Sementara itu ditemui di rumah duka, Edi Mulyono (42), ayah korban masih terlihat sedih pasca ditinggalkan anak bungsunya dari dua bersaudara itu.
Dengan mata masih sembab, Edi mengisahkan, Minggu (5/3) lalu Bima bersama wawaknya pergi ke Stabat menghadiri pesta pernikahan keluarganya. Karena pulang tengah malam, korban pun tidur di rumah wawaknya.
Paginya, Bima dijemput abangnya agar pergi sekolah karena sedang ujian. “Anakku itu sempat menjawab masih mengantuk. Tapi karena ujian, mau tak mau dia berangkat juga meski masih mengantuk,” ungkap Edi, sedih.
Lanjutnya, biasanya Bima pulang naik becak. Tapi tak tau kenapa, pagi itu putranya memutuskan menumpang dengan Febri, temannya yang masih kritis dan telah dirujuk ke RSPU Adam Malik dari RSUD Deli Serdang.
“Becak langganan anakku sempat mencari di sekitar sekolah. Kami tahu setelah diberitahu teman anakku. Kami tidak ada mimpi atau firasat jika anakku itu akan meninggalkan kami selamanya,” ujarnya. (man/ras)
Sementara itu ditemui di rumah duka, Edi Mulyono (42), ayah korban masih terlihat sedih pasca ditinggalkan anak bungsunya dari dua bersaudara itu.
Dengan mata masih sembab, Edi mengisahkan, Minggu (5/3) lalu Bima bersama wawaknya pergi ke Stabat menghadiri pesta pernikahan keluarganya. Karena pulang tengah malam, korban pun tidur di rumah wawaknya.
Paginya, Bima dijemput abangnya agar pergi sekolah karena sedang ujian. “Anakku itu sempat menjawab masih mengantuk. Tapi karena ujian, mau tak mau dia berangkat juga meski masih mengantuk,” ungkap Edi, sedih.
Lanjutnya, biasanya Bima pulang naik becak. Tapi tak tau kenapa, pagi itu putranya memutuskan menumpang dengan Febri, temannya yang masih kritis dan telah dirujuk ke RSPU Adam Malik dari RSUD Deli Serdang.
“Becak langganan anakku sempat mencari di sekitar sekolah. Kami tahu setelah diberitahu teman anakku. Kami tidak ada mimpi atau firasat jika anakku itu akan meninggalkan kami selamanya,” ujarnya. (man/ras)
