Site icon SumutPos

Pembunuhan 1 Keluarga di Namorambe Masih Misteri

LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – Setahun sudah, pembunuhan 1 keluarga di Dusun II Pondok Tengah Desa Suka Mulia Hilir Kecamatan Namorambe Kabupaten Deliserdang tak juga terungkap. Pembunuhan sadis yang menewaskan Patar Ginting dan istri Handayani serta anaknya Aisyah masih menjadi misteri. Pihak kepolisian seakan menutup mata dengan aksi keji yang terjadi pada Minggu 12 Mei 2013 itu.

Kapolres Deliserdang, AKBP Dicky Patria yang diwawancarai Sumut Pos, Kamis (1/5), mengaku kesulitan dan belum menemukan titik terang menangani kasus itu meski telah memeriksa puluhan saksi. “Sudah 50 orang saksi kita periksa. Bahkan, sebahagian besar saksi itu, kita periksa dua kali. Namun, belum ada keterangan yang memberi titik terang untuk kita,” ungkap Dicky.

Dikatakannya, fakta sejauh ini diperoleh, para saksi dan masyarakat sekitar lokasi kejadian, terkesan menutupi dan seperti tidak berani mengatakan kebenarannya. Namun, Dicky mengaku kalau pihaknya masih terus menyelidiki kasus itu, untuk dapat mengungkapnya.

“Kasus itu masih di bawah pengawasan kita, termasuk lokasi kejadian. Kalau untuk pendapat dan komentar, menurut saya sebaiknya disampaikan ke kita, akan kekurangan langkah kita untuk mengungkap kasus itu, untuk kita laksanakan,” tambahnya.

Saat ditanya pendapatnya soal kasus itu, mengingat kronologis kejadian, Dicky juga mengaku bingung. Disebutnya, dirinya tidak mau berandai-andai atas kasus itu, mengingat keterangan dan petunjuk yang menyebutkan kalau para pelaku lari melalui pintu belakang rumah korban dan lari melalui halaman rumah.

“Melihat kondisi halaman rumah korban yang luas serta kawasan selepasnya, kita perkirakan para pelaku tidaklah orang jauh. Begitu juga dengan cara menghabisi para korban, sesuai keterangan dan petunjuk diperoleh, hal itu seperti sudah sangat dikuasai pelaku,” ujarnya.

Sementara itu, pihak keluarga korban yang ditemui Sumut Pos beberapa waktu lalu, Minggu (20/4) lalu mengaku masih menunggu dan berharap polisi dapat menangkap para pelaku. Hal itu disampaikan Saiful yang mengaku sebagai adik kandung dari korban Handayani. Pria yang tinggal di Pasar IV Desa Jati Kesuma Kecamatan Namorambe ini mengatakan tidak yakin kalau pembunuhan sadis itu bermotif perampokan.

“Sejak kejadian itu, rumah almarhum ini tidak pernah dihuni. Hanya sekali kami masuk, saat membersihkan bercak darah dari pembunuhan itu. Setelah itu, hanya bagian luarnya saja kami rawat dengan memangkas rumput di halaman rumah. Untuk teras rumah yang berdebu saja, sesekali kami bersihkan,” tandas Saiful. (ain/far)

Exit mobile version