26.7 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Dibantai Sopir Angkot Usai Pulang Ngamar

Foto: Indra/PM Rifando Munthe alias Ifan, pelaku pembunuhan Mawarni.
Foto: Indra/PM
Rifando Munthe alias Ifan, pelaku pembunuhan Mawarni.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Misteri kematian Mawarni (24), wanita yang ditemukan membusuk di Tol Belmera Km 18 Kamis (23/10) lalu, terungkap. Pelakunya, ternyata Rifando Munthe alias Ifan (20). Dia diciduk dari Parsingguran II Desa Ronggirhuta, Kec. Pollung, Kab. Humbahas, Selasa (4/11).

Dari pemuda yang selama di Medan menetap di Jl. Selambo Kampung Melayu Gg Melati, Kec. Medan Amplas itu, diamankan juga handphone merek I-Cherry warna putih yang diketahui milik cewek yang menetap di Jl. Kawat V, Kec. Mabar, Medan Deli, tersebut.

“Didesaknya terus aku bertanggung jawab usai kami berhubungan badan di Hotel Selayang Pandang. Makanya aku kalut, aku bunuh dia,” ujar Ifan saat ditemui di Mapoldasu, Selasa (4/11) sore sekira pukul 15.00 WIB.

Dibeber sopir angkot Rahayu Medan Ceria (RMC) trayek 57 jurusan Amplas-Mabar itu, di hari kejadian, sekitar pukul 19.30, Mawarni menyetop angkot yang disopiri Ifan. Saat itu, korban memilih duduk di depan, di samping Ifan.

Berusaha ramah pada penumpang, selama di perjalanan, Ifan mengajaknya ngobrol. Dari percakapan itulah diketahui kalau Mawarni baru pulang dari rumah kerabatnya di Sergai dan berniat pulang ke rumah.

Tak sekadar ngobrol, Ifan rupanya kepincut kemanisan Mawarni, meski cewek itu (maaf) sumbing. Dia mulai melancarkan jurus rayuan.

Gayung bersambut. Mawarni meladeni rayuan itu. Merasa dapat angin, Ifan makin berani. “Awalnya, kami hanya cakap-cakap kenalan aja bang. Kemudian, aku pun memberanikan diri megang tangannya. Karena dia tak melarang, ya terus aku pegang tangannya sembari merayunya,” ucap Ifan.

Aksi pegang tangan yang dilakukan Ifan kala itu terus berlanjut sampai akhirnya penumpang Ifan hanya Mawarni seorang. Sesampainya di Tanjung Mulia, Irfan pun mengajak Mawarni untuk ikut mutar sekali lagi ke Amplas dengan alasan dirinya belum mendapat setoran.

“Jam 8 malam, semua penumpang sudah turun, tinggal dia sendiri. Makanya aku ngajak dia untuk mutar sekali lagi ke Amplas dengan alasan belum dapat setoran. Dan dia pun mau. Makanya kami balik lagi ke Amplas,” ucapnya.

Sesampainya di Terminal Amplas, Ifan pun mengajak Mawarni ke Hotel Selayang Pandang yang berada di kawasan Jl. Jamin Ginting Padang Bulan Medan. Beruntung bagi Ifan, ajakannya untuk berhubungan intim tersebut ternyata diterima Mawarni. “Aku ajak dia ke hotel, mau dia. Makanya kami pun ke Hotel Selayang Pandang bang,” ujar Ifan.

Dengan sangat bernafsu, Ifan pun kemudian menggas angkot RMC 57 bernomor pintu 2671 itu. Sesampainya di hotel tersebut, Ifan langsung memboking kamar hotel. “Di hotel itu, kami melakukan hubungan suami istri itu 1 kali bang. Siap itu kami balik lagi ke Amplas,” pungkasnya.

Dalam perjalanan pulang itulah awal petaka mulai. Selama perjalanan, Mawarni kerap memintanya bertanggung jawab atas hubungan suami istri yang mereka lakukan tersebut. Meski merasa terjebak, Ifan awalnya biasa saja dan berharap Mawarni bisa menerima apa adanya. “Makanya, aku pun masuk ke Tol Amplas supaya cepat pulang. Soalnya, saat itu dia terus mendesak aku untuk tanggung jawab,” ungkapnya.

