26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Chandra Panggabean: Aku Hanya Bela Anggota

Foto: Gibson/PM Chandra Paulus Panggabean, tersangka pemukulan Aipda Dudi Efni saat berada di Polresta Medan.
Foto: Gibson/PM
Chandra Paulus Panggabean, tersangka pemukulan Aipda Dudi Efni saat berada di Polresta Medan.

 

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Preman yang menganiaya Aiptu Dudi Irawan, diringkus Unit Jahtanras Polresta Medan di Bandara Kualanamu. Paulus Chandra Panggabean ditangkap saat akan kabur ke Surabaya menggunakan pesawat Citilink.

Kasat Reskrim Polresta Medan Jean Calvijn Simanjuntak melalui Kanit Jahtanras AKP Daniel Marunduri menjelaskan pelaku diamankan setelah keluarnya surat penangkapan. Sebelumnya, polisi telah melakukan pencarian mulai dari kawasan Jalan Sekip, Setia Budi dan beberapa tempat yang kerap dikunjungi pelaku.

“Benar, sudah kita amankan semalam dan kita kemudian melakukan pengembangan. Sekarang masih diperiksa penyidik. Masih satu orang tersangka dan belum ada mengarah ke pihak lain. Kita mendapatkan pelaku dari beberapa keterangan-keterangan yang kita himpun di lapangan lalu bentuk tim. Sekitar jam 12.00 wib tadi kita boyong ke Polresta Medan,” terangnya, Rabu (2/4).

Terkait motif, polisi masih melakukan pemeriksaan intensif. “Masih diperiksa, nantilah ketika sudah selesai akan kita paparkan. Pelaku juga akan ditahan di sel. Mengenai motif perebutan wanitanya, belum mengarah ke sana karena masih kita lidik,” ucapnya.

Tertangkapnya Paulus Chandra Panggabean membuat Aipda Dudi Efni merasa lega. Ia menyampaikan terima kasihnya kepada jajaran Poldasu, Polresta Medan dan Polres Deliserdang. “Saya mengucapkan terima kasih terhadap jajaran Poldasu khusus terhadap Polresta Medan dan Polres Deliserdang karena sudah mengamankan pelaku. Begitu juga terhadap rekan-rekan media,” tambahnya lagi mengakhiri.

Aipda Efni sendiri tampak masih menjalani perawatan di RS Bhayangkara. Sesekali dia menjerit kesakitan di dadanya yang kena lemparan batu.

“Payah bergerak, apalagi batuk. Dadaku masih sakit lantaran benturan batu kemarin yang tepat di dadaku,” ujar pria yang mengenakan kaos kerah warna merah yang mengaku masuk kesatuan polisi dari Caba pada 1994 di Sampali itu.

Korban kembali mengisahkan kejadian yang menimpanya dan mengatakan bahwa seusai kejadian tersebut, saat hendak pulang korban masih sempat dikejar seorang pelaku naik sepedamotor metik dan membaret dengan pisau sebelah kiri mobilnya yang bernomor polisi BK 1171 IK.

“Pas mau pulang sempat juga dihalang-halangi. Trus sempat dikejar seorang pelaku dengan menggunakan sepedamotor matik dan membaret mobil saya,” terang korban yang sudah memiliki dua orang anak tersebut.

Untuk perkembangan kasus yang menimpanya, korban ada orang yang menghubunginya dan mengaku sebagai keluarga pelaku dan meminta supaya korban mau berdamai dengan mereka.

“Ada nomor yang tidak jelas sering nelpon. Yang mengaku keluarga pelaku dan menyarankan supaya berdamai saja. Tapi aku tetap tidak mau,” tambahnya lagi seraya mengatakan bahwa ketidakmauannya untuk berdamai adalah perintah dari Kapolres Deliserdang yang mengatakan menyelesaikan kasus tersebut dengan hukum yang berlaku.

 

KEPONAKAN ALM. OLO PANGGABEAN

Sementara itu, Paulus Chandra Panggabean, keponakan alm. Olo Panggabean yang diamankan di Polresta Medan menjelaskan bahwa dia melakukan itu karena membela anggota. “Aku hanya membela anggota bang dan semua cerita Dudi ngarang. Tanya saja sama pengacaraku bang. Seharusnya aku yang melapor, tapi aku dijebaknya,” ucapnya sambil masuk ke ruang penyidik.

