah, sudah disuruh datang dia ke sini, tentu harus ditanggungjawabi. Itu katanya. Hatobangan (tetua) pun mengatakan itu sudah gentleman, jadi dia (Kamal) orangnya lurus-lurus,” ulas Masliani Gultom (58), ibunda Eli Marliani dan juga Kamal saat mengadukan kisah ini ke Kantor Harian Metro Tabagsel (Grup sumutpos.co), kemarin (28/2/2018).
Secara batin, Masliani menolak. Perempuan yang dia sendiri tidak tahu seluk-beluk itu harus diterimanya sebagai menantu. Putrinya tertua, Afridawaty (38) pun segera mengurus segala urusan administrasi, agar pernikahan adiknya dapat disahkan secara agama dan negara.
“Jadi persoalannya kemudian, kami harus mencari walinya. Kami datangi orang Jawa di Ujungpadang agar mau menjadi walinya, baru kemudian bisa mengurus ke KUA, jadi habis Rp5 Juta untuk urusan rumah tangga mereka,” kata Afridawaty yang mendampingi ibunya.