SUMUTPOS.CO – Buya Alamsyah selaku tokoh paranormal Sumut menyebut jika para pelaku mendapatkan ‘ajian malih rupa’ dari dukun berinisial R yang telah diamankan polisi. Sehingga aksi para pelaku tak disadari orang lain.
Ajian Malih Raga itu sendiri sangat dikenal dikalangan pemilik ilmu kejawen. Bahkan orang yang memiliki kesaktian dapat merubah wujudnya dengan merapal ajian tersebut.
Hal itu pula yang memuluskan aksi para pelaku ketika membawa kabur mobil milik PT SSI berisi uang Rp 5,3 miliar dari pelataran parkir VIP Plaza Medan Fair. Bahkan dijelaskan Buya Alamsyah, ajian tersebut dapat mengaburkan penglihatan polisi.
Hanya saja, Buya Alamsyah memastikan jika para pelaku melanggar pantangan dari ilmu tersebut atau hari tersebut menjadi hari sial dari para pelaku saat menuntut ajian ini. “Hari sialnya bagi para pelaku itu, makanya tertangkap atau mungkin dukunnya lupa memberikan pantangannya,” ucapnya.
“Bila kita sudah memiliki ilmu, pasti ada hari sial kita dan di situlah celaka kita. Mungkin sang dukun sudah memberikan ilmu kepada pelakunya, atau pelakunya memang tidak mengindahkan pantangan yang diberikan oleh dukun,” ucap ahli metafisika itu.
Untuk mempelajari Ajian Malih Rupa setiap guru, dijelaskan Buya Alamsyah memiliki cara berbeda-beda. Namun, sekuat apapun ilmunya, pasti ada pantangannya dan hari nahasnya. “Menurut saya, ilmu yang mereka pakai belum kuat dan hanya sekedar memiliki saja. Makanya, tertangkap. Dan, jam terbang sang dukun masih minim sehingga muridnya dapat tertangkap,” pungkasnya. (wel/gib/bd)
SUMUTPOS.CO – Buya Alamsyah selaku tokoh paranormal Sumut menyebut jika para pelaku mendapatkan ‘ajian malih rupa’ dari dukun berinisial R yang telah diamankan polisi. Sehingga aksi para pelaku tak disadari orang lain.
Ajian Malih Raga itu sendiri sangat dikenal dikalangan pemilik ilmu kejawen. Bahkan orang yang memiliki kesaktian dapat merubah wujudnya dengan merapal ajian tersebut.
Hal itu pula yang memuluskan aksi para pelaku ketika membawa kabur mobil milik PT SSI berisi uang Rp 5,3 miliar dari pelataran parkir VIP Plaza Medan Fair. Bahkan dijelaskan Buya Alamsyah, ajian tersebut dapat mengaburkan penglihatan polisi.
Hanya saja, Buya Alamsyah memastikan jika para pelaku melanggar pantangan dari ilmu tersebut atau hari tersebut menjadi hari sial dari para pelaku saat menuntut ajian ini. “Hari sialnya bagi para pelaku itu, makanya tertangkap atau mungkin dukunnya lupa memberikan pantangannya,” ucapnya.
“Bila kita sudah memiliki ilmu, pasti ada hari sial kita dan di situlah celaka kita. Mungkin sang dukun sudah memberikan ilmu kepada pelakunya, atau pelakunya memang tidak mengindahkan pantangan yang diberikan oleh dukun,” ucap ahli metafisika itu.
Untuk mempelajari Ajian Malih Rupa setiap guru, dijelaskan Buya Alamsyah memiliki cara berbeda-beda. Namun, sekuat apapun ilmunya, pasti ada pantangannya dan hari nahasnya. “Menurut saya, ilmu yang mereka pakai belum kuat dan hanya sekedar memiliki saja. Makanya, tertangkap. Dan, jam terbang sang dukun masih minim sehingga muridnya dapat tertangkap,” pungkasnya. (wel/gib/bd)