Peristiwa itu terjadi sesaat setelah Sri bertengkar dengan suaminya di rumah Kasmaji. Setelah pisah ranjang dengan suaminya, dia memilih untuk tinggal bersama keluarga Kasmaji sejak lima bulan lalu.
Sementara itu, Anang tinggal di rumah orang tuanya di Dusun Pilang, Desa Mliriprowo, Tarik, Sidoarjo. Sehari-hari dia sering mengunjungi istrinya. Tetapi, tanpa diketahui penyebabnya, Senin lalu mereka terlibat pertengkaran hebat.
”Kami dengar suami istri itu cekcok. Tetapi, karena apa, kami tidak mau turut campur. Dia (Anang, Red) sering datang ke rumah,” jelas Kasmaji sambil terbaring di RS kemarin.
Menurut pria yang berprofesi sopir truk tersebut, setelah terlibat pertengkaran, Sri pun memilih meninggalkan rumah tanpa pamit. Sebaliknya, Anang tetap berada di dalam rumah. ”Setelah situasi redam, kami istirahat,” lanjut Kasmaji yang diamini Abdurrahman.
Saat beristirahat itu, mereka mendengar aktivitas seperti orang memasak di dapur. Abdurrahman yang terbangun lantas mengecek ke belakang. Namun, dia tidak melihat seorang pun di dapur.
Awalnya, yang minum air galon adalah Abdurrahman, lalu disusul Kasmaji dan Sri. Tidak lama kemudian, Kasmaji dan putranya merasa pusing yang disertai mual-mual dan muntah. Begitu pula Sri.
Melihat hal itu, istri Kasmaji yang ketakutan berusaha menyeduhkan teh hangat untuk menetralisasi racun. ”Tapi, setelah melihat air galon berubah warna menjadi kehijauan, dia tak jadi membuat teh. Khawatir tambah parah,” tutur dia. (ris/cw1/yr/JPNN/c14/dwi)

