Odah, yang dulunya dikenal akan pandangan keagamaan yang ekstrim dan pernah dipenjara dari 1994 sampai 1999 karena mendorong perubahan politik, adalah seorang imam populer dengan 14 juta pengikut di Twitter.
Qarni, yang ditahan di kota Abha di selatan dilaporkan meyerukan dilangungkannya hubungan yang lebih baik dengan Qatar di akun Twitter-nya, yang memiliki dua juta pengikut.
Pada Rabu kemarin, para aktivis mengedarkan daftar tokoh-tokoh lain yang diyakini telah ditahan, termasuk beberapa imam, akademisi, presenter televisi dan seorang penyair. Beberapa dari mereka tidak memiliki hubungan yang jelas dengan pandangan politik Islamis atau sejarah menentang monarki Saudi.
Sementara itu Kementerian Dalam Negeri Saudi mendesak warga untuk melaporkan setiap ucapan di media sosial yang mempromosikan “gagasan teroris atau ekstremis” melalui sebuah aplikasi ponsel yang diluncurkan tahun lalu. Secara terpisah jaksa mengingatkan mereka di Twitter bahwa “merugikan reputasi atau status negara” merupakan “kejahatan terorisme”.
Sebelumnya muncul pula sebuah kelompok oposisi yang menamakan dirinya “Gerakan 15 September” yang mengeluarkan seruan untuk melakukan demonstrasi damai pada Jumat ini untuk mendesak pihak berwenang untuk mengatasi kemiskinan, meningkatkan hak-hak perempuan dan membebaskan tahanan politik.
Unjuk rasa merupakan tindakan yang dilarang di Arab Saudi dan diancam dengan pidana. (dikutip dari bbc)