MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pihak kepolisian terus melakukan penyelidikan kasus tewasnya seorang perempuan muda, yang belakangan diketahui bernama Fitriana (17), warga asal Bireun, Aceh. Polisi telah mengantongi identitas pelakunya, yang diduga orang terdekat korban.
Direktur Reskrimum Polda Sumut, Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja mengatakan, saat ini pihaknya bersama Polsek Medan Sunggal, sedang melakukan pengejaran terhadap terduga pelaku pembunuhan tersebut. Dalam pengejaran ini, sudah membentuk tim khusus.
“Polda Sumut hanya memback-up, laporan kasusnya di Polsek Medan Sunggal. Untuk pelakunya diduga kuat orang terdekat korban,” ungkap Tatan, Jumat (8/1).
Terkait kabar beredar pelaku pembunuhan tersebut merupakan pacar korban, Tatan mengaku belum bisa memastikan.
“Sabar ya, tim masih bekerja. Nanti kalau ada perkembangannya, pasti akan diinfokan,” jelasnya.
Hamil
Sementara itu, Kapolsek Medan Sunggal, Kompol Yasir Ahmad mengatakan, dari hasil autopsi, diketahui terdapat bayi yang masih berada dalam kandungan korban. Usia bayi tersebut, diperkirakan 3 sampai 4 bulan. Menurutnya, pihaknya masih terus mendalami kasus tersebut. Dugaan sementara, motifnya dilatarbelakangi persoalan asmara.
“Kami menduga pelaku mengenali korban,” tuturnya kepada wartawan.
Sebelumnya, korban ditemukan tewas dengan luka tikaman pada tubuhnya di pinggir kawasan Jalan Medan-Binjai, tak jauh dari Markas Kodam I/BB, Kelurahan Sei Sikambing, Kecamatan Medan Sunggal, Selasa (5/1) malam, sekira pukul 23.00 WIB. Saat ditemukan, korban mengenakan jilbab berwarna hitam, kemeja berwarna biru gelap, dan rok cokelat kemerahan.
Mayat korban dikabarkan ditemukan pengendara yang melintas di kawasan itu. Dalam hitungan menit, warga pun ramai berdatangan. Tak beberapa lama, polisi yang mendapat kabar, tiba di lokasi. Polisi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), dan kemudian membawa jasad korban ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan.
Dari hasil olah TKP tersebut, pihak kepolisian mendapati 11 luka tusukan senjata tajam di tubuh korban. Kuat dugaan, korban dihabisi di tempat lain, lalu dibuang ke tempat tersebut, karena hanya sedikit terdapat tetesan darah.(ris/saz)