26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Jadi Markus Setelah Dinikahi PM

Foto: Gibson/PM Keluarga Ango, tersangka makelar kasus dan penggelapan surat tanah, saat dibariskan di halaman Ditreskrimum Poldasu, Selasa (9/9/2014).
Foto: Gibson/PM
Keluarga Ango, tersangka makelar kasus dan penggelapan surat tanah, saat dibariskan di halaman Ditreskrimum Poldasu, Selasa (9/9/2014).

SUMUTPOS.CO – Sebelum jadi markus dan mafia tanah, kehidupan Ango masih biasa saja alias ‘super sederhana’. Menurut beberapa tetangga pelaku, semula Ango yang berstatus janda tiga anak itu tinggal di sebuah rumah semi permanen berdinding papan di Jl. Serdang Lubuk Pakam. Untuk kebutuhan hidup, Ango bekerja di sebuah perusahaan kontraktor di Lubuk Pakam.

Tapi kehidupan Ango berubah 180 drajat setelah ia dinikahi Taslim (54), anggota Polisi Militer (PM) secara siri. Sejak besuami aparat, awalnya Ango bermain di dunia calo.

“Karena istri seorang aparat, siapa saja percaya kepada Ango dan jika Ango membuat masalah atau merasa ditipu, orang ketakutan untuk melaporkannya. Suaminya kan seorang PM. Apalagi pada masa itu masih zaman orde baru. Sepak terjang Ango sebagai calo dan kadang kerap terlibat kasus penipuan dan penggelapan membuahkan hasil. Sudah bolak balik itu ditangkap kasus penipuan. Dari dulu itu saja kasusnya itu, tidak ada yang lain,” ujar salah seorang warga yang juga personel polisi, Kamis (11/9).

Singkat cerita, perlahan-lahan, Ango mulai membangun rumahnya di Jl. Bakaran Batu Komplek Walet Mas Nomor 99 A Desa Bakaran Batu. Saat disambangi, rumah milik Ango berlantai tiga bak istana itu tampak sepi.

Garis polisi (police line) masih terlihat di pintu depan rumah yang berlantai keramik itu. Doorsmeer yang terletak di depan rumahnya juga tidak beroperasi lagi. Seorang wanita keturunan Tionghoa yang merupakan tetangga Ango enggan bercerita saat ditanyai apa sebenarnya pekerjaan Ango.

“Aku tidak tahu apa kerja Ango,” ujar wanita yang ditaksir berusia 40 an itu sembari menjemurkan pakaian.

Tidak lama berselang, seorang pria keluar dari samping rumah Ango. Pria yang mengaku bernama Mul (40) itu mengaku sudah 5 tahun lebih bekerja menyisip bangunan di rumah milik Ango dengan upah Rp70 ribu per hari. Ayah empat anak yang tinggal di Gang Pelak Desa Sekip Kec. Lubukpakam itu pun tidak tahu apa sebenarnya pekerjaan Ango.

“Aku tidak tahu apa pekerjaan Ango, tapi tiba-tiba saja kehidupannya melejit. Kalau pembayaran gajiku lancar saja setiap minggu, tapi sudah seminggu ini aku belum gajian. Tapi nanti pasti ada orang kepercayaannya yang membayar gajiku,” pungkas Mul.

Foto: Manahan/PM Usaha fitnes milik Ango tutup sejak Imlek lalu.
Foto: Manahan/PM
Usaha fitnes milik Ango tutup sejak Imlek lalu.

Selain memiliki rumah mewah, Ango juga memiliki tempat fitnes berlantai tiga. Tempat fitnes yang diberi nama OLV Fitnes itu terletak di Jl. Teuku Cik Di Tiro Nomor 49 Lubuk Pakam. Menurut tetangganya, tempat fitnes yang bangunannya mewah itu baru berjalan sekira setahun.