Terpisah, penasehat hukum tersangka, Lodewik Sibuea menjelaskan bahwa kliennya hanya dijebak sehingga berujung ke Polresta Medan. Selain itu, mereka juga mengadukan Aipda Dudi ke Reskrim Polresta dengan tuduhan penganiaayan terhadap juru parkir (Jukir) bernama Anderas Sihombing.

Menurut Paulus, waktu itu dirinya kehilangan uang di sekitaran Medan Plaza. Setelah mencari ke sana ke mari, ternyata salah seorang teman wanitanya yang tingal di Jalan Kangkung mengetahui keberadaan uang itu, kemudian Paulus datang kesana dan berjumpa dengannya.

Ketika pulang, Paulus bertemu dengan salah seorang pria Tionghoa dan pria itu mengatakan agar Paulus memakai baju. Merasa tidak senang ditegur orang tak dikenal, Paulus pun menanyakan kepentingannya. Bukannya memberi penjelasan, pria Tionghoa itu malah menantang Paulus dan terjadilah adu mulut.

Sejurus kemudian, pria Tionghoa itu pun mengatakan bahwa dia adalah anggota IPK. Merasa dikecilkan, Paulus pun pergi dan datang kembali dengan memakai baju IPK. Namun yang dicari tidak ada. “Jadi, akar permasalahannya dari sana, bukan karena masalah cewek. Si Paulus datang ke kos temannya cewek karena temannya tahu dimana uangnya yang hilang itu. Kemudian jumpa dengan pria Tionghoa itu. Sampai saat ini, kami juga masih mencarinya,” bebernya.

Lanjutnya, ketika mencari pria Tionghoa itu, Paulus bertemu dengan Aipda Dudi yang berada di sekitar lokasi. Pada saat itu, Aipda Dudi menanyakan mengapa pakai-pakai seragam IPK. Karena merasa tidak penting, Paulus sempat pergi. Namun, lagi-lagi Dudi menanyakan hal yang sama.

Kesal, akhirnya Paulus menjawab ‘Ada apa bang?’

Aipda Dudi menjawab bahwa dia hanya ingin sekadar tahu lalu mengajak Paulus untuk berantam. Merasa ditantang, akhirnya Paulus dan Dudi berantam di areal parkir Medan Plaza.

Anehnya, waktu berantam, Dudi tidak membalas pukulan Paulus dan malahan mangambil foto-foto kepalanya yang luka. “Jadi, tidak ada Paulus menggiring Dudi, mereka sama-sama pergi ke parkiran dan atas ajakan Dudi untuk berkelahi. Untuk ini, kami ke Polresta ini sekalian mengatakan itu, agar berita berimbang,” tandasnya.

Masih Sibuea, setelah peristiwa itu, kemudian mereka bubar. Namun, beberapa menit kemudian, Dudi datang bersama temannya dengan mengendarai mobil Nissan Evalia BK 1711 IK dan menculik salah seorang juru parkir bernama Anderas Agung Mulia Sihombing warga Jalan Binjai Km 10,5 Sunggal. Dudi memaksa Andreas untuk mengakui bahwa dia ikut mengeroyoknya dengan ancaman senjata api ke kepala.

“Jukir itu diancam dengan pistol ke kepala agar mau mengatakan bahwa dia mengeroyoknya. Kemudian mereka ke Polresta Medan untuk membuat laporan. Kami juga sudah melaporkan Aiptu Dudi ke  Reskrim Polresta dengan tuduhan penganiaayan dengan bukti STTLP/804/K/III/2014/RESTA MEDAN” tandasnya.

Mengenai tertangkapnya Paulus di Bandara Kualanamu, Sinambela mengatakan bahwa dia ke Surabaya karena ingin melayat pendeta Oktavianus yang meninggal. “Dulu Paulus sempat tinggal di sana. Hanya melayat, bukan lari,” pungkasnya.

Terkait isu berkembang yang menyebut Paulus Chandra Panggabean adalah keponakan Alm. Olo Panggabean dibenarkan oleh penasehat hukum Lodewik Sibuea,SH. “Benar, Paulus adalah anak Alm. Sahat Panggabean, abang kandung Alm. Olo Panggabean. Dan, dia sekarang masih ditahan di Polresta Medan. Kita masih berusaha membelanya,” ujarnya.

