30 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Siswa SMP Disodomi Tiga Pria Sekaligus

Foto: Well/PM Aiptu Erna Simangunsong saat memintai keterangan pada Harsat Daulay, pelaku sodomi.
Foto: Well/PM
Aiptu Erna Simangunsong saat memintai keterangan pada Harsat Daulay, pelaku sodomi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kasus pelecehan seksual terhadap anak kembali terjadi. Kali ini giliran seorang pelajar SMP berinisial FAP (14), warga Jl. Perbatasan, Komplek Dafa Cemerlang, Desa Bandar Setia yang jadi korban. Ia berkali-kali disodomi oleh tiga pria dewasa sekaligus. Aksi bejat pelaku terungkap oleh bekas cupangan di leher korban.

Kisah pahit ini berawal dari perkenalan FAP dengan tetangganya bernama Iwan (40), sekitar 3 bulan lalu. Sejak saat itu, FAP mulai sering diajak jalan-jalan dan diberi uang jajan oleh pelaku.

Singkat cerita, setelah hubungan keduanya mulai akrab. Iwan pun melancarkan niat jahatnya dengan menyodomi korban sebanyak 5 kali. Ironisnya, aksi tersebut malah diceritakan pelaku pada dua temannya, Maslan (35) dan Harsat Daulay (32) yang sama-sama tinggal di Jl. Letda Sudjono Medan.

Miris, ternyata cerita Iwan membuat Maslan dan Harsat tertarik dan bahkan ingin ‘mencicipi’ tubuh FAP. Setelah mendapat trik dari Iwan, Maslan dan Harsat pun berhasil menyodomi remaja bertubuh tinggi kurus itu.

Terakhir, perbuatan tak pantas ditiru ini kembali dilakukan ketiganya pada Minggu (11/5) malam di pinggiran benteng Sungai Bandar Setia. Awalnya Iwan, Maslan dan Harsat mengajak FAP duduk minum kopi plus makanan ringan. Singkat cerita, setelah mengiming-imingi uang Rp10 ribu, ketiga pelaku lantas bergantian menyodomi FAP.

“Tadi malam terakhir bang, aku diajak minum kopi di dekat benteng sungai. Aku dikasih uang Rp10 ribu, langsung digitukan orang itu aku bang,” kata korban saat membuat laporan ke Polsek Percut Sei Tuan, Senin (12/5) siang.

“Kalau bang Iwan sudah 5 kali bang, aku dikasih jajan. Kalau bang Maslan sudah 2 kali. Terus kalau bang Harsat sudah 2 kali juga. Itu tempatnya di situ juga bang. Orang itu yang mengajak aku karena katanya aku dikasih uang,” kenang korban.

Terungkapnya kasus sodomi ini tersebut setelah ayah korban, P Pulungan (40) curiga melihat bekas cupangan di leher putranya. Curiga, Pulungan pun menginterogasi korban. “Selama ini pun aku sudah curiga melihat sikap anakku yang tiba-tiba berubah jadi pendiam dan pelupa. Terus, kemarin malah kutengok bekas cupangan di lehernya. Makanya terungkaplah. Di situlah langsung naik pitamku dan kubawa dia ke kantor polisi,” kenang Pulungan.

Kecurigaan Pulungan makin besar karena hari itu korban juga pulang ke rumah sekira pukul 01.00 WIB. “Makin curiga aku karena hari itu anakku pulang jam 1 pagi,” kesal Pulungan.

Saat ditanya, awalnya korban sempat berkelit dan mengatakan malam itu baru menghadiri pesta bersama teman sekolahnya. “Katanya dia baru menghadiri pesta kawannya. Tapi pesta apalah sampai jam satu pagi untuk ukuran anak sekolah. Di situlah aku sempat marah dan menasehati dia supaya tak lagi mengulanginya,” kata Pulungan.

