32 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Ayong Ngaku Tak Kenal Pembeli Bayinya, si Ibu Bingung

 

Foto: Well/PM Rusli Hartono alias Ayong, pelaku penculikan dan penjualan bayi kandungnya sendiri. Dan Jeli Rajagukguk, selingkuhan Ayong, ibu si bayi yang dijual.
Foto: Well/PM
Rusli Hartono alias Ayong, pelaku penculikan dan penjualan bayi kandungnya sendiri. Dan Jeli Rajagukguk, selingkuhan Ayong, ibu si bayi yang dijual.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pasca terkuaknya kasus penculikan dan penjualan bayi perempuan bernama Selvie yang kini berusia 2 bulan oleh ayah biologisnya Rusli Handoko alias Ayong (30) warga Jl. Kapten Jumana, Gang Saikun. Kini ibu kandung sang bayi Jeli Rajagukguk (29) mulai kebingungan soal keabsahan sang bayi.

Hal itu pula membuat Jeli kembali mendatangi RS Muhammadiyah Jl. Mandala By Pass untuk meminta surat keterangan kelahiran bayi perempuan itu.

Dengan sedikit emosi dan penuh rasa kalut, ibu anak 3 yang mengaku bekas operasi sesarnya belum mengering ini mendatangi ruang Keperawatan RS Muhammadiyah yang terletak di lantai IV. “Aku minta surat keterangan lahir anakku itulah, tolong kalian bantu aku. Aku ibu kandungnya dan berhak mendapatkan itu,” ucap Jeli sedikit emosi.

Oleh pihak rumah sakit, akhirnya mengeluarkan surat legalisir keterangan kelahiran bayi. “Kami hanya bisa mengeluarkan legalisirnya saja, karena yang asli sudah dipegang bapak si bayi,” kata Yanti selaku kepala bidang keperawatan.

Dijelaskan oleh Jeli, perkenalannya dengan Ayong terjadi saat dirinya kerap digoda dan didatangi oleh Ayong ketika dirinya bekerja sebagai pelayan rumah makan di Komplek Asia Mega Mas. Lantaran mengaku masih lajang dan belum berkeluarga Jeli pun mangut saat diajak oleh Ayong menjalin hubungan asmara.

Sejak itu pula, Jeli yang kala itu berstatus janda anak 2 mulai sering bertemu dengan Ayong. Keduanya pun tak ragu lagi melakukan hubungan suami istri hingga akhirnya Jeli hamil. Kehamilan Jeli sempat membuat Ayong bingung dan memintanya tinggal bersama di kawasan Jl. Kapten Jumana.

Ternyata, Ayong sudah berkeluarga dan memiliki seorang anak. Dan itu baru diketahui Jeli pasca penculikan bayi yang dilakukannya. “Kalau aku tahu dia bapak-bapak tak akan mau aku sama dia bang. Yang dibilang dia nya dulu lajang. Makanya aku pun mau sama dia,” kata Jeli yang tampak kesal.

Sementara itu Rusli alias Ayong ketika disambangi di Polresta Medan menjelaskan kronologis penjualan bayi kandungnya. Ketika itu pada saat Jeli Rajagukguk masuk ke RS Muhammadiyah guna proses persalinan, Ayong sudah mulai panik lantaran tak memiliki uang untuk membayar biaya persalinan. Lantaran panik, Ayong pun menceritakan hal tersebut kepada boru Sihombing (35) yang merupakan tukang cuci keluarganya saat masih berada di Jl. Kapten Jumana. “Jadi waktu mau lahiran, aku tak pegang uang. Aku ceritalah sama boru Sihombing. Dia itu tukang cuci di rumah kami dulu bang,” jelasnya

Usai bercerita, Ayong pun meminta tolong kepada boru Sihombing untuk mencarikan orang yang mau merawat bayi tersebut. Hingga akhirnya Ayong dikenalkan dengan boru Silalahi (50) yang merupakan pembeli sang bayi. “Aku memang minta dicarikan yang mau merawat. Jadi dikenalkan sama nande boru Silalahi. Karena dia mau dengan harga Rp 8 juta, akhirnya sepakat lah aku kalau nanti bayi itu akan dirawat sama dia,” jelas Ayong.

Seminggu usia bayi dan seminggu pula lamanya Jeli Rajagukguk dirawat di RS Muhammadiyah akhirnya ibu dan bayi tersebut dipersilahkan pulang. Disinilah Ayong mengajak boru Silalahi ke rumah sakit untuk ‘menebus’ biaya persalinan. “Waktu mau pulang, aku memang datang sama boru Silalahi itu ke rumah sakit, jadi dia sekalian mau melihat bayinya. Setelah dia oke, dikasih lah aku uang Rp 5 juta dan uang itu aku bayarkan sama administrasinya,” kata Ayong lagi.