Penasehat hukum tersangka itu juga mengatakan bahwa kasus itu karena salah paham antara keduanya. “Sebetulnya ini masalah kecil, tapi, dibesar-besarkan. Mungkin oknum Polisi itu sudah kenal dengan Paulus. Tapi, kita akan berusaha meluruskan kasus ini,” pungkasnya.(gib/tun/bd)

Foto: Gibson/PM Chandra Paulus Panggabean, tersangka pemukulan Aipda Dudi Efni saat berada di Polresta Medan.
Foto: Gibson/PM
Chandra Paulus Panggabean, tersangka pemukulan Aipda Dudi Efni saat berada di Polresta Medan.

 

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Preman yang menganiaya Aiptu Dudi Irawan, diringkus Unit Jahtanras Polresta Medan di Bandara Kualanamu. Paulus Chandra Panggabean ditangkap saat akan kabur ke Surabaya menggunakan pesawat Citilink.

Kasat Reskrim Polresta Medan Jean Calvijn Simanjuntak melalui Kanit Jahtanras AKP Daniel Marunduri menjelaskan pelaku diamankan setelah keluarnya surat penangkapan. Sebelumnya, polisi telah melakukan pencarian mulai dari kawasan Jalan Sekip, Setia Budi dan beberapa tempat yang kerap dikunjungi pelaku.

“Benar, sudah kita amankan semalam dan kita kemudian melakukan pengembangan. Sekarang masih diperiksa penyidik. Masih satu orang tersangka dan belum ada mengarah ke pihak lain. Kita mendapatkan pelaku dari beberapa keterangan-keterangan yang kita himpun di lapangan lalu bentuk tim. Sekitar jam 12.00 wib tadi kita boyong ke Polresta Medan,” terangnya, Rabu (2/4).

Terkait motif, polisi masih melakukan pemeriksaan intensif. “Masih diperiksa, nantilah ketika sudah selesai akan kita paparkan. Pelaku juga akan ditahan di sel. Mengenai motif perebutan wanitanya, belum mengarah ke sana karena masih kita lidik,” ucapnya.

Tertangkapnya Paulus Chandra Panggabean membuat Aipda Dudi Efni merasa lega. Ia menyampaikan terima kasihnya kepada jajaran Poldasu, Polresta Medan dan Polres Deliserdang. “Saya mengucapkan terima kasih terhadap jajaran Poldasu khusus terhadap Polresta Medan dan Polres Deliserdang karena sudah mengamankan pelaku. Begitu juga terhadap rekan-rekan media,” tambahnya lagi mengakhiri.

Aipda Efni sendiri tampak masih menjalani perawatan di RS Bhayangkara. Sesekali dia menjerit kesakitan di dadanya yang kena lemparan batu.

“Payah bergerak, apalagi batuk. Dadaku masih sakit lantaran benturan batu kemarin yang tepat di dadaku,” ujar pria yang mengenakan kaos kerah warna merah yang mengaku masuk kesatuan polisi dari Caba pada 1994 di Sampali itu.

Korban kembali mengisahkan kejadian yang menimpanya dan mengatakan bahwa seusai kejadian tersebut, saat hendak pulang korban masih sempat dikejar seorang pelaku naik sepedamotor metik dan membaret dengan pisau sebelah kiri mobilnya yang bernomor polisi BK 1171 IK.

“Pas mau pulang sempat juga dihalang-halangi. Trus sempat dikejar seorang pelaku dengan menggunakan sepedamotor matik dan membaret mobil saya,” terang korban yang sudah memiliki dua orang anak tersebut.

Untuk perkembangan kasus yang menimpanya, korban ada orang yang menghubunginya dan mengaku sebagai keluarga pelaku dan meminta supaya korban mau berdamai dengan mereka.

“Ada nomor yang tidak jelas sering nelpon. Yang mengaku keluarga pelaku dan menyarankan supaya berdamai saja. Tapi aku tetap tidak mau,” tambahnya lagi seraya mengatakan bahwa ketidakmauannya untuk berdamai adalah perintah dari Kapolres Deliserdang yang mengatakan menyelesaikan kasus tersebut dengan hukum yang berlaku.

 

KEPONAKAN ALM. OLO PANGGABEAN

Sementara itu, Paulus Chandra Panggabean, keponakan alm. Olo Panggabean yang diamankan di Polresta Medan menjelaskan bahwa dia melakukan itu karena membela anggota. “Aku hanya membela anggota bang dan semua cerita Dudi ngarang. Tanya saja sama pengacaraku bang. Seharusnya aku yang melapor, tapi aku dijebaknya,” ucapnya sambil masuk ke ruang penyidik.