Karena merasa tidak ada melakukan paksaan sama sekali, awalnya Ifan bersikap cuek. Tapi Mawarni terus mendesaknya bertanggungjawab, serta segera dijumpakan dengan keluarga Ifan. “Karena terus-terusan aku di desaknya, khilaf aku jadinya bang. Makanya, sebelum masuk pintu Tol Hanif, aku pun memberhentikan mobil di Km 18. Saat itu, aku pura-pura memeriksa ban dan mengambil dongkrak tepat di bawah tempat duduk Mawarni,” ujarnya.

Untuk mengelabui, Ifan meminta Mawarni untuk pindah ke kursi belakang. Saat itulah, dengan geramnya Ifan pun menghantukkan kepala Mawarni ke kaca mobil yang berada tepat di belakang supir. “Siap menghantukkan kepalanya itu, dia pingsan bang. Makanya, aku antukkan lagi 3 kali ke lantai, dan aku pukul kepala belakangnya 3 kali pake dongkrak,” papar Ifan.

“Siap itu, aku pun kemudian mengambil semua barang-barangnya yakni hp merk I-Cherry warna putih dan blackberrynya. Bahkan aku juga ambil identitasnya supaya tidak ada yang mengenalinya. Itu sekitar jam 22.15 Wib,” ucap sembari dirinya mengaku kalau dia merupakan sekuriti di salah satu perusahaan jasa pengamanan di Jl. SM Raja Medan.

Usai membantai Mawarni tersebut, Ifanpun menyeret mayat Mawarni turun dari angkot, lalu kembali ke kediamannya. “Setelah kejadian itu, aku masih di Medan. Aku masih bekerja seperti biasa. Setelah mendapat kabar ditemukan mayatnya, baru aku lari tempat oppungku di Humabahas,” tandasnya.

Bermodal penyelidikan lewat teknologi, keberadaan Ifan diketahui. Tanpa ada perlawanan sama sekali, tim yang berjumlah 8 petugas tersebut pun berhasil mengamankan Ifan, Selasa (4/11) sekira pukul 00.15 Wib. Usai berhasil mengamankan Ifan, petugas pun kemudian memboyongnya ke Mapoldasu.

Foto: Indra/PM Rifando Munthe alias Ifan, pelaku pembunuhan Mawarni.
Foto: Indra/PM
Rifando Munthe alias Ifan, pelaku pembunuhan Mawarni.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Misteri kematian Mawarni (24), wanita yang ditemukan membusuk di Tol Belmera Km 18 Kamis (23/10) lalu, terungkap. Pelakunya, ternyata Rifando Munthe alias Ifan (20). Dia diciduk dari Parsingguran II Desa Ronggirhuta, Kec. Pollung, Kab. Humbahas, Selasa (4/11).

Dari pemuda yang selama di Medan menetap di Jl. Selambo Kampung Melayu Gg Melati, Kec. Medan Amplas itu, diamankan juga handphone merek I-Cherry warna putih yang diketahui milik cewek yang menetap di Jl. Kawat V, Kec. Mabar, Medan Deli, tersebut.

“Didesaknya terus aku bertanggung jawab usai kami berhubungan badan di Hotel Selayang Pandang. Makanya aku kalut, aku bunuh dia,” ujar Ifan saat ditemui di Mapoldasu, Selasa (4/11) sore sekira pukul 15.00 WIB.

Dibeber sopir angkot Rahayu Medan Ceria (RMC) trayek 57 jurusan Amplas-Mabar itu, di hari kejadian, sekitar pukul 19.30, Mawarni menyetop angkot yang disopiri Ifan. Saat itu, korban memilih duduk di depan, di samping Ifan.

Berusaha ramah pada penumpang, selama di perjalanan, Ifan mengajaknya ngobrol. Dari percakapan itulah diketahui kalau Mawarni baru pulang dari rumah kerabatnya di Sergai dan berniat pulang ke rumah.

Tak sekadar ngobrol, Ifan rupanya kepincut kemanisan Mawarni, meski cewek itu (maaf) sumbing. Dia mulai melancarkan jurus rayuan.

Gayung bersambut. Mawarni meladeni rayuan itu. Merasa dapat angin, Ifan makin berani. “Awalnya, kami hanya cakap-cakap kenalan aja bang. Kemudian, aku pun memberanikan diri megang tangannya. Karena dia tak melarang, ya terus aku pegang tangannya sembari merayunya,” ucap Ifan.

