26.7 C
Medan
Monday, June 17, 2024

Edon Dibacok Kawan, Adik & Ibunya Ikut Disabet

Foto: Robert/PM Sugeng (kiri) dan Edon (kanan) yang dibacoknya, karena menipu saat disuruhnya gadaikan speeda motor.
Foto: Robert/PM
Sugeng (kiri) dan Edon (kanan) yang dibacoknya, karena menipu saat disuruhnya gadaikan speeda motor.

SUNGGAL, SUMUTPOS.CO – Amarah menggiring Sugeng (35) ke penjara. Satu keluarga dibacoki pria warga jalan Medan-Binjai km 13, Pasar Kecil, Simpang Kongsi, Kec. Sunggal ini, Selasa (3/2) pagi. Korbannya Edon (29), warga Jalan Medan-Binjai km 15, Desa SM Diski, Kec. Sunggal. Adik Edon, Roma (22) serta ibu Edon, Sulastri (54), juga tak luput.

Pagi itu, Sugeng datang ke rumah Edon dan mengajaknya untuk menebus Suzuki Smash yang sempat digadai Sabtu (31/1) lalu Rp 700 ribu di Serbajadi, KM 16,2.

“Diajaknya aku nebus motornya bang. Lagi sarapan aku. Aku nolak, tapi dia terus maksa. Aku nolak, karena gak ada upahnya Bang,” terang Edon ketika dijumpai di ruang IGD RS. Sundari di Jl Pinang Baris, Kec Medan Sunggal.

Pengakuan Edon, karena ia menolak, Sugeng mengeluarkan pisau dari dalam bajunya. Edon sontak kaget dan berusaha menyelamatkan dirinya dengan menangkis ayunan pisau yang dilayangkan Sugeng. Akibatnya, tangan kirinya terluka hingga menembus tulang dan patah. Tak hanya tangan kiri, paha, kaki, serta pelipis Edon pun terluka.

Mendengar keributan itu, adik bungsunya Roma (22) keluar dan berusaha memisah. Roma juga tak luput dari tikaman Sugeng. Punggung belakang Roma kena. Tak lama kemudian Sulastri (54) ibu mereka yang hendak memisah, juga dibacok. Tangan kiri Sulastri pun juga terluka. Ketiganya dilarikan ke Klinik Malem Diski, dan Edon akhirnya dirujuk ke RSU Sundari.

Akhirnya, warga mengejar Sugeng yang kabur. Namun keburu jauh. “Saya pun gak tau nak apa masalah mereka. Tiba-tiba pagi tadi udah ribut aja di depan rumah. Saya mencoba memisahkan, tapi tangan kiri saya juga kena sabetan pisau itu,” terang Sulastri.

Sugeng akhirnya dibekuk di kediaman temannya, Jl. Sukarno-Hatta km 18, Binjai. Namun, pengakuannya berbeda dengan Edon. Diakuinya, dia kesal karena Edon menggadaikan motornya melebihi permintaan.

Sugeng mengaku Edon adalah adik dari teman kecilnya. Saat menggadai, Sugeng meminta Edon hanya minjam Rp700 ribu. Namun malam itu usai menggadaikan motor tersebut, Edon menyarankan untuk membayar Rp 800 ribu saat hendak ditebus. Sugeng pun mengamini permintaan Edon.

Senin (2/2) malam sekira pukul 22.00 WIB, dirinya mendatangi Edon dan memintanya untuk menemaninya menebus motor tersebut. Namun, Edon menyarankan untuk mendatanginya besok pagi. ”Ia seakan mengulur-ngulur waktu dan menghindar dengan memberikan berbagai alasan,” kata Sugeng.

Didesak terus, Edon pun akhirnya mengaku tak mempunyai uang menambahi uang Sugeng. Sebab, motor itu sebenarnya digadai Rp1 juta. Itulah yang membuatnya naik pitam. Karena motor itu mau dipakainya kerja.

“Naik darahku mendengar pengakuan si Edon. Nggak masalah samaku kalau ada uang untuk menebusnya itu. Tapi aku lagi butuh motor itu, dan dia dengan enteng menjawab kalau uangnya nggak ada, hingga kami gak bisa menebus motor itu bang,” jelas Sugeng.

 

DUA KALI DITIPU EDON

Erna (32), istri Sugeng, menangis saat ditemui di Polsek Sunggal. Ibu 1 anak berkerudung pink ini, mengaku Edon sudah kali kedua menipu suaminya. Erna menjelaskan, sebelumnya Edon pernah mengggadai motor tersebut sebesar Rp 700 ribu.

Dengan modus meminjam, selama tiga hari Edon tak mengembalikan motor tersebut dengan berbagai alasan. Hingga akhirnya, ketahuan bahwa Edon telah menggadainya. Karena butuh transportasi, Sugeng pun menebusnya dan memberi waktu kepada Edon untuk mengganti uang tersebut.

“Sampai sekarang uang itu belum diganti-gantinya. Karena ini udah yang kedua kalinya, mungkin abang geram sama dia. Udah pernah kakak bilang, jangan terlalu percaya sama orang, tapi si abang gak percaya, kayak ginilah jadinya,” terang Erna sambil meneteskan air mata.

Erna pun mengaku bahwa Sabtu (31/1), dengan persetujuannya, suaminya menggadaikan motor tersebut seharga Rp 700 ribu, untuk keperluan di rumah lantaran suaminya sudah 2 minggu menganggur.

“Tapi hari minggunya langsung kuminta uang sama mama, untuk menebus motor itu,” beber Erna.

Terpisah, Kapolsek Sunggal, Kompol Aldi Subartono, ketika dikonfirmasi mengatakan, telah menangkap pelaku. “Saat inu sedang dalam pemeriksaan. Untuk motif sementara akibat perselisihan masalah harga gadai kreta,” ungkap Aldi.(mag2/trg)

Foto: Robert/PM Sugeng (kiri) dan Edon (kanan) yang dibacoknya, karena menipu saat disuruhnya gadaikan speeda motor.
Foto: Robert/PM
Sugeng (kiri) dan Edon (kanan) yang dibacoknya, karena menipu saat disuruhnya gadaikan speeda motor.

SUNGGAL, SUMUTPOS.CO – Amarah menggiring Sugeng (35) ke penjara. Satu keluarga dibacoki pria warga jalan Medan-Binjai km 13, Pasar Kecil, Simpang Kongsi, Kec. Sunggal ini, Selasa (3/2) pagi. Korbannya Edon (29), warga Jalan Medan-Binjai km 15, Desa SM Diski, Kec. Sunggal. Adik Edon, Roma (22) serta ibu Edon, Sulastri (54), juga tak luput.

Pagi itu, Sugeng datang ke rumah Edon dan mengajaknya untuk menebus Suzuki Smash yang sempat digadai Sabtu (31/1) lalu Rp 700 ribu di Serbajadi, KM 16,2.

“Diajaknya aku nebus motornya bang. Lagi sarapan aku. Aku nolak, tapi dia terus maksa. Aku nolak, karena gak ada upahnya Bang,” terang Edon ketika dijumpai di ruang IGD RS. Sundari di Jl Pinang Baris, Kec Medan Sunggal.

Pengakuan Edon, karena ia menolak, Sugeng mengeluarkan pisau dari dalam bajunya. Edon sontak kaget dan berusaha menyelamatkan dirinya dengan menangkis ayunan pisau yang dilayangkan Sugeng. Akibatnya, tangan kirinya terluka hingga menembus tulang dan patah. Tak hanya tangan kiri, paha, kaki, serta pelipis Edon pun terluka.

Mendengar keributan itu, adik bungsunya Roma (22) keluar dan berusaha memisah. Roma juga tak luput dari tikaman Sugeng. Punggung belakang Roma kena. Tak lama kemudian Sulastri (54) ibu mereka yang hendak memisah, juga dibacok. Tangan kiri Sulastri pun juga terluka. Ketiganya dilarikan ke Klinik Malem Diski, dan Edon akhirnya dirujuk ke RSU Sundari.

Akhirnya, warga mengejar Sugeng yang kabur. Namun keburu jauh. “Saya pun gak tau nak apa masalah mereka. Tiba-tiba pagi tadi udah ribut aja di depan rumah. Saya mencoba memisahkan, tapi tangan kiri saya juga kena sabetan pisau itu,” terang Sulastri.

Sugeng akhirnya dibekuk di kediaman temannya, Jl. Sukarno-Hatta km 18, Binjai. Namun, pengakuannya berbeda dengan Edon. Diakuinya, dia kesal karena Edon menggadaikan motornya melebihi permintaan.

Sugeng mengaku Edon adalah adik dari teman kecilnya. Saat menggadai, Sugeng meminta Edon hanya minjam Rp700 ribu. Namun malam itu usai menggadaikan motor tersebut, Edon menyarankan untuk membayar Rp 800 ribu saat hendak ditebus. Sugeng pun mengamini permintaan Edon.

Senin (2/2) malam sekira pukul 22.00 WIB, dirinya mendatangi Edon dan memintanya untuk menemaninya menebus motor tersebut. Namun, Edon menyarankan untuk mendatanginya besok pagi. ”Ia seakan mengulur-ngulur waktu dan menghindar dengan memberikan berbagai alasan,” kata Sugeng.

Didesak terus, Edon pun akhirnya mengaku tak mempunyai uang menambahi uang Sugeng. Sebab, motor itu sebenarnya digadai Rp1 juta. Itulah yang membuatnya naik pitam. Karena motor itu mau dipakainya kerja.

“Naik darahku mendengar pengakuan si Edon. Nggak masalah samaku kalau ada uang untuk menebusnya itu. Tapi aku lagi butuh motor itu, dan dia dengan enteng menjawab kalau uangnya nggak ada, hingga kami gak bisa menebus motor itu bang,” jelas Sugeng.

 

DUA KALI DITIPU EDON

Erna (32), istri Sugeng, menangis saat ditemui di Polsek Sunggal. Ibu 1 anak berkerudung pink ini, mengaku Edon sudah kali kedua menipu suaminya. Erna menjelaskan, sebelumnya Edon pernah mengggadai motor tersebut sebesar Rp 700 ribu.

Dengan modus meminjam, selama tiga hari Edon tak mengembalikan motor tersebut dengan berbagai alasan. Hingga akhirnya, ketahuan bahwa Edon telah menggadainya. Karena butuh transportasi, Sugeng pun menebusnya dan memberi waktu kepada Edon untuk mengganti uang tersebut.

“Sampai sekarang uang itu belum diganti-gantinya. Karena ini udah yang kedua kalinya, mungkin abang geram sama dia. Udah pernah kakak bilang, jangan terlalu percaya sama orang, tapi si abang gak percaya, kayak ginilah jadinya,” terang Erna sambil meneteskan air mata.

Erna pun mengaku bahwa Sabtu (31/1), dengan persetujuannya, suaminya menggadaikan motor tersebut seharga Rp 700 ribu, untuk keperluan di rumah lantaran suaminya sudah 2 minggu menganggur.

“Tapi hari minggunya langsung kuminta uang sama mama, untuk menebus motor itu,” beber Erna.

Terpisah, Kapolsek Sunggal, Kompol Aldi Subartono, ketika dikonfirmasi mengatakan, telah menangkap pelaku. “Saat inu sedang dalam pemeriksaan. Untuk motif sementara akibat perselisihan masalah harga gadai kreta,” ungkap Aldi.(mag2/trg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/