31 C
Medan
Wednesday, July 3, 2024

Diperiksa, Brigadir Manalu Membantah

Foto: Well/PM Bigadir GS Manalu, yang dilaporkan menganiaya dan merampok dua pemuda.
Foto: Well/PM
Brigadir GS Manalu, membantah telah menganiaya dan merampok dua pemuda.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kasus penganiayan dan perampokan Muhammad Saputra (19) warga Jl. Periuk-Ayahanda, dan Fadli Pranta (19) warga Jl. Pabrik Tenun di Jl. Nibung Raya Medan yang melibatkan 3 oknum polisi beberapa waktu lalu, mulai menemui titik terang. Brigadir GS Manalu disebut sebagai satu dari tiga pelaku.

Namun saat ditemui, Brigadir GS Manalu membantah tuduhan kedua korban. Meski sempat dipanggil dan diperiksa di Sat Reskrim Polresta Medan, petugas Sabhara Polresta Medan ini kembali dipulangkan.

Sebelumnya dilaporkan, Muhammad Saputra dan Fadli Pranata dikejar oleh Brigadir GS Manalu yang ketika itu sedang patroli. Lantaran tak mau disuruh berhenti, Brigadir GS Manalu mengejar keduanya dari Jl. Gajah Mana hingga ke kawasan Jl. Nibung Raya Medan.

“Tidak ada saya pukul dan rampok mereka bang. Waktu itu mereka boncengan tak pakai helm, jadi saya suruh berhenti. Tapi mereka malah kabur, jadi saya curiga sama mereka terus saya kejar sampai ke lokasi itu,” kata Brigadir GS Manalu menjelaskan kronologis kejadian.

Masih menurutnya, jika luka yang diderita Muhammad Saputra dan Fadli Pranata diakibatkan terjatuh dari Honda Supra X yang mereka kendarai usai menabrak trotoar.

“Mereka ’kan mau kabur bang, jadi karena melaju kencang mungkin mereka gugup dan panik. Jadi nabrak trotoarlah, terus jatuh, keretanya pun rusak itu. Pas saya sampai di sana, mereka sudah dalam posisi jatuh dan luka-luka. Mana ada karena saya pukuli,” sangkalnya.

Tak hanya itu, Brigadir GS Manalu pun mengaku siap dikonfrontir dengan kedua pelapor guna mencari tau seperti apa kebenaran kejadian saat itu. Namun pengakuan Brigadir GS Manalu disangkal Muhammad Saputra. Diakui korban, saat kejadian, handphone Samsung miliknya juga dirampas oleh Brigadir GS Manalu.

“Kalau memang tak betul bang, ya balikkan handphoneku lah. Orang handphoneku diambil dia waktu itu,” kata korban.

Saat disinggung soal keberadaan hanphone korban, Brigadir GS Manalu kembali berdalih handphone korban jatuh dan tertabrak mobil yang melintas. “Ya handphone dia itu jatuh bang, ditabrak mobil yang melintas,” kata anggota Polri ini.

Sementara Kasi Propam Polresta Medan AKP Iskandar yang dikonfirmasi mengaku pihaknya belum menerima laporan korban. “Laporan korban masih di Sat Reskrim, tunggu pidana umum dulu baru disiplin, itupun kalau terbukti,” katanya.

Saputra dan Fadli jadi korban pemukulan 3 polisi yang 2 diantaranya mengenakan seragam Polri. Peristiwa ini terjadi di Jl. Gatot Subroto persimpangan Jl. Nibung Raya, Selasa (8/7) sekira pukul 00.00 WIB. Kerena tak terima, kedua korban pun mendatangi Polresta Medan untuk membuat pengaduan, Rabu (9/7) sekira pukul 14.30 WIB.

Kasus itu bermula saat kedua sekawan itu berboncengan mengendarai sepeda motor Honda Supra X BK 6659 GA hendak membeli nasi goreng ke kawasan Jl. Gajah Madan. Usai membeli nasi goreng, keduanya dihampiri 2 pria berseragam Polri yang berboncengan dengan sepeda motor trail.

Takut karena tak memakai helm, Fadli yang mengendarai sepeda motor memilih kabur dan menghindar dari kedua pria yang diduga petugas Sabhara Polresta Medan itu. Namun apes, keduanya terus di kejar hingga ke kawasan Jl. Nibung Raya. Parahnya lagi, keduanya diteriaki rampok oleh kedua pelaku hingga gugup dan terjatuh. Bahkan, keduanya nyaris diamuk massa.