Aksi pegang tangan yang dilakukan Ifan kala itu terus berlanjut sampai akhirnya penumpang Ifan hanya Mawarni seorang. Sesampainya di Tanjung Mulia, Irfan pun mengajak Mawarni untuk ikut mutar sekali lagi ke Amplas dengan alasan dirinya belum mendapat setoran.

“Jam 8 malam, semua penumpang sudah turun, tinggal dia sendiri. Makanya aku ngajak dia untuk mutar sekali lagi ke Amplas dengan alasan belum dapat setoran. Dan dia pun mau. Makanya kami balik lagi ke Amplas,” ucapnya.

Sesampainya di Terminal Amplas, Ifan pun mengajak Mawarni ke Hotel Selayang Pandang yang berada di kawasan Jl. Jamin Ginting Padang Bulan Medan. Beruntung bagi Ifan, ajakannya untuk berhubungan intim tersebut ternyata diterima Mawarni. “Aku ajak dia ke hotel, mau dia. Makanya kami pun ke Hotel Selayang Pandang bang,” ujar Ifan.

Dengan sangat bernafsu, Ifan pun kemudian menggas angkot RMC 57 bernomor pintu 2671 itu. Sesampainya di hotel tersebut, Ifan langsung memboking kamar hotel. “Di hotel itu, kami melakukan hubungan suami istri itu 1 kali bang. Siap itu kami balik lagi ke Amplas,” pungkasnya.

Dalam perjalanan pulang itulah awal petaka mulai. Selama perjalanan, Mawarni kerap memintanya bertanggung jawab atas hubungan suami istri yang mereka lakukan tersebut. Meski merasa terjebak, Ifan awalnya biasa saja dan berharap Mawarni bisa menerima apa adanya. “Makanya, aku pun masuk ke Tol Amplas supaya cepat pulang. Soalnya, saat itu dia terus mendesak aku untuk tanggung jawab,” ungkapnya.

Karena merasa tidak ada melakukan paksaan sama sekali, awalnya Ifan bersikap cuek. Tapi Mawarni terus mendesaknya bertanggungjawab, serta segera dijumpakan dengan keluarga Ifan. “Karena terus-terusan aku di desaknya, khilaf aku jadinya bang. Makanya, sebelum masuk pintu Tol Hanif, aku pun memberhentikan mobil di Km 18. Saat itu, aku pura-pura memeriksa ban dan mengambil dongkrak tepat di bawah tempat duduk Mawarni,” ujarnya.

Untuk mengelabui, Ifan meminta Mawarni untuk pindah ke kursi belakang. Saat itulah, dengan geramnya Ifan pun menghantukkan kepala Mawarni ke kaca mobil yang berada tepat di belakang supir. “Siap menghantukkan kepalanya itu, dia pingsan bang. Makanya, aku antukkan lagi 3 kali ke lantai, dan aku pukul kepala belakangnya 3 kali pake dongkrak,” papar Ifan.

“Siap itu, aku pun kemudian mengambil semua barang-barangnya yakni hp merk I-Cherry warna putih dan blackberrynya. Bahkan aku juga ambil identitasnya supaya tidak ada yang mengenalinya. Itu sekitar jam 22.15 Wib,” ucap sembari dirinya mengaku kalau dia merupakan sekuriti di salah satu perusahaan jasa pengamanan di Jl. SM Raja Medan.

Usai membantai Mawarni tersebut, Ifanpun menyeret mayat Mawarni turun dari angkot, lalu kembali ke kediamannya. “Setelah kejadian itu, aku masih di Medan. Aku masih bekerja seperti biasa. Setelah mendapat kabar ditemukan mayatnya, baru aku lari tempat oppungku di Humabahas,” tandasnya.

Bermodal penyelidikan lewat teknologi, keberadaan Ifan diketahui. Tanpa ada perlawanan sama sekali, tim yang berjumlah 8 petugas tersebut pun berhasil mengamankan Ifan, Selasa (4/11) sekira pukul 00.15 Wib. Usai berhasil mengamankan Ifan, petugas pun kemudian memboyongnya ke Mapoldasu.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/