25 C
Medan
Saturday, July 6, 2024

Ini Kronologi Penyerangan Anggota Kostrad Hingga Tewas Disamurai

Ilustrasi. Foto: dok/JPNN.com
Ilustrasi. Foto: dok/JPNN.com

SUMUTPOS.CO- LAPANGAN Syekh Yusuf, Gowa, mendadak berubah menjadi mencekam Minggu (12/7) dini hari sekitar pukul 02.00. Dua anggota TNI menjadi korban penyerangan brutal di sana. Pelaku adalah segerombolan orang yang membawa senjata pisau, parang dan samurai.

Dua tentara itu adalah Pratu Aspin Mallombasang dan Pratu Rahman Faturrahman. Mendapat dua luka tikaman di dada kiri, Aspin akhirnya meninggal. Sementara Pratu Rahman menderita tiga luka tikaman di punggung.

Pratu Rahman adalah anggota Denma Brigif 3 Kostrad 433 dengan NRP 3108019833088, sementara Pratu Aspin adalah anggota Kostrad 433 dengan NRP 3110478111189. Saat ini, Pratu Aspin mengemban tugas sebagai pasukan penjaga perbatasan wilayah Indonesia dan Malaysia.

Berdasarkan informasi yang dikumpulkan, saat itu mereka sedang berkumpul bersama warga sekitar. Tiba-tiba sekitar 15 orang menggunakan motor datang.

Tanpa ba bi bu mereka yang membawa senjata tajam langsung menyerang. Warga pun semburat.

Aspin yang melihat kejadian itu turut melawan dan berupaya membantu Rahman menyelamatkan diri. Namun sayang, upaya keduanya justru memancing aksi para pelaku penyerangan semakin beringas.

Rahman yang berlari ke arah Jalan Masjid Raya berhasil diraih para pelaku. Tepat di depan kantor Pemkab Gowa, Rahman dikeroyok, lalu ditikam pada bagian punggung.

Sementara itu, Aspin tidak sempat meninggalkan lokasi. Anggota TNI tersebut terjebak dalam kepungan para pelaku, dikeroyok, hingga akhirnya ditikam di dada kiri. Usai beraksi, para pelaku melarikan diri dengan cara berpencar.

Korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Syekh Yusuf untuk dirawat, sebelum akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Pelamonia pukul 03.00 Wita.

Kabidhumas Polda Sulsel Kombes Pol F. Barung Mangera menyatakan, jajaran Polres Gowa masih melakukan penyelidikan. Identitas para pelaku penyerangan belum diketahui.

Sementara itu, Kapendam VII Wirabuana Letkol I Made Sutia menambahkan, kasus tersebut juga diselidiki secara terpisah oleh pihak TNI. Meski demikian, penyelidikan dilakukan dengan koordinasi pihak kepolisian. (zaq/mas/diq)

Ilustrasi. Foto: dok/JPNN.com
Ilustrasi. Foto: dok/JPNN.com

SUMUTPOS.CO- LAPANGAN Syekh Yusuf, Gowa, mendadak berubah menjadi mencekam Minggu (12/7) dini hari sekitar pukul 02.00. Dua anggota TNI menjadi korban penyerangan brutal di sana. Pelaku adalah segerombolan orang yang membawa senjata pisau, parang dan samurai.

Dua tentara itu adalah Pratu Aspin Mallombasang dan Pratu Rahman Faturrahman. Mendapat dua luka tikaman di dada kiri, Aspin akhirnya meninggal. Sementara Pratu Rahman menderita tiga luka tikaman di punggung.

Pratu Rahman adalah anggota Denma Brigif 3 Kostrad 433 dengan NRP 3108019833088, sementara Pratu Aspin adalah anggota Kostrad 433 dengan NRP 3110478111189. Saat ini, Pratu Aspin mengemban tugas sebagai pasukan penjaga perbatasan wilayah Indonesia dan Malaysia.

Berdasarkan informasi yang dikumpulkan, saat itu mereka sedang berkumpul bersama warga sekitar. Tiba-tiba sekitar 15 orang menggunakan motor datang.

Tanpa ba bi bu mereka yang membawa senjata tajam langsung menyerang. Warga pun semburat.

Aspin yang melihat kejadian itu turut melawan dan berupaya membantu Rahman menyelamatkan diri. Namun sayang, upaya keduanya justru memancing aksi para pelaku penyerangan semakin beringas.

Rahman yang berlari ke arah Jalan Masjid Raya berhasil diraih para pelaku. Tepat di depan kantor Pemkab Gowa, Rahman dikeroyok, lalu ditikam pada bagian punggung.

Sementara itu, Aspin tidak sempat meninggalkan lokasi. Anggota TNI tersebut terjebak dalam kepungan para pelaku, dikeroyok, hingga akhirnya ditikam di dada kiri. Usai beraksi, para pelaku melarikan diri dengan cara berpencar.

Korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit Syekh Yusuf untuk dirawat, sebelum akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Pelamonia pukul 03.00 Wita.

Kabidhumas Polda Sulsel Kombes Pol F. Barung Mangera menyatakan, jajaran Polres Gowa masih melakukan penyelidikan. Identitas para pelaku penyerangan belum diketahui.

Sementara itu, Kapendam VII Wirabuana Letkol I Made Sutia menambahkan, kasus tersebut juga diselidiki secara terpisah oleh pihak TNI. Meski demikian, penyelidikan dilakukan dengan koordinasi pihak kepolisian. (zaq/mas/diq)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/