Namun sejak Imlek bulan Februari lalu, tempat fitnes itu ditutup tanpa diketahui penyebabnya. “Kami tidak tahu apa pekerjaan Ango,” singka seorang wanita berbadan agak gemuk yang persis tinggal di samping lokasi fitnes tersebut. (gib/cr-1/deo)

Foto: Gibson/PM Keluarga Ango, tersangka makelar kasus dan penggelapan surat tanah, saat dibariskan di halaman Ditreskrimum Poldasu, Selasa (9/9/2014).
Foto: Gibson/PM
Keluarga Ango, tersangka makelar kasus dan penggelapan surat tanah, saat dibariskan di halaman Ditreskrimum Poldasu, Selasa (9/9/2014).

SUMUTPOS.CO – Sebelum jadi markus dan mafia tanah, kehidupan Ango masih biasa saja alias ‘super sederhana’. Menurut beberapa tetangga pelaku, semula Ango yang berstatus janda tiga anak itu tinggal di sebuah rumah semi permanen berdinding papan di Jl. Serdang Lubuk Pakam. Untuk kebutuhan hidup, Ango bekerja di sebuah perusahaan kontraktor di Lubuk Pakam.

Tapi kehidupan Ango berubah 180 drajat setelah ia dinikahi Taslim (54), anggota Polisi Militer (PM) secara siri. Sejak besuami aparat, awalnya Ango bermain di dunia calo.

“Karena istri seorang aparat, siapa saja percaya kepada Ango dan jika Ango membuat masalah atau merasa ditipu, orang ketakutan untuk melaporkannya. Suaminya kan seorang PM. Apalagi pada masa itu masih zaman orde baru. Sepak terjang Ango sebagai calo dan kadang kerap terlibat kasus penipuan dan penggelapan membuahkan hasil. Sudah bolak balik itu ditangkap kasus penipuan. Dari dulu itu saja kasusnya itu, tidak ada yang lain,” ujar salah seorang warga yang juga personel polisi, Kamis (11/9).

Singkat cerita, perlahan-lahan, Ango mulai membangun rumahnya di Jl. Bakaran Batu Komplek Walet Mas Nomor 99 A Desa Bakaran Batu. Saat disambangi, rumah milik Ango berlantai tiga bak istana itu tampak sepi.

Garis polisi (police line) masih terlihat di pintu depan rumah yang berlantai keramik itu. Doorsmeer yang terletak di depan rumahnya juga tidak beroperasi lagi. Seorang wanita keturunan Tionghoa yang merupakan tetangga Ango enggan bercerita saat ditanyai apa sebenarnya pekerjaan Ango.

“Aku tidak tahu apa kerja Ango,” ujar wanita yang ditaksir berusia 40 an itu sembari menjemurkan pakaian.

Tidak lama berselang, seorang pria keluar dari samping rumah Ango. Pria yang mengaku bernama Mul (40) itu mengaku sudah 5 tahun lebih bekerja menyisip bangunan di rumah milik Ango dengan upah Rp70 ribu per hari. Ayah empat anak yang tinggal di Gang Pelak Desa Sekip Kec. Lubukpakam itu pun tidak tahu apa sebenarnya pekerjaan Ango.

“Aku tidak tahu apa pekerjaan Ango, tapi tiba-tiba saja kehidupannya melejit. Kalau pembayaran gajiku lancar saja setiap minggu, tapi sudah seminggu ini aku belum gajian. Tapi nanti pasti ada orang kepercayaannya yang membayar gajiku,” pungkas Mul.

Foto: Manahan/PM Usaha fitnes milik Ango tutup sejak Imlek lalu.
Foto: Manahan/PM
Usaha fitnes milik Ango tutup sejak Imlek lalu.

Selain memiliki rumah mewah, Ango juga memiliki tempat fitnes berlantai tiga. Tempat fitnes yang diberi nama OLV Fitnes itu terletak di Jl. Teuku Cik Di Tiro Nomor 49 Lubuk Pakam. Menurut tetangganya, tempat fitnes yang bangunannya mewah itu baru berjalan sekira setahun.

Namun sejak Imlek bulan Februari lalu, tempat fitnes itu ditutup tanpa diketahui penyebabnya. “Kami tidak tahu apa pekerjaan Ango,” singka seorang wanita berbadan agak gemuk yang persis tinggal di samping lokasi fitnes tersebut. (gib/cr-1/deo)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/