28.9 C
Medan
Saturday, May 18, 2024

Tahanan Gantung Diri

Gantung Diri-Ilustrasi
Gantung Diri-Ilustrasi

HAMPARAN PERAK, SUMUTPOS.CO – Kasus penggelapan kereta yang menjerat Suwasdi alias Adi membuat hidupnya hancur. Tidak hanya masuk sel, istrinya juga berniat nikah lagi. Tak sanggup menerimanya, ayah 2 anak ini gantung diri.

Pilihan Adi mengakhiri hidup sontak menghebohkan Mapolsek Hamparan Perak, Rabu (9/11) pagi sekira pukul 05.50 WIB. Kini kasusnya masih dalam penyelidikan.

Informasi dihimpun, Adi adalah warga Dusun XIX, Desa Klambir Lima, Hamparan Perak. Usianya 31 tahun. Istrinya bernama Irianti (28). Kini mereka dikaruniai 2 orang anak.

Adi diketahui diciduk Polsek Hamparan Perak pada Minggu (6/11) lalu. Baru sehari dalam sel, dia mendapat kabar kalau istrinya berniat menikah lagi dalam waktu dekat.

Mengetahui ibu dari anak-anaknya bakal menikah membuat Adi putus harapan. Semangatnya untuk hidup dan berubah baik setelah bebas, akhirnya pupus. Pun begitu, dia tetap berusaha tegar. Kabar rencana pernikahan Irianti coba dihapus dari pikirannya.

Begitu lah, Selasa (8/11), kekhawatiran Adi terkait kabar pernikahan istrinya sedikit terobati. Ini menyusul munculnya Irianti di mapolsek. Kehadiran itu dinilainya sebagai pembuktian bahwa sang istri masih menyayanginya.

Namun sayang, penilainnya ternyata salah. Bukannya memberi semangat, Irianti justru minta jangan diganggu lagi. Adi diminta menjauh dari kehidupannya. Selain itu, wanita ini juga mempertegas perihal rencananya untuk menikah lagi.

Tak percaya dengan pernyataan Irianti, korban hanya bisa mengelus dada. Dalam diam dia merasa tidak berharga lagi. Sekedar ingin meringankan beban pikirannya, Adi bahkan sempat curhat dengan seorang personel Polsek Hamparan Perak.

Mendengar curhatnya, si polisi sempat memberikan wejangan agar dia tetap kuat. Adi juga disarankan untuk lebih mendekatkan diri dengan Tuhan. Harapannya, pria ini bisa menerima kenyataan bakal kehilangan istri.

“Yang aku dengar, katanya laki-laki itu mau bantu istrinya, makanya istrinya nekat tinggalin si Adi. Selain itu juga, istrinya kesal karena si Adi selama ini tak kerja,” ungkap sumber di kepolisian berpangkat Brigadir yang tidak ingin namanya dikorankan.

Pengertian dan nasehat yang diberikan petugas ternyata tak cukup membuat Adi puas. Dalam situasi merasa telah dicampakkan orang yang dicintai, Adi akhirnya nekat mengakhiri penderitaannya dengan cara bunuh diri.

Sambil menunggu waktu yang tepat, dia mulai menyambung beberapa kain di sel berukuran 3 x 4 meter, tempatnya menginap. Begitu teman satu selnya tertidur, Adi melaksanakan niatnya.

Kain-kain yang disambung di kaitkannya di ventilasi udara penjara. Setelah memastikan kaitannya kuat, kain lalu dililitkan dan diikatkan ke lehernya.

Kehebohan baru terjadi ketika teman satu selnya bangun. Melihat Adi tergantung, tahanan tersebut langsung menjerit memanggil petugas piket. Dan ketika dicek, Adi sudah tidak bernyawa lagi. Guna kepentingan penyelidikan, jenazah Adi dibawa ke RS Bhayangkara Medan.

Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Tri Setyadi SH, MH menyebutkan, dari hasil olah TKP, kematian korban murni bunuh diri.

Untuk kelalaian petugas atas kejadian ini, pihaknya sudah menurunkan tim paminal untuk melakukan penyelidikan. “Kalau memang ini kelalaian anggota, maka sanksi sudah pasti kita berikan. Kedepannya akan kita lakukan perketat pengamanan terhadap tahanan agar kejadian serupa tidak terulang,” terangnya. (ril/ras)

Gantung Diri-Ilustrasi
Gantung Diri-Ilustrasi

HAMPARAN PERAK, SUMUTPOS.CO – Kasus penggelapan kereta yang menjerat Suwasdi alias Adi membuat hidupnya hancur. Tidak hanya masuk sel, istrinya juga berniat nikah lagi. Tak sanggup menerimanya, ayah 2 anak ini gantung diri.

Pilihan Adi mengakhiri hidup sontak menghebohkan Mapolsek Hamparan Perak, Rabu (9/11) pagi sekira pukul 05.50 WIB. Kini kasusnya masih dalam penyelidikan.

Informasi dihimpun, Adi adalah warga Dusun XIX, Desa Klambir Lima, Hamparan Perak. Usianya 31 tahun. Istrinya bernama Irianti (28). Kini mereka dikaruniai 2 orang anak.

Adi diketahui diciduk Polsek Hamparan Perak pada Minggu (6/11) lalu. Baru sehari dalam sel, dia mendapat kabar kalau istrinya berniat menikah lagi dalam waktu dekat.

Mengetahui ibu dari anak-anaknya bakal menikah membuat Adi putus harapan. Semangatnya untuk hidup dan berubah baik setelah bebas, akhirnya pupus. Pun begitu, dia tetap berusaha tegar. Kabar rencana pernikahan Irianti coba dihapus dari pikirannya.

Begitu lah, Selasa (8/11), kekhawatiran Adi terkait kabar pernikahan istrinya sedikit terobati. Ini menyusul munculnya Irianti di mapolsek. Kehadiran itu dinilainya sebagai pembuktian bahwa sang istri masih menyayanginya.

Namun sayang, penilainnya ternyata salah. Bukannya memberi semangat, Irianti justru minta jangan diganggu lagi. Adi diminta menjauh dari kehidupannya. Selain itu, wanita ini juga mempertegas perihal rencananya untuk menikah lagi.

Tak percaya dengan pernyataan Irianti, korban hanya bisa mengelus dada. Dalam diam dia merasa tidak berharga lagi. Sekedar ingin meringankan beban pikirannya, Adi bahkan sempat curhat dengan seorang personel Polsek Hamparan Perak.

Mendengar curhatnya, si polisi sempat memberikan wejangan agar dia tetap kuat. Adi juga disarankan untuk lebih mendekatkan diri dengan Tuhan. Harapannya, pria ini bisa menerima kenyataan bakal kehilangan istri.

“Yang aku dengar, katanya laki-laki itu mau bantu istrinya, makanya istrinya nekat tinggalin si Adi. Selain itu juga, istrinya kesal karena si Adi selama ini tak kerja,” ungkap sumber di kepolisian berpangkat Brigadir yang tidak ingin namanya dikorankan.

Pengertian dan nasehat yang diberikan petugas ternyata tak cukup membuat Adi puas. Dalam situasi merasa telah dicampakkan orang yang dicintai, Adi akhirnya nekat mengakhiri penderitaannya dengan cara bunuh diri.

Sambil menunggu waktu yang tepat, dia mulai menyambung beberapa kain di sel berukuran 3 x 4 meter, tempatnya menginap. Begitu teman satu selnya tertidur, Adi melaksanakan niatnya.

Kain-kain yang disambung di kaitkannya di ventilasi udara penjara. Setelah memastikan kaitannya kuat, kain lalu dililitkan dan diikatkan ke lehernya.

Kehebohan baru terjadi ketika teman satu selnya bangun. Melihat Adi tergantung, tahanan tersebut langsung menjerit memanggil petugas piket. Dan ketika dicek, Adi sudah tidak bernyawa lagi. Guna kepentingan penyelidikan, jenazah Adi dibawa ke RS Bhayangkara Medan.

Kapolres Pelabuhan Belawan, AKBP Tri Setyadi SH, MH menyebutkan, dari hasil olah TKP, kematian korban murni bunuh diri.

Untuk kelalaian petugas atas kejadian ini, pihaknya sudah menurunkan tim paminal untuk melakukan penyelidikan. “Kalau memang ini kelalaian anggota, maka sanksi sudah pasti kita berikan. Kedepannya akan kita lakukan perketat pengamanan terhadap tahanan agar kejadian serupa tidak terulang,” terangnya. (ril/ras)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/