Karena ada bekas cupangan di leher korban, awalnya Pulungan mengira anaknya baru melakukan perbuatan tak senonoh dengan teman wanitanya. Tapi dugaan Pulungan meleset. Pasalnya, setelah didesak, FAP akhirnya menceritakan semua yang dialaminya kepada ayahnya. Malam itu juga, ayah korban mencari keberadaan pelaku dan melaporkannya ke Polsek Percut Sei Tuan. Tak lama berselang, petugas berhasil menangkap Harsat dari rumahnya.

Saat ditemui di Polsek Percut Sei Tuan, pria asal Padang Sidimpuan yang baru 1,5 bulan jualan salak di kawasan Pajak Gajah Jl. Gajah itu mengakui semua perbuatannya.

“Malam itu kami kumpul-kumpul bang, jadi di situ kami minum kopi dan makan-makan snack. Di situlah ganti-gantian kami gituin dia,” kata pelaku.

Kenapa ia tega perbuatan keji itu? Pria berkulit gelap itu mengaku penyimpangan seks itu terjadi karena dirinya juga pernah menjadi korban sodomi saat masih duduk di bangku kelas VI SD di kampung halamannya. “Waktu kelas VI SD aku pernah disodomi bang. Yang menyodomi aku abang-abanganku di kampung itu. Berkali-kali aku disodomi waktu masih SD. Sejak itulah aku takut dan sampai sekarang jadi punya kelainan seks,” katanya seraya menangis.

Trauma itu pula yang membuat Harsat mengalami kelainan. “Baru ini aku melakukan perbuatan itu. Sebelumnya tak pernah. Tak ada korban-korban lain bang,” katanya.

Hingga kemarin sore, Harsat masih menjalani pemeriksaan di Unit Perlindungan Perempuan Anak Polsek Percut Sei Tuan. Sedang kedua temannya masih buron. Bahkan, di hadapan penyidik Aiptu Erna Simangunsong, pelaku mengaku siap di konfrontir dengan korban untuk meluruskan kejadian sebenarnya. “Aku siap dijumpakan sama korban, yang sering itu kawan-kawan lain si Iwan sama si Maslan,” katanya seraya tertunduk. (wel/deo)

Foto: Well/PM Aiptu Erna Simangunsong saat memintai keterangan pada Harsat Daulay, pelaku sodomi.
Foto: Well/PM
Aiptu Erna Simangunsong saat memintai keterangan pada Harsat Daulay, pelaku sodomi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kasus pelecehan seksual terhadap anak kembali terjadi. Kali ini giliran seorang pelajar SMP berinisial FAP (14), warga Jl. Perbatasan, Komplek Dafa Cemerlang, Desa Bandar Setia yang jadi korban. Ia berkali-kali disodomi oleh tiga pria dewasa sekaligus. Aksi bejat pelaku terungkap oleh bekas cupangan di leher korban.

Kisah pahit ini berawal dari perkenalan FAP dengan tetangganya bernama Iwan (40), sekitar 3 bulan lalu. Sejak saat itu, FAP mulai sering diajak jalan-jalan dan diberi uang jajan oleh pelaku.

Singkat cerita, setelah hubungan keduanya mulai akrab. Iwan pun melancarkan niat jahatnya dengan menyodomi korban sebanyak 5 kali. Ironisnya, aksi tersebut malah diceritakan pelaku pada dua temannya, Maslan (35) dan Harsat Daulay (32) yang sama-sama tinggal di Jl. Letda Sudjono Medan.

Miris, ternyata cerita Iwan membuat Maslan dan Harsat tertarik dan bahkan ingin ‘mencicipi’ tubuh FAP. Setelah mendapat trik dari Iwan, Maslan dan Harsat pun berhasil menyodomi remaja bertubuh tinggi kurus itu.

Terakhir, perbuatan tak pantas ditiru ini kembali dilakukan ketiganya pada Minggu (11/5) malam di pinggiran benteng Sungai Bandar Setia. Awalnya Iwan, Maslan dan Harsat mengajak FAP duduk minum kopi plus makanan ringan. Singkat cerita, setelah mengiming-imingi uang Rp10 ribu, ketiga pelaku lantas bergantian menyodomi FAP.