Terpisah, penasehat hukum tersangka, Lodewik Sibuea menjelaskan bahwa kliennya hanya dijebak sehingga berujung ke Polresta Medan. Selain itu, mereka juga mengadukan Aipda Dudi ke Reskrim Polresta dengan tuduhan penganiaayan terhadap juru parkir (Jukir) bernama Anderas Sihombing.

Menurut Paulus, waktu itu dirinya kehilangan uang di sekitaran Medan Plaza. Setelah mencari ke sana ke mari, ternyata salah seorang teman wanitanya yang tingal di Jalan Kangkung mengetahui keberadaan uang itu, kemudian Paulus datang kesana dan berjumpa dengannya.

Ketika pulang, Paulus bertemu dengan salah seorang pria Tionghoa dan pria itu mengatakan agar Paulus memakai baju. Merasa tidak senang ditegur orang tak dikenal, Paulus pun menanyakan kepentingannya. Bukannya memberi penjelasan, pria Tionghoa itu malah menantang Paulus dan terjadilah adu mulut.

Sejurus kemudian, pria Tionghoa itu pun mengatakan bahwa dia adalah anggota IPK. Merasa dikecilkan, Paulus pun pergi dan datang kembali dengan memakai baju IPK. Namun yang dicari tidak ada. “Jadi, akar permasalahannya dari sana, bukan karena masalah cewek. Si Paulus datang ke kos temannya cewek karena temannya tahu dimana uangnya yang hilang itu. Kemudian jumpa dengan pria Tionghoa itu. Sampai saat ini, kami juga masih mencarinya,” bebernya.

Lanjutnya, ketika mencari pria Tionghoa itu, Paulus bertemu dengan Aipda Dudi yang berada di sekitar lokasi. Pada saat itu, Aipda Dudi menanyakan mengapa pakai-pakai seragam IPK. Karena merasa tidak penting, Paulus sempat pergi. Namun, lagi-lagi Dudi menanyakan hal yang sama.

Kesal, akhirnya Paulus menjawab ‘Ada apa bang?’

Aipda Dudi menjawab bahwa dia hanya ingin sekadar tahu lalu mengajak Paulus untuk berantam. Merasa ditantang, akhirnya Paulus dan Dudi berantam di areal parkir Medan Plaza.

Anehnya, waktu berantam, Dudi tidak membalas pukulan Paulus dan malahan mangambil foto-foto kepalanya yang luka. “Jadi, tidak ada Paulus menggiring Dudi, mereka sama-sama pergi ke parkiran dan atas ajakan Dudi untuk berkelahi. Untuk ini, kami ke Polresta ini sekalian mengatakan itu, agar berita berimbang,” tandasnya.

Masih Sibuea, setelah peristiwa itu, kemudian mereka bubar. Namun, beberapa menit kemudian, Dudi datang bersama temannya dengan mengendarai mobil Nissan Evalia BK 1711 IK dan menculik salah seorang juru parkir bernama Anderas Agung Mulia Sihombing warga Jalan Binjai Km 10,5 Sunggal. Dudi memaksa Andreas untuk mengakui bahwa dia ikut mengeroyoknya dengan ancaman senjata api ke kepala.

“Jukir itu diancam dengan pistol ke kepala agar mau mengatakan bahwa dia mengeroyoknya. Kemudian mereka ke Polresta Medan untuk membuat laporan. Kami juga sudah melaporkan Aiptu Dudi ke  Reskrim Polresta dengan tuduhan penganiaayan dengan bukti STTLP/804/K/III/2014/RESTA MEDAN” tandasnya.

Mengenai tertangkapnya Paulus di Bandara Kualanamu, Sinambela mengatakan bahwa dia ke Surabaya karena ingin melayat pendeta Oktavianus yang meninggal. “Dulu Paulus sempat tinggal di sana. Hanya melayat, bukan lari,” pungkasnya.

Terkait isu berkembang yang menyebut Paulus Chandra Panggabean adalah keponakan Alm. Olo Panggabean dibenarkan oleh penasehat hukum Lodewik Sibuea,SH. “Benar, Paulus adalah anak Alm. Sahat Panggabean, abang kandung Alm. Olo Panggabean. Dan, dia sekarang masih ditahan di Polresta Medan. Kita masih berusaha membelanya,” ujarnya.

Penasehat hukum tersangka itu juga mengatakan bahwa kasus itu karena salah paham antara keduanya. “Sebetulnya ini masalah kecil, tapi, dibesar-besarkan. Mungkin oknum Polisi itu sudah kenal dengan Paulus. Tapi, kita akan berusaha meluruskan kasus ini,” pungkasnya.(gib/tun/bd)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/