26 C
Medan
Monday, September 30, 2024

Diberi Nama Embun Ramadhani

Foto; Dhev Batubara/Metro Siantar/JPNN Bayi baru lahir dikubur hidup-hidup. Tampak perawat RSU Mina Padi merawat si bayi.
Foto; Dhev Batubara/Metro Siantar/JPNN
Bayi baru lahir dikubur hidup-hidup. Tampak perawat RSU Mina Padi merawat si bayi.

 

SIMALUNGUN, SUMUTPOS.CO – Polres Simalungun masih mencari pelaku yang mengubur bayi hidup-hidup. Mereka sudah menginterogasi warga, tim medis, hingga perangkat desa. Hasilnya belum menggembirakan.

“Kita sudah meminta keterangan warga termasuk perangkat desa. Anggota juga kita kerahkan untuk mendata dan menanyai bidan desa serta puskesmas,” ujar Kasat Reskrim Polres Simalungun, AKP Wilson BF Pasaribu, di Mapolres Simalungun di Pematang Raya, Senin (7/7).

Dijelaskannya, dalam mengusut kasus ini, Sat Reskrim Polres Simalungun bekerja sama dengan Polsek Serbelawan. Mereka berharap warga bisa memberikan informasi tentang ibu bayi.

Di lokasi ditemukannya bayi tersebut berdar isu bahwa malam sebelum ditemukannya bayi tersebut, ada seseorang yang mendengar suara teriakan perempuan sekira pukul 01.00 WIB, yang sumbernya tidak diketahui.

Leni (35) salah seorang warga mengatakan bahwa ada beberapa warga yang mengatakan bahwa malam sebelum kejadian ada seseorang yang mendengar suara teriakan wanita. Namun, asal suara tersebut tidak diketahui berasal dari sebelah mana. “Aku enggak dengar, tapi orang-orang bilang kayak gitu, entah benar atau tidak menganai itu,” ucapnya.

Ia juga mengatakan, di lokasi tersebut juga ada beberapa warung tuak dan sering pengunjungnya membawa seorang wanita. Dan, dimungkinkan suara teriakan tersebut berasal dari pengunjung warung tersebut. “Bisa saja dari tamu yang di warung itu,” terangnya.

Hal senada juga diucapkan seorang wanita yang berusia sekitar 40-an tersebut. Ia mengaku, sejauh ini tidak ada kos-kosan atau rumah kontrakan di sekitar lingkungan tersebut. “Di sini enggak ada rumah kontrakan. Mungkin saja kalau orang memang sengaja buang bayi itu,” terangnya.

Bayi perempuan yang kurang beruntung itu rencananya akan dibawa pulang oleh keluarga Fitria Dewi (29) dan Legianto (34) warga Jalan Melati, Huta I, Nagori Kahean, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, bila kondisi bayi sudah memungkinkan. Dan, kondisi bayi tersebut kini sudah mulai membaik setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Mina Padi.

Saat METRO SIANTAR (Grup SUMUTPOS.CO), mendatangi Rumah Sakit Mina Padi, Senin (7/7), tepatnya di lantai dua ruang bayi. Bayi perempuan tersebut kondisinya sudah mulai membaik, terlihat tidak ada lagi selang oksigen yang sebelumnya terpasang di hidungnya. Namun, selang cairan impus masih tetap terpasang di tangan kirinya.

Tami, seorang perawat Rumah Sakit Mina Padi yang ditemui di ruangan bayi tersebut, mengatakan, sejauh ini kondisi bayi tersebut semakin membaik. Dr Astri, dokter yang menangani bayi tersebut selalu mengontrol bayi tersebut dan pihak rumah sakit selalu memberikan informasi kepada dokter mengenai bayi tersebut. “Sekarang sudah mulai membaik, cuma masih perlu dipasang infus,” terang wanita berjilbab tersebut seraya membuatkan susu untuk bayi tersebut.

