31 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Anggota PP Megawati Tewas dengan Leher Digorok

Foto: Well/PM foto Irwansyah semasa hidup (pakai jaket biru).
Foto: Well/PM
foto Irwansyah semasa hidup (pakai jaket biru).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Irwansyah Putra alias Iwan PP (35) warga Jl. Megawati, Kel. Pasar Merah Timur, Kec. Medan Area ditemukan tewas dengan kondisi leher tergorok di jembatan sungai Jl. Pasar Merah. Pihak keluarga mencurigai korban dibantai OTK, hanya saja polisi menyebut kecelakaan tunggal.

Pemuda yang diketahui anggota Pemuda Pancasila (PP) ini tewas usai pulang dari cafe Dicky pada Minggu (4/5) sekira pukul 02.00 wib. Namun pihak keluarga baru mengetahuinya sekira pukul 04.00 wib.

Keterangan yang dihimpun di lokasi kejadian, Sabtu (3/5) malam, Iwan PP bersama 3 rekannya minum tuak di cafe Dicky di sekitar Pasar Merah. Karena hari telah larut malam, ketiga rekan korban pun mengajak Irwan untuk pulang akan tetapi Irwan menolak lantaran masih ingin berada di cafe tersebut.

“Mereka berempat minum tuak di cafe Dicky, jadi kawannya yang bertiga ngajak pulang sekalian mau makan nasi goreng. Tapi si Irwan nya tak mau karena masih mau di situ. Pulanglah kawan-kawannya duluan,” kata Armen (50) yang merupakan abang kandung korban.

ijelaskan oleh Armen, jika kabar kematian adiknya baru diketahui sekira pukul 04.00 wib setelah mendapat kabar dari keponakannya Riky (17). Saat baru tiba di lokasi, Armen mendapati adiknya dalam kondisi tergeletak di dekat sepeda motor Supra X BK 3990 AAO dengan kondisi luka menganga dibagian leher sepanjang kurang lebih 15 centimeter.

“Pas di lokasi, aku lah yang mengangkat dia. Jadi luka itu di bagian lehernya koyak panjang kayak luka disabet,” kata Armen.

Tak lama, petugas dari Unit Laka Polresta Medan mendatangi lokasi kejadian. Jasad korban pun dibawa ke RS Pirngadi Medan. “Kalau kata polisi yang datang itu kecelakaan tunggal. Ya kami keluarga mau bilang apalah, mungkin sudah begini jalannya. Kami pun menolak untuk autopsi memang lantaran keterbatasan biaya,” tambah Armen.

Sekira pukul 11.00 wib, jasad Irwansyah pun dikebumikan di pemakaman umum Jl. Halat tak jauh dari rumah duka. “Sudah kami makamkan, karena keluarga pun sudah mengikhlaskan,” tambah abang korban.

Meski demikian, pihak keluarga masih yakin Iwan PP tewas dihabisi seseorang dengan menebas lehernya.

Saat disambangi ke rumah duka di Jl. Megawati, Kel. Pasar Merah Timur pihak keluarga melalui abang korban Armen menduga jika adiknya tidak tewas akibat kecelakaan tunggal. Hal itu dikatakannya karena melihat luka yang hanya ada dibagian leher korban sepanjang 15 centimeter.

“Kalau lukanya hanya yang di leher aja, luka koyak. Kalau memang kecelakaan, pasti ada kan luka-luka lecet di bagian tubuh lain,” katanya.

Hal tersebut pun dibenarkan Budi (40) yang turut memandikan jasad korban saat akan dikebumikan. “Aku kan ikut juga tadi memandikan jasadnya pak, luka itu cuma di lehernyalah. Ada bekas jahitan disitu. Kalau yang lain bersih aja pak,” kata pria paruh baya berkulit gelap ini.