Saat pengambilan bayi, Jeli Rajagukguk diminta oleh Ayong untuk menunggu di ruang tunggu. Namun disinilah Ayong memanfaatkan kesempatan dengan menyerahkan bayi kepada boru Silalahi di lingkungan rumah sakit. Setelah mendapat bayi, boru Silalahi kembali menyerahkan uang Rp 3 juta dan kemudian pergi. “Sudah bayi sama dia, ditambahin lah Rp 3 juta lagi,” kata Ayong

Ditanyai soal boru Silalahi, Ayong mengaku tak begitu kenal dan hanya dikenalkan oleh boru Sihombing. “Aku tak kenal bang, cuma dia itu orangnya sudah tua lah. Dan dulu sering ke Jl Kapten Jumana. Aku juga dikenalin sama boru Sihombing, dan boru Sihombing ini dulu tukang cuci di rumah kami bang,” katanya

Dijelaskan Ayong, jika saat ini keluarganya berada di kawasan Jl. Pasundan No 51. Ayahnya bernama Hun Cu Min alias Amin (50). “Keluarga ku di Jl. Pasundan bang, coba kesana lah siapa tahu masih bekerja disana boru Sihombing itu. Kalau aku sama sekali tak kenal bang, hanya kenal gitu aja bang,” katanya

Saat disambangi, alamat tersebut ternyata sebuah Salon Kimmy. Hanya saja penjaga salon mengaku tak mengenal nama Hun Cu Min alias Amin.

Kepala Lingkungan (Kepling) Lingkungan 4, Supiatman mengatakan, penghuni rumah tersebut adalah Acai. “Kalau salon itu ada yang kontrak, yang punya rumah namanya Acai,” ujar Supiatman.

Pengakuan Supiatman, ia sama sekali tak pernah mengenal yang bernama Ayong dan juga orangtuanya bernama Amin. “Tidak ada nama itu warga saya, saya sudah puluhan tahun kepling di sini tapi belum pernah dengar,” ujarnya.

Sementara itu pihak Polresta Medan melalui Kanit PPA AKP Ully Lubis mengatakan jika saat ini pihaknya masih mengembangkan kasus tersebut dan masih memburu keberadaan boru Silalahi yang dimaksud sebagai pembeli bayi. Pihaknya pun akan berkoordinasi dengan KPAID dalam pengungkapan kasus ini.

“Masih kita lidik ya, kita masih buru si penerima bayi itu. Karena dari pemeriksaan sementara ayah si bayi ini tak mengenal pasti,” katanya. (wel/tun/bud)

 

Foto: Well/PM Rusli Hartono alias Ayong, pelaku penculikan dan penjualan bayi kandungnya sendiri. Dan Jeli Rajagukguk, selingkuhan Ayong, ibu si bayi yang dijual.
Foto: Well/PM
Rusli Hartono alias Ayong, pelaku penculikan dan penjualan bayi kandungnya sendiri. Dan Jeli Rajagukguk, selingkuhan Ayong, ibu si bayi yang dijual.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pasca terkuaknya kasus penculikan dan penjualan bayi perempuan bernama Selvie yang kini berusia 2 bulan oleh ayah biologisnya Rusli Handoko alias Ayong (30) warga Jl. Kapten Jumana, Gang Saikun. Kini ibu kandung sang bayi Jeli Rajagukguk (29) mulai kebingungan soal keabsahan sang bayi.

Hal itu pula membuat Jeli kembali mendatangi RS Muhammadiyah Jl. Mandala By Pass untuk meminta surat keterangan kelahiran bayi perempuan itu.

Dengan sedikit emosi dan penuh rasa kalut, ibu anak 3 yang mengaku bekas operasi sesarnya belum mengering ini mendatangi ruang Keperawatan RS Muhammadiyah yang terletak di lantai IV. “Aku minta surat keterangan lahir anakku itulah, tolong kalian bantu aku. Aku ibu kandungnya dan berhak mendapatkan itu,” ucap Jeli sedikit emosi.

Oleh pihak rumah sakit, akhirnya mengeluarkan surat legalisir keterangan kelahiran bayi. “Kami hanya bisa mengeluarkan legalisirnya saja, karena yang asli sudah dipegang bapak si bayi,” kata Yanti selaku kepala bidang keperawatan.

Dijelaskan oleh Jeli, perkenalannya dengan Ayong terjadi saat dirinya kerap digoda dan didatangi oleh Ayong ketika dirinya bekerja sebagai pelayan rumah makan di Komplek Asia Mega Mas. Lantaran mengaku masih lajang dan belum berkeluarga Jeli pun mangut saat diajak oleh Ayong menjalin hubungan asmara.

Sejak itu pula, Jeli yang kala itu berstatus janda anak 2 mulai sering bertemu dengan Ayong. Keduanya pun tak ragu lagi melakukan hubungan suami istri hingga akhirnya Jeli hamil. Kehamilan Jeli sempat membuat Ayong bingung dan memintanya tinggal bersama di kawasan Jl. Kapten Jumana.