Disinggung apakah bayi tersebut sudah diperbolehkan untuk dirawat di rumah atau tidak, ia mengaku tidak dapat menjawab masalah tersebut. “Kalau mengenai itu, langsung saja sama dokternya karena dia yang lebih mengerti kondisi bayi ini,” ucapnya.

Terpisah, saat wartawan mendatangi kediaman Dewi dan Legianto, pasangan suami istri yang berkeinginan untuk mengadopsi anak tersebut. Anto sapaan akrab Legianto mengatakan bahwa bila diizinkan oleh dokter, bayi tersebut akan ia bawa pulang ke rumahnya.

“Aku pengen dia (bayi) cepat sehat dan bisa kubawa pulang, kalau bisa besok sudah kubawa pulang ke rumah ini,” ucapnya dengan wajah yang terlihat jelas kebahagiaan.

Disinggung siapa nama bayi perempuan tersebut, ia mengatakan akan memberinya nama Embun Ramadhani mengingat anak tersebut ditemukan di pagi hari yang masih berembun dan di bulan Ramadhan yang penuh berkah. “Embun Ramadhani, itu nama yang sudah aku siapkan untuk bayi itu,” terangnya.

Namun, salah seorang tetangganya mengatakan akan memberikan nama Rizki Ramadhani yang artinya keberkahan di Bulan Ramadhan. “Aku masih bingung, tapi yang paling bagus ya Embun Ramadhani,” ucapnya.

Ia mengatakan akan merawat bayi tersebut dengan sungguh-sungguh dan akan menyayanginya layaknya seorang anak kandung yang dilahirkan dari ramim istrinya. “Setelah dia di sini, aku akan mengurus semua keperluan untuk adopsinya, biar dia kurawat seperti anak kandungku sendiri. Aku sudah sayang sama dia, dia sudah kayak anak kandungku sendiri,” ucap pria yang bekerja di salah satu bengkel di Jalan Medan tersebut.

Ia mengatakan, hari ini ia harus bolak balik dari tempat kerjanya ke rumah sakit, ia lakukan hal tersebut karena ingin melihat bayi tersebut. Bahkan, hingga pukul 11.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB ia masih berada di rumah sakit untuk melihat bayi tersebut. “Kalau aku jagain dia tidur terus, makanya sore ini kami mau ke sana dan rencananya mau menginap,” ucapnya.

Sementara, Dewi mengatakan, beberapa hari yang lalu ia pernah bermimpi melahirkan seorang anak. Dan, dalam mimpinya anak tersebut tidak ada hanya bercak darah saja yang ada di bagian tubuhnya. “Bayinya enggak ada, tapi bekas darahnya masih ada. Aku tahu karena sebelumnya juga sudah pernah mengandung,” ucapnya seraya bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit.

Terpisah, Camat Dolok Batu Nanggar, Sri Ramitha Doormauli mengatakan pihaknya sudah meminta kepada tokoh masyarakat dan perangkat nagori untuk mencari informasi mengenai kejadian ini. “Sampai sekarang belum ada hasilnya, saya juga sudah meminta tolong kepada kecamatan lainnya agar membantu untuk mencari siapa orang tua bayi malang tersebut,” ucapnya.

Ia mengatakan, mengenai adopsi bayi tersebut, pihaknya akan memberikan fasilitas agar anak tersebut benar-benar mendapatkan kehidupan yang semestinya. “Bila sudah diadopsi, kita akan tetap mengawasi anak tersebut,” terangnya.

Sekadar mengingatkan, kasus bayi dikubur hidup-hidup membuat geger warga Simalungun. Hingga hari ini, puluhan warga masih berdatangan menyaksikan lokasi bayi dikubur. Sejak kemarin tempat kejadian perkara (TKP) telah dipasang garis polisi.

