Site icon SumutPos

Gaji Besar Abang Disayang, saat Di-PHK Abang Ditinggal

SUMUTPOS.CO – Ada uang abang disayang, tak ada uang abang ditendang. Ungkapan itu kini tersemat dalam kehidupan Tongat, 45.

Dulu saat menjadi manajer dengan gaji yang melambung, dia begitu disayang. Tidak hanya istri tapi juga mertua.

Kini setelah menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK), Tongat mulai ditinggal. Hendak dicerai oleh istrinya, Butet, 40.

Sudah dua tahun ini kondisi rumah tangga mereka kacau balau koyok benang ruwet yang sudah enggak bisa diurai.

Penyebabnya, Tongat jadi korban PHK dan belum juga mendapat pekerjaan yang baru. Parahnya, uang tabungan mereka juga sudah habis.

Mobil melayang, perhiasan pun terjual. Sedangkan dua anak mereka, terus butuh biaya sekolah. Dapur pun harus tetap ngebul setiap hari.

Tongat sudah habis-habisan mencari perkerjaan baru. Kalau dulu dia manajer, kini rela jadi sopir serabutan atau perusahaan. Tapi, itu pun hanya sebentar. Paling lama tiga bulan.

Rupanya Butet tak mau suaminya punya gaji di bawah UMK. Perempuan yang sudah dinikahi selama 15 tahun itu, ngotot minta gaji Tongat yang seperti dulu.

Karena tak bisa memenuhi permintaan Butet, Tongat sering cekcok dengan istrinya. Masa lalu pun diungkit-ungkit.

“Yang saya dituduh pernah selingkuh lah, nggak tegas, kurang lincah cari kerja, boros,” kata Tongat usai menjalani persidangan di Pengadilan Agama (PA) Klas 1 Surabaya, belum lama ini.

Sampai akhirnya pertengkaran terjadi. Malah melibatkan pak RT untuk melerai. “Mau bagaimana lagi, masak suami ditunjuk tunjuk, yo tak tunjek,” aku Tongat.

Tak kuat menerima cobaan itu, akhirnya Butet melayangkan gugatan cerai kepada suaminya melalui PA Klas 1A Surabaya.

Tongat pun ditinggalkan sendirian di rumahnya di wilayah Rungkut. Wanita ini memilih pulang ke orangtuanya di Sidoarjo bersama dua anaknya.

“Saya disamakan dengan tebu. Habis manis sepah dibuang. Kok tega banget. Katanya dulu mau sehidup semati. Lah sekarang kok kayak gini,” ungkap Tongat usai menjalani persidangan.

Meski sudah minta maaf dan menghadap langsung ke mertuanya, Tongat tak dihiraukan. Bahkan, dia tidak bisa melihat Butet karena selama dua kali persidangan, perempuan ini diwakili pengacara.

“Nasib, nasib. Kalau rezekinya sudah segitu, mau bagaimana lagi?” ujar Tongat. (Anggun Angkawijaya/jpnn/sb/ang/jek/JPR)

Exit mobile version