Meski lepas dari amukan masa, tapi kedua korban malah dipukuli oleh kedua pelaku. Parahnya lagi, Fadli sempat ditodong pistol. Tak hanya dipukuli, para pelaku pun membawa kabur handphone Samsung S4 milik Saputra. “Siap dipukuli, handphoneku pun diambil sama orang itu bang. Ya itu yang buat kami terkejut dan tak terima,” kesal Saputra. (wel/deo)

Foto: Well/PM Bigadir GS Manalu, yang dilaporkan menganiaya dan merampok dua pemuda.
Foto: Well/PM
Brigadir GS Manalu, membantah telah menganiaya dan merampok dua pemuda.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kasus penganiayan dan perampokan Muhammad Saputra (19) warga Jl. Periuk-Ayahanda, dan Fadli Pranta (19) warga Jl. Pabrik Tenun di Jl. Nibung Raya Medan yang melibatkan 3 oknum polisi beberapa waktu lalu, mulai menemui titik terang. Brigadir GS Manalu disebut sebagai satu dari tiga pelaku.

Namun saat ditemui, Brigadir GS Manalu membantah tuduhan kedua korban. Meski sempat dipanggil dan diperiksa di Sat Reskrim Polresta Medan, petugas Sabhara Polresta Medan ini kembali dipulangkan.

Sebelumnya dilaporkan, Muhammad Saputra dan Fadli Pranata dikejar oleh Brigadir GS Manalu yang ketika itu sedang patroli. Lantaran tak mau disuruh berhenti, Brigadir GS Manalu mengejar keduanya dari Jl. Gajah Mana hingga ke kawasan Jl. Nibung Raya Medan.

“Tidak ada saya pukul dan rampok mereka bang. Waktu itu mereka boncengan tak pakai helm, jadi saya suruh berhenti. Tapi mereka malah kabur, jadi saya curiga sama mereka terus saya kejar sampai ke lokasi itu,” kata Brigadir GS Manalu menjelaskan kronologis kejadian.

Masih menurutnya, jika luka yang diderita Muhammad Saputra dan Fadli Pranata diakibatkan terjatuh dari Honda Supra X yang mereka kendarai usai menabrak trotoar.

“Mereka ’kan mau kabur bang, jadi karena melaju kencang mungkin mereka gugup dan panik. Jadi nabrak trotoarlah, terus jatuh, keretanya pun rusak itu. Pas saya sampai di sana, mereka sudah dalam posisi jatuh dan luka-luka. Mana ada karena saya pukuli,” sangkalnya.

Tak hanya itu, Brigadir GS Manalu pun mengaku siap dikonfrontir dengan kedua pelapor guna mencari tau seperti apa kebenaran kejadian saat itu. Namun pengakuan Brigadir GS Manalu disangkal Muhammad Saputra. Diakui korban, saat kejadian, handphone Samsung miliknya juga dirampas oleh Brigadir GS Manalu.

“Kalau memang tak betul bang, ya balikkan handphoneku lah. Orang handphoneku diambil dia waktu itu,” kata korban.

Saat disinggung soal keberadaan hanphone korban, Brigadir GS Manalu kembali berdalih handphone korban jatuh dan tertabrak mobil yang melintas. “Ya handphone dia itu jatuh bang, ditabrak mobil yang melintas,” kata anggota Polri ini.

Sementara Kasi Propam Polresta Medan AKP Iskandar yang dikonfirmasi mengaku pihaknya belum menerima laporan korban. “Laporan korban masih di Sat Reskrim, tunggu pidana umum dulu baru disiplin, itupun kalau terbukti,” katanya.

Saputra dan Fadli jadi korban pemukulan 3 polisi yang 2 diantaranya mengenakan seragam Polri. Peristiwa ini terjadi di Jl. Gatot Subroto persimpangan Jl. Nibung Raya, Selasa (8/7) sekira pukul 00.00 WIB. Kerena tak terima, kedua korban pun mendatangi Polresta Medan untuk membuat pengaduan, Rabu (9/7) sekira pukul 14.30 WIB.

Kasus itu bermula saat kedua sekawan itu berboncengan mengendarai sepeda motor Honda Supra X BK 6659 GA hendak membeli nasi goreng ke kawasan Jl. Gajah Madan. Usai membeli nasi goreng, keduanya dihampiri 2 pria berseragam Polri yang berboncengan dengan sepeda motor trail.

Takut karena tak memakai helm, Fadli yang mengendarai sepeda motor memilih kabur dan menghindar dari kedua pria yang diduga petugas Sabhara Polresta Medan itu. Namun apes, keduanya terus di kejar hingga ke kawasan Jl. Nibung Raya. Parahnya lagi, keduanya diteriaki rampok oleh kedua pelaku hingga gugup dan terjatuh. Bahkan, keduanya nyaris diamuk massa.

Meski lepas dari amukan masa, tapi kedua korban malah dipukuli oleh kedua pelaku. Parahnya lagi, Fadli sempat ditodong pistol. Tak hanya dipukuli, para pelaku pun membawa kabur handphone Samsung S4 milik Saputra. “Siap dipukuli, handphoneku pun diambil sama orang itu bang. Ya itu yang buat kami terkejut dan tak terima,” kesal Saputra. (wel/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/