Bayi tersebut ditemukan warga di sebuah ladang dalam kondisi terkubur di Dusun Huta Kahean I, Desa Kahean, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun, Minggu (6/7) kemarin. (lud/smg)

Foto; Dhev Batubara/Metro Siantar/JPNN Bayi baru lahir dikubur hidup-hidup. Tampak perawat RSU Mina Padi merawat si bayi.
Foto; Dhev Batubara/Metro Siantar/JPNN
Bayi baru lahir dikubur hidup-hidup. Tampak perawat RSU Mina Padi merawat si bayi.

 

SIMALUNGUN, SUMUTPOS.CO – Polres Simalungun masih mencari pelaku yang mengubur bayi hidup-hidup. Mereka sudah menginterogasi warga, tim medis, hingga perangkat desa. Hasilnya belum menggembirakan.

“Kita sudah meminta keterangan warga termasuk perangkat desa. Anggota juga kita kerahkan untuk mendata dan menanyai bidan desa serta puskesmas,” ujar Kasat Reskrim Polres Simalungun, AKP Wilson BF Pasaribu, di Mapolres Simalungun di Pematang Raya, Senin (7/7).

Dijelaskannya, dalam mengusut kasus ini, Sat Reskrim Polres Simalungun bekerja sama dengan Polsek Serbelawan. Mereka berharap warga bisa memberikan informasi tentang ibu bayi.

Di lokasi ditemukannya bayi tersebut berdar isu bahwa malam sebelum ditemukannya bayi tersebut, ada seseorang yang mendengar suara teriakan perempuan sekira pukul 01.00 WIB, yang sumbernya tidak diketahui.

Leni (35) salah seorang warga mengatakan bahwa ada beberapa warga yang mengatakan bahwa malam sebelum kejadian ada seseorang yang mendengar suara teriakan wanita. Namun, asal suara tersebut tidak diketahui berasal dari sebelah mana. “Aku enggak dengar, tapi orang-orang bilang kayak gitu, entah benar atau tidak menganai itu,” ucapnya.

Ia juga mengatakan, di lokasi tersebut juga ada beberapa warung tuak dan sering pengunjungnya membawa seorang wanita. Dan, dimungkinkan suara teriakan tersebut berasal dari pengunjung warung tersebut. “Bisa saja dari tamu yang di warung itu,” terangnya.

Hal senada juga diucapkan seorang wanita yang berusia sekitar 40-an tersebut. Ia mengaku, sejauh ini tidak ada kos-kosan atau rumah kontrakan di sekitar lingkungan tersebut. “Di sini enggak ada rumah kontrakan. Mungkin saja kalau orang memang sengaja buang bayi itu,” terangnya.

Bayi perempuan yang kurang beruntung itu rencananya akan dibawa pulang oleh keluarga Fitria Dewi (29) dan Legianto (34) warga Jalan Melati, Huta I, Nagori Kahean, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, bila kondisi bayi sudah memungkinkan. Dan, kondisi bayi tersebut kini sudah mulai membaik setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Mina Padi.

Saat METRO SIANTAR (Grup SUMUTPOS.CO), mendatangi Rumah Sakit Mina Padi, Senin (7/7), tepatnya di lantai dua ruang bayi. Bayi perempuan tersebut kondisinya sudah mulai membaik, terlihat tidak ada lagi selang oksigen yang sebelumnya terpasang di hidungnya. Namun, selang cairan impus masih tetap terpasang di tangan kirinya.

Tami, seorang perawat Rumah Sakit Mina Padi yang ditemui di ruangan bayi tersebut, mengatakan, sejauh ini kondisi bayi tersebut semakin membaik. Dr Astri, dokter yang menangani bayi tersebut selalu mengontrol bayi tersebut dan pihak rumah sakit selalu memberikan informasi kepada dokter mengenai bayi tersebut. “Sekarang sudah mulai membaik, cuma masih perlu dipasang infus,” terang wanita berjilbab tersebut seraya membuatkan susu untuk bayi tersebut.

