MEDAN, SUMUTPOS.CO – Jenazah Yanti asal Tasikmalaya, PRT yang tewas akibat dianiaya tersangka Syamsul Anwar Cs, masih di kamar mayat RSU Pirngadi Medan. Untuk memastikan kalau itu mayat Yanti, personel Polresta Medan membawa saksi korban yang juga teman Yanti, Endang ke kamar mayat RSU Pirngadi Medan, Senin (1/12).
“Iya, itu memang Yanti. Baju warna hijau yang dipakainya itu baju saya,” kata Endang, usai melihat jenazah di ruang mayat RSU Pirngadi.
“Memang baju tidurnya sama, mukanya saya tanda, itu dia walau pun udah busuk,” yakin Endang.
Sementara itu, menurut seorang petugas forensik, ada air di paru-paru korban. “Hasil visum sementara mengatakan memang ada air di dalam paru-paru korban. Tapi kita kan belum tahu apakah mayat itu matinya sesudah masuk ke air atau sebelum. Dari hasil pemeriksaan sementara, mayat tersebut sudah tewas sebelum masuk ke air (dihanyutkan),” ungkap petugas forensik.
Kini petugas forensik masih bekerja keras untuk memastikan apa penyebab dari kematian mayat tersebut. “Masih dalam tahap otopsi, belum tahu hasil pastinya,” ujar Humas RSU Pirngadi Medan, Edison.
Lanjut Edison, selama di kamar mayat, belum ada pihak keluarga yang mengecek jenazah korban. Jika dilihat dari kulit korban yang halus, pihak kamar mayat berkeyakinan kalau perempuan itu bukan gepeng alias memiliki keluarga.
“Kami yakin mayat tersebut punya keluarga, makanya kami letakkan di peti es. Kami juga berkeyakinan keluarga akan datang, meski hingga kemarin belum ada yang datang,” cetus Rudi, salah seorang petugas kamar mayat.
Kasat Reskrim Polresta Medan, Kompol Wahyu Bram, juga menegaskan kalau wanita tanpa identitas yang ditemukan tewas pada 9 November 2014 lalu di kawasan Jalan Pinggir Benteng Lingkungan VII Gang Rakit, Tanjung Mulia, Medan Deli adalah jasad Yanti.
Terungkapnya identitas Yanti setelah pihaknya menunjukkan foto dokumentasi POSMETRO MEDAN (grup SUMUTPOS.CO) kepada saksi korban, Anis Rahayu. “Saat ditunjukkan (foto), mereka meyakini orang yang difoto itu adalah Yanti. Dia (Yanti) dibunuh seminggu setelah Cici tewas,” sebut mantan penyidik KPK itu.
Lanjut Bram, diduga ada tiga pekerja yang tewas akibat penganiayaan Syamsul Cs. “Dua sudah didapat (Cici dan Yanti) dan satu lagi masih diselidiki,” ungkap Bram.
Ditanya siapa nama korban dimaksud, Bram belum mau memberitahu karena masih proses penyelidikan. Pun begitu, kata Bram, ketiga saksi korban menyebutkan ada sekitar 10 pekerja yang tidak diketahui keberadaannya setelah dianiaya.
Namun sayang, Bram belum mengetahui apakah ke-10 pekerja dimaksud tewas atau melarikan diri. Sebab, para saksi korban sendiri tidak dapat memberikan penjelasan. “Dari pengakuan korban, kemudian kita pastikan kepada tersangka. Tetapi, para tersangka tetap membantah melakukan penganiayaan,” sebut Bram.
Di lain sisi, walau saksi korban telah memastikan kalau jasad wanita tanpa identitas yang ditemukan di aliran Sungai Deli pada Minggu (9/11) lalu adalah Yanti, namun proses otopsi tetap akan dilakukan.
Selain itu, pihak kepolisian juga akan berupaya menemui keluarga Yanti di Tasikmalaya demi guna mencocokkan data antimortem antara keluarga dan jenasah.
“Untuk memastikan bahwa benar mayat tersebut adalah Yanti, kita akan temui pihak keluarga Yanti. Ini sebagai upaya mencocokkan data antimortem berkaitan kesamaan DNA dan lain sebagainya dengan berkordinasi tim forensik,” ujar Kompol Wahyu Bram.
Terungkapnya kasus pembunuhan ini berawal dari pengakuan Anis Rahayu (33) saat petugas Polresta Medan menggerebek rumah Syamsul di Jalan Beo No. 17, Simpang Jalan Angsa/ Madong Lubis Lingkungan XI, Sidodadi, Medan Timur, Kamis (27/11) sore lalu.
Dari sana polisi mengamankan tiga PRT perempuan bernama Endang Murdaningsih (55) asal Madura, Anis Rahayu (33) asal Malang, dan Rokmiani (43) asal Demak.
Atas kasus tersebut, Polisi akhirnya menetapkan tujuh orang sebagai tersangka. Masing-masing H Syamsul Rahman (suami-pemilik rumah), Bibi Radika (istri), M Tariq Anwar alias Pai (anak pertama), Bahri Fahrezi alias Bari (keponakan), Ferry Syahputra (sopir), Kiki Andika (pekerja) dan Jahir (pekerja). (ind/ras)