Ternyata, Ayong sudah berkeluarga dan memiliki seorang anak. Dan itu baru diketahui Jeli pasca penculikan bayi yang dilakukannya. “Kalau aku tahu dia bapak-bapak tak akan mau aku sama dia bang. Yang dibilang dia nya dulu lajang. Makanya aku pun mau sama dia,” kata Jeli yang tampak kesal.

Sementara itu Rusli alias Ayong ketika disambangi di Polresta Medan menjelaskan kronologis penjualan bayi kandungnya. Ketika itu pada saat Jeli Rajagukguk masuk ke RS Muhammadiyah guna proses persalinan, Ayong sudah mulai panik lantaran tak memiliki uang untuk membayar biaya persalinan. Lantaran panik, Ayong pun menceritakan hal tersebut kepada boru Sihombing (35) yang merupakan tukang cuci keluarganya saat masih berada di Jl. Kapten Jumana. “Jadi waktu mau lahiran, aku tak pegang uang. Aku ceritalah sama boru Sihombing. Dia itu tukang cuci di rumah kami dulu bang,” jelasnya

Usai bercerita, Ayong pun meminta tolong kepada boru Sihombing untuk mencarikan orang yang mau merawat bayi tersebut. Hingga akhirnya Ayong dikenalkan dengan boru Silalahi (50) yang merupakan pembeli sang bayi. “Aku memang minta dicarikan yang mau merawat. Jadi dikenalkan sama nande boru Silalahi. Karena dia mau dengan harga Rp 8 juta, akhirnya sepakat lah aku kalau nanti bayi itu akan dirawat sama dia,” jelas Ayong.

Seminggu usia bayi dan seminggu pula lamanya Jeli Rajagukguk dirawat di RS Muhammadiyah akhirnya ibu dan bayi tersebut dipersilahkan pulang. Disinilah Ayong mengajak boru Silalahi ke rumah sakit untuk ‘menebus’ biaya persalinan. “Waktu mau pulang, aku memang datang sama boru Silalahi itu ke rumah sakit, jadi dia sekalian mau melihat bayinya. Setelah dia oke, dikasih lah aku uang Rp 5 juta dan uang itu aku bayarkan sama administrasinya,” kata Ayong lagi.

Saat pengambilan bayi, Jeli Rajagukguk diminta oleh Ayong untuk menunggu di ruang tunggu. Namun disinilah Ayong memanfaatkan kesempatan dengan menyerahkan bayi kepada boru Silalahi di lingkungan rumah sakit. Setelah mendapat bayi, boru Silalahi kembali menyerahkan uang Rp 3 juta dan kemudian pergi. “Sudah bayi sama dia, ditambahin lah Rp 3 juta lagi,” kata Ayong

Ditanyai soal boru Silalahi, Ayong mengaku tak begitu kenal dan hanya dikenalkan oleh boru Sihombing. “Aku tak kenal bang, cuma dia itu orangnya sudah tua lah. Dan dulu sering ke Jl Kapten Jumana. Aku juga dikenalin sama boru Sihombing, dan boru Sihombing ini dulu tukang cuci di rumah kami bang,” katanya

Dijelaskan Ayong, jika saat ini keluarganya berada di kawasan Jl. Pasundan No 51. Ayahnya bernama Hun Cu Min alias Amin (50). “Keluarga ku di Jl. Pasundan bang, coba kesana lah siapa tahu masih bekerja disana boru Sihombing itu. Kalau aku sama sekali tak kenal bang, hanya kenal gitu aja bang,” katanya

Saat disambangi, alamat tersebut ternyata sebuah Salon Kimmy. Hanya saja penjaga salon mengaku tak mengenal nama Hun Cu Min alias Amin.

Kepala Lingkungan (Kepling) Lingkungan 4, Supiatman mengatakan, penghuni rumah tersebut adalah Acai. “Kalau salon itu ada yang kontrak, yang punya rumah namanya Acai,” ujar Supiatman.

Pengakuan Supiatman, ia sama sekali tak pernah mengenal yang bernama Ayong dan juga orangtuanya bernama Amin. “Tidak ada nama itu warga saya, saya sudah puluhan tahun kepling di sini tapi belum pernah dengar,” ujarnya.

Sementara itu pihak Polresta Medan melalui Kanit PPA AKP Ully Lubis mengatakan jika saat ini pihaknya masih mengembangkan kasus tersebut dan masih memburu keberadaan boru Silalahi yang dimaksud sebagai pembeli bayi. Pihaknya pun akan berkoordinasi dengan KPAID dalam pengungkapan kasus ini.

“Masih kita lidik ya, kita masih buru si penerima bayi itu. Karena dari pemeriksaan sementara ayah si bayi ini tak mengenal pasti,” katanya. (wel/tun/bud)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/