“Tadi malam terakhir bang, aku diajak minum kopi di dekat benteng sungai. Aku dikasih uang Rp10 ribu, langsung digitukan orang itu aku bang,” kata korban saat membuat laporan ke Polsek Percut Sei Tuan, Senin (12/5) siang.

“Kalau bang Iwan sudah 5 kali bang, aku dikasih jajan. Kalau bang Maslan sudah 2 kali. Terus kalau bang Harsat sudah 2 kali juga. Itu tempatnya di situ juga bang. Orang itu yang mengajak aku karena katanya aku dikasih uang,” kenang korban.

Terungkapnya kasus sodomi ini tersebut setelah ayah korban, P Pulungan (40) curiga melihat bekas cupangan di leher putranya. Curiga, Pulungan pun menginterogasi korban. “Selama ini pun aku sudah curiga melihat sikap anakku yang tiba-tiba berubah jadi pendiam dan pelupa. Terus, kemarin malah kutengok bekas cupangan di lehernya. Makanya terungkaplah. Di situlah langsung naik pitamku dan kubawa dia ke kantor polisi,” kenang Pulungan.

Kecurigaan Pulungan makin besar karena hari itu korban juga pulang ke rumah sekira pukul 01.00 WIB. “Makin curiga aku karena hari itu anakku pulang jam 1 pagi,” kesal Pulungan.

Saat ditanya, awalnya korban sempat berkelit dan mengatakan malam itu baru menghadiri pesta bersama teman sekolahnya. “Katanya dia baru menghadiri pesta kawannya. Tapi pesta apalah sampai jam satu pagi untuk ukuran anak sekolah. Di situlah aku sempat marah dan menasehati dia supaya tak lagi mengulanginya,” kata Pulungan.

Karena ada bekas cupangan di leher korban, awalnya Pulungan mengira anaknya baru melakukan perbuatan tak senonoh dengan teman wanitanya. Tapi dugaan Pulungan meleset. Pasalnya, setelah didesak, FAP akhirnya menceritakan semua yang dialaminya kepada ayahnya. Malam itu juga, ayah korban mencari keberadaan pelaku dan melaporkannya ke Polsek Percut Sei Tuan. Tak lama berselang, petugas berhasil menangkap Harsat dari rumahnya.

Saat ditemui di Polsek Percut Sei Tuan, pria asal Padang Sidimpuan yang baru 1,5 bulan jualan salak di kawasan Pajak Gajah Jl. Gajah itu mengakui semua perbuatannya.

“Malam itu kami kumpul-kumpul bang, jadi di situ kami minum kopi dan makan-makan snack. Di situlah ganti-gantian kami gituin dia,” kata pelaku.

Kenapa ia tega perbuatan keji itu? Pria berkulit gelap itu mengaku penyimpangan seks itu terjadi karena dirinya juga pernah menjadi korban sodomi saat masih duduk di bangku kelas VI SD di kampung halamannya. “Waktu kelas VI SD aku pernah disodomi bang. Yang menyodomi aku abang-abanganku di kampung itu. Berkali-kali aku disodomi waktu masih SD. Sejak itulah aku takut dan sampai sekarang jadi punya kelainan seks,” katanya seraya menangis.

Trauma itu pula yang membuat Harsat mengalami kelainan. “Baru ini aku melakukan perbuatan itu. Sebelumnya tak pernah. Tak ada korban-korban lain bang,” katanya.

Hingga kemarin sore, Harsat masih menjalani pemeriksaan di Unit Perlindungan Perempuan Anak Polsek Percut Sei Tuan. Sedang kedua temannya masih buron. Bahkan, di hadapan penyidik Aiptu Erna Simangunsong, pelaku mengaku siap di konfrontir dengan korban untuk meluruskan kejadian sebenarnya. “Aku siap dijumpakan sama korban, yang sering itu kawan-kawan lain si Iwan sama si Maslan,” katanya seraya tertunduk. (wel/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/