Akhirnya meski tanpa izin istrinya, Tongat pulang sendiri ke kampung. Tapi dia sangat malu dengan orang tua dan saudara-saudaranya karena pulang tanpa didampingi istri dan anaknya.
”Ibu melihat saya pulang sendiri menangis, saya jadi nggak tega. Padahal saya sudah yakinkan beliau kalau kami nggak ada masalah. Tapi karena istri tak bisa diajak mudik, saya mengajukan talak cerai. Saya sudah tidak bisa memaafkan istri saya itu lagi,” sebut Tongat.
Meski demikian, dia berjanji akan bertanggung jawab kepada anaknya hasil pernikahan dengan Butet. Ia berjanji akan memenuhi susu dan kebutuhan anak semata wayangnya itu sebesar Rp 4 juta per bulan.
Tapi beberapa saat, suara handphonenya berbunyi. Ternyata itu dari Butet. Keduanya tampak bersitegang lewat komunikasi di handphone. Tapi, Tongat lantas menutup handphonenya dan tampak tidak nyaman.
”Dia (Butet, Red) tadi nangis-nangis bilang saya ini jahat. Dia ngakui nggak suka sama orangtua saya. Dia nuduh orangtua yang meminta saya menceraikannya. Ya saya gak terima. Demi Tuhan, kalau tahu saya cerai begini pasti ayah dan ibu saya malah memarahi saya,” papar Tongat. (jpg)