Disinggung apakah bayi tersebut sudah diperbolehkan untuk dirawat di rumah atau tidak, ia mengaku tidak dapat menjawab masalah tersebut. “Kalau mengenai itu, langsung saja sama dokternya karena dia yang lebih mengerti kondisi bayi ini,” ucapnya.

Terpisah, saat wartawan mendatangi kediaman Dewi dan Legianto, pasangan suami istri yang berkeinginan untuk mengadopsi anak tersebut. Anto sapaan akrab Legianto mengatakan bahwa bila diizinkan oleh dokter, bayi tersebut akan ia bawa pulang ke rumahnya.

“Aku pengen dia (bayi) cepat sehat dan bisa kubawa pulang, kalau bisa besok sudah kubawa pulang ke rumah ini,” ucapnya dengan wajah yang terlihat jelas kebahagiaan.

Disinggung siapa nama bayi perempuan tersebut, ia mengatakan akan memberinya nama Embun Ramadhani mengingat anak tersebut ditemukan di pagi hari yang masih berembun dan di bulan Ramadhan yang penuh berkah. “Embun Ramadhani, itu nama yang sudah aku siapkan untuk bayi itu,” terangnya.

Namun, salah seorang tetangganya mengatakan akan memberikan nama Rizki Ramadhani yang artinya keberkahan di Bulan Ramadhan. “Aku masih bingung, tapi yang paling bagus ya Embun Ramadhani,” ucapnya.

Ia mengatakan akan merawat bayi tersebut dengan sungguh-sungguh dan akan menyayanginya layaknya seorang anak kandung yang dilahirkan dari ramim istrinya. “Setelah dia di sini, aku akan mengurus semua keperluan untuk adopsinya, biar dia kurawat seperti anak kandungku sendiri. Aku sudah sayang sama dia, dia sudah kayak anak kandungku sendiri,” ucap pria yang bekerja di salah satu bengkel di Jalan Medan tersebut.

Ia mengatakan, hari ini ia harus bolak balik dari tempat kerjanya ke rumah sakit, ia lakukan hal tersebut karena ingin melihat bayi tersebut. Bahkan, hingga pukul 11.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB ia masih berada di rumah sakit untuk melihat bayi tersebut. “Kalau aku jagain dia tidur terus, makanya sore ini kami mau ke sana dan rencananya mau menginap,” ucapnya.

Sementara, Dewi mengatakan, beberapa hari yang lalu ia pernah bermimpi melahirkan seorang anak. Dan, dalam mimpinya anak tersebut tidak ada hanya bercak darah saja yang ada di bagian tubuhnya. “Bayinya enggak ada, tapi bekas darahnya masih ada. Aku tahu karena sebelumnya juga sudah pernah mengandung,” ucapnya seraya bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit.

Terpisah, Camat Dolok Batu Nanggar, Sri Ramitha Doormauli mengatakan pihaknya sudah meminta kepada tokoh masyarakat dan perangkat nagori untuk mencari informasi mengenai kejadian ini. “Sampai sekarang belum ada hasilnya, saya juga sudah meminta tolong kepada kecamatan lainnya agar membantu untuk mencari siapa orang tua bayi malang tersebut,” ucapnya.

Ia mengatakan, mengenai adopsi bayi tersebut, pihaknya akan memberikan fasilitas agar anak tersebut benar-benar mendapatkan kehidupan yang semestinya. “Bila sudah diadopsi, kita akan tetap mengawasi anak tersebut,” terangnya.

Sekadar mengingatkan, kasus bayi dikubur hidup-hidup membuat geger warga Simalungun. Hingga hari ini, puluhan warga masih berdatangan menyaksikan lokasi bayi dikubur. Sejak kemarin tempat kejadian perkara (TKP) telah dipasang garis polisi.

Bayi tersebut ditemukan warga di sebuah ladang dalam kondisi terkubur di Dusun Huta Kahean I, Desa Kahean, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun, Minggu (6/7) kemarin. (lud/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/