Meski yakin kalau Iwan tewas dibunuh, lagi-lagi pihak keluarga hanya bisa pasrah atas kematian anak ke 7 dari 9 bersaudara itu. Terlebih pihak kepolisian bersikeras menyebut kematian Iwan lantaran kecelakaan tunggal. Hanya saja keluarga berharap agar jasa raharja bisa keluar untuk membantu biaya pemakaman korban.

“Kami mau bilang apa pak, kami orang susah. Mau keluarkan mayatnya dari rumah sakit aja tadi harus ngutang dulu. Kalau memang kata Polisi kecelakaan, ya kami harap supaya ada jasa raharja atas kematian korban,” kata Armen.

Disinggung soal firasat buruk dan gelagat korban sebelum akhirnya meninggal dunia, Armen mengatakan jika pada Sabtu (3/5) siang, ia masih diberikan uang Rp 80 ribu oleh adiknya itu. Uang tersebut adalah hasil pekerjaan korban sebagai kuli bangunan di kawasan Jl. Bhakti.

“Dia masih ngasih uang sama ku semalam itu pak Rp 80 ribu. Uang itu dari hasil kerja dia sebagai kuli bangunan pak,” katanya.

Dimata rekan-rekannya, Irwansyah pun dikenal sebagai sosok pekerja keras dan ulet. Dikatakan Doni (36) salah satu pengurus Pemuda Pancasila Kel. Pasar Merah Timur jika korban sudah 20 tahun menjadi anggota Pemuda Pancasila.

“Mendiang ini orang baik ya, pekerja keras. Sudah 20 tahun menjadi anggota. Dan kami terkejut atas kejadian ini,” katanya.

Ditanyai soal dugaan kematian korban apakah memang dibunuh, Doni mengaku belum mengetahuinya. Namun ia turut menilai adanya kejanggalan pada tubuh korban yang hanya luka di bagian leher.

“Kita tidak mau menduga-duga ya, tapi menurut kami ini ada kejanggalan. Karena luka itu hanya di lehernya saja. Itu luka dari mana dan apa akibatnya, itu yang harus dijelaskan oleh Polisi,” katanya.

 

KECELAKAAN TUNGGAL

Kapolsek Medan Area, Kompol Rama S Putra, SIK mengatakan jika korban tewas akibat kecelakaan tunggal karena mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi hingga menabrak trotoar. “Kecelakaan tunggal, korban mengendarai sepeda motor kecepatan tinggi dan terjatuh,” katanya.

Sementara itu, saat kembali disambangi ke lokasi kejadian. Tak seorangpun mengaku melihat kejadian tersebut. Tampak di sekitar lokasi darah korban yang telah mengering di sekitar jembatan Pasar Merah.

“Tak tahu kami bang, karena tak ada suara benturan kalau memang kecelakaan. Hebohnya jam 2 gitu lah, darah banyak keluar dari lehernya. Kalau keretanya tak apa-apa dan kereta itu tercagak di dekatnya,” kata Rizal (28) warga sekitar lokasi.

Kanit Laka Satlantas Polresta Medan, AKP Gandhi saat dikonfirmasi mengatakan kalau dalam penyelidikan sementara, tewasnya korban karena lakalantas tunggal.

Untuk penyelidikan sementara kita, korban tewas karena laka tunggal,” jelasnya saat dikonfirmasi, Minggu (4/5) siang.

Lanjutnya ia mengatakan kalau dalam pemeriksaan sementara, belum ditemukan adanya tindakan penganiayaan pada tubuh korban. “Dalam pemeriksaan sementara belum ada kita temukan adanya tindak penganiayaan ditubuh korban, sementara korban tewas akibat laka tunggal,” ungkapnya.

Terpisah Kanit Jahtanras Polresta Medan, AKP Daniel M, saat ditanyai apakah keluarga dari korban ada membuat laporan ke Reskrim Polresta Medan. Ia mengatakan kalau tidak ada keluarga korban yang membuat laporan. “Untuk kejadian itu saya belum tau, tidak ada keluarga korban yang melapor ke Reskrim Polresta Medan,” jelasnya. (wel/bay)

Foto: Well/PM foto Irwansyah semasa hidup (pakai jaket biru).
Foto: Well/PM
foto Irwansyah semasa hidup (pakai jaket biru).

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Irwansyah Putra alias Iwan PP (35) warga Jl. Megawati, Kel. Pasar Merah Timur, Kec. Medan Area ditemukan tewas dengan kondisi leher tergorok di jembatan sungai Jl. Pasar Merah. Pihak keluarga mencurigai korban dibantai OTK, hanya saja polisi menyebut kecelakaan tunggal.

Pemuda yang diketahui anggota Pemuda Pancasila (PP) ini tewas usai pulang dari cafe Dicky pada Minggu (4/5) sekira pukul 02.00 wib. Namun pihak keluarga baru mengetahuinya sekira pukul 04.00 wib.

Keterangan yang dihimpun di lokasi kejadian, Sabtu (3/5) malam, Iwan PP bersama 3 rekannya minum tuak di cafe Dicky di sekitar Pasar Merah. Karena hari telah larut malam, ketiga rekan korban pun mengajak Irwan untuk pulang akan tetapi Irwan menolak lantaran masih ingin berada di cafe tersebut.

“Mereka berempat minum tuak di cafe Dicky, jadi kawannya yang bertiga ngajak pulang sekalian mau makan nasi goreng. Tapi si Irwan nya tak mau karena masih mau di situ. Pulanglah kawan-kawannya duluan,” kata Armen (50) yang merupakan abang kandung korban.

ijelaskan oleh Armen, jika kabar kematian adiknya baru diketahui sekira pukul 04.00 wib setelah mendapat kabar dari keponakannya Riky (17). Saat baru tiba di lokasi, Armen mendapati adiknya dalam kondisi tergeletak di dekat sepeda motor Supra X BK 3990 AAO dengan kondisi luka menganga dibagian leher sepanjang kurang lebih 15 centimeter.

“Pas di lokasi, aku lah yang mengangkat dia. Jadi luka itu di bagian lehernya koyak panjang kayak luka disabet,” kata Armen.

Tak lama, petugas dari Unit Laka Polresta Medan mendatangi lokasi kejadian. Jasad korban pun dibawa ke RS Pirngadi Medan. “Kalau kata polisi yang datang itu kecelakaan tunggal. Ya kami keluarga mau bilang apalah, mungkin sudah begini jalannya. Kami pun menolak untuk autopsi memang lantaran keterbatasan biaya,” tambah Armen.

Sekira pukul 11.00 wib, jasad Irwansyah pun dikebumikan di pemakaman umum Jl. Halat tak jauh dari rumah duka. “Sudah kami makamkan, karena keluarga pun sudah mengikhlaskan,” tambah abang korban.

Meski demikian, pihak keluarga masih yakin Iwan PP tewas dihabisi seseorang dengan menebas lehernya.

Saat disambangi ke rumah duka di Jl. Megawati, Kel. Pasar Merah Timur pihak keluarga melalui abang korban Armen menduga jika adiknya tidak tewas akibat kecelakaan tunggal. Hal itu dikatakannya karena melihat luka yang hanya ada dibagian leher korban sepanjang 15 centimeter.

“Kalau lukanya hanya yang di leher aja, luka koyak. Kalau memang kecelakaan, pasti ada kan luka-luka lecet di bagian tubuh lain,” katanya.

Hal tersebut pun dibenarkan Budi (40) yang turut memandikan jasad korban saat akan dikebumikan. “Aku kan ikut juga tadi memandikan jasadnya pak, luka itu cuma di lehernyalah. Ada bekas jahitan disitu. Kalau yang lain bersih aja pak,” kata pria paruh baya berkulit gelap ini.

Meski yakin kalau Iwan tewas dibunuh, lagi-lagi pihak keluarga hanya bisa pasrah atas kematian anak ke 7 dari 9 bersaudara itu. Terlebih pihak kepolisian bersikeras menyebut kematian Iwan lantaran kecelakaan tunggal. Hanya saja keluarga berharap agar jasa raharja bisa keluar untuk membantu biaya pemakaman korban.

“Kami mau bilang apa pak, kami orang susah. Mau keluarkan mayatnya dari rumah sakit aja tadi harus ngutang dulu. Kalau memang kata Polisi kecelakaan, ya kami harap supaya ada jasa raharja atas kematian korban,” kata Armen.

Disinggung soal firasat buruk dan gelagat korban sebelum akhirnya meninggal dunia, Armen mengatakan jika pada Sabtu (3/5) siang, ia masih diberikan uang Rp 80 ribu oleh adiknya itu. Uang tersebut adalah hasil pekerjaan korban sebagai kuli bangunan di kawasan Jl. Bhakti.

“Dia masih ngasih uang sama ku semalam itu pak Rp 80 ribu. Uang itu dari hasil kerja dia sebagai kuli bangunan pak,” katanya.

Dimata rekan-rekannya, Irwansyah pun dikenal sebagai sosok pekerja keras dan ulet. Dikatakan Doni (36) salah satu pengurus Pemuda Pancasila Kel. Pasar Merah Timur jika korban sudah 20 tahun menjadi anggota Pemuda Pancasila.

“Mendiang ini orang baik ya, pekerja keras. Sudah 20 tahun menjadi anggota. Dan kami terkejut atas kejadian ini,” katanya.

Ditanyai soal dugaan kematian korban apakah memang dibunuh, Doni mengaku belum mengetahuinya. Namun ia turut menilai adanya kejanggalan pada tubuh korban yang hanya luka di bagian leher.

“Kita tidak mau menduga-duga ya, tapi menurut kami ini ada kejanggalan. Karena luka itu hanya di lehernya saja. Itu luka dari mana dan apa akibatnya, itu yang harus dijelaskan oleh Polisi,” katanya.

 

KECELAKAAN TUNGGAL

Kapolsek Medan Area, Kompol Rama S Putra, SIK mengatakan jika korban tewas akibat kecelakaan tunggal karena mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi hingga menabrak trotoar. “Kecelakaan tunggal, korban mengendarai sepeda motor kecepatan tinggi dan terjatuh,” katanya.

Sementara itu, saat kembali disambangi ke lokasi kejadian. Tak seorangpun mengaku melihat kejadian tersebut. Tampak di sekitar lokasi darah korban yang telah mengering di sekitar jembatan Pasar Merah.

“Tak tahu kami bang, karena tak ada suara benturan kalau memang kecelakaan. Hebohnya jam 2 gitu lah, darah banyak keluar dari lehernya. Kalau keretanya tak apa-apa dan kereta itu tercagak di dekatnya,” kata Rizal (28) warga sekitar lokasi.

Kanit Laka Satlantas Polresta Medan, AKP Gandhi saat dikonfirmasi mengatakan kalau dalam penyelidikan sementara, tewasnya korban karena lakalantas tunggal.

Untuk penyelidikan sementara kita, korban tewas karena laka tunggal,” jelasnya saat dikonfirmasi, Minggu (4/5) siang.

Lanjutnya ia mengatakan kalau dalam pemeriksaan sementara, belum ditemukan adanya tindakan penganiayaan pada tubuh korban. “Dalam pemeriksaan sementara belum ada kita temukan adanya tindak penganiayaan ditubuh korban, sementara korban tewas akibat laka tunggal,” ungkapnya.

Terpisah Kanit Jahtanras Polresta Medan, AKP Daniel M, saat ditanyai apakah keluarga dari korban ada membuat laporan ke Reskrim Polresta Medan. Ia mengatakan kalau tidak ada keluarga korban yang membuat laporan. “Untuk kejadian itu saya belum tau, tidak ada keluarga korban yang melapor ke Reskrim Polresta Medan,” jelasnya. (wel/bay)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/