SIAK, SUMUTPOS.CO – Korban pembantaian mutilasi di Siak, Riau bertambah. Korban terakhir berusia 5 tahun asal Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Riau.
Kasat Reskrim Polres Siak, AKP Hari Budianto, saat dihubungi wartawan, Senin (11/8), menjelaskan, berdasarkan pengakuan MD (19), otak pelaku dalam kasus mutilasi ini, dia juga membunuh korban FD (5). Sebelum dibunuh, korban disodomi. “Tersangka mengaku korbannya dibuang ke sungai,” kata Hari.
Pihak kepolisian telah menemukan barang bukti berupa, baju, jaket dan sandal korban di tepi sungai Rangau. “Tim masih berusaha untuk mencari jasad korban,” kata Hari.
Sejauh ini, korban mutilasi pasutri MD dan DD Cs menjadi 7 orang. Sebelumnya, MD mengakui, korban-korbannya seluruhnya disodomi sebelum dibunuh. Tak hanya itu, alat vital korban dijadikan makanan. Lebih sadis lagi, korban dikuliti dan dagingnya dijual ke warung tuak.
TES DNA
Dua keluarga korban mutilasi dites DNA. Hal ini dilakukan guna mencocokkan tulang belulang yang telah diamankan pihak kepolisian.
Kapolres Bengkalis, AKBP Andry Wibowo mengungkapkan, di wilayah hukumnya ada dua korban mutilasi.
Kedua korban tersebut adalah, MH (10) dan A (40). Korban A, merupakan warga yang mengalami keterbelakangan mental. Pelaku mutilasi itu adalah MD (19), DD (19) tahun 2013 yang saat itu berstatus suami istri. Belakangan mereka bercerai. Kasus ini juga melibatkan dua pria lainnya, S (19) dan DP (19).
Guna kepentingan menyidikan lebih lanjut, kata Andry, pihaknya telah meminta pihak keluarga korban untuk dilakukan tes DNA.
“Tim kita sudah melakukan hal itu kemarin. Ini untuk ditindaklanjuti mencocokan antara tulang belulang yang telah didapatkan,” kata mantan Korspri Jenderal Sutarman saat menjabat Kapolda Metro Jaya itu.
Andry menyebutkan, hasil tes DNA ini diserahkan ke tim Labfor. Dari sana nantinya akan diketahui tulang belulang yang telah dijadikan barang bukti itu dari keluarga yang mana.
“Bila sudah ada kepastian, kemungkinan akan kita serahkan ke pihak keluarganya,” terang Andry